Rabu, 18 Juli 2012

Pelaksanaan e-KTP di Tuban Sudah Mencapai 60 %


Hingga saat ini pelaksanaan elektronik Kartu Tanda Penduduk (e-KTP) di Kabupaten Tuban sudah mencapai 60 persen. Sesuai dengan Surat Edaran Mendagri , Program yang menelan dana APBD hingga Rp. 4,2 milyar ini ditargetkan selesai minggu kedua bulan Oktober 2012 mendatang. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Bidang  Kependudukan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Pemkab Tuban, Djoko  Ludiono di ruang kerjanya, Rabu (18/07/2012).

“Alhamdulillah Untuk Kecamatan Kenduruan bulan ini sudah selesai. Sesuai dengan target kami beberapa kecamatan lainya seperti Bangilan, Senori, Tambakboyo, Singgahan, Parengan, Montong, Jenu, Widang,  Grabagan dan beberapa kecamatan lainya akan selesai pada bulan September,” ungkapnya.

Sementara itu, untuk Kecamatan yang banyak wajib e-KTP adalah Kec. Palang, Kec. Soko, Kec. Semanding dan Kec. Kota tetap akan kita tuntaskan pada awal Oktober mendatang. Lebih lanjut mantan Aktivis HMI ini juga menambahkan, Pelaksanaan program ini dapat berjalan dengan baik dan karena  terpenuhinya beberapa faktor yang penting.

Seperti kinerja operator yang maksimal, alat yang disediakan dimasing-masing kecamatan serta kesadaran warga juga sangat mendukung untuk mensukseskan program Pemerintah Pusat tersebut. Beberapa kendala yang ditemui adalah alat yang error sehingga mengganggu pelayanan masyarakat.

“Akibatnya setelah menerima laporan, saya langsung meluncur ke Jakarta untuk memperbaiki dan menukar alat supaya besuk pelayanan kepada masyarakat tidak mengalami hambatan,” tuturnya.

Saat dikonfirmasi terkait lambatnya proses cetak e-KTP tersebut, mantan Camat Grabagan ini mengatakan bahwa banyaknya tahapan yang harus dilakukan. Mulai pemindai kornea mata dan sidik jari. “Di lokasi pelayanan langsung diambil data base masyarakat dan sidik jari. Setelah itu data dikirim ke pusat dan sekitar sekitar 2 minggu KTP nya langsung dibagikan kepada warga. Saat penyerahan itu KTP jenis lama langsung ditarik,” jelasnya.
»»  Baca Selanjutnya...

Membumikan ASWAJA di Bumi Wali


ASWAJA, istilah ini mungkin belum terlalu familiar di telinga, tetapi ketika di jabarkan ASWAJA merupakan singkatan dari Ahlisunnah Wal Jamaah yang sudah familiar ditelinga masyarakat terutama kalangan Nahdliyin. Tetapi diera globalisasi ini penganut Aswaja mendapat tantangan baru dengan adanya Firqoh lain yang mencoba melebarkan sayapnya di Indonesia, tetapi tantangan ini tidak dianggap sebagai hambatan tetapi sebagai motivasi. Motivasi ini ditunjukkan dengan berdirinya Aswaja NU Centre di Jawa timur termasuk di Tuban dengan tujuan untuk membekali masyarakat dengan paham Ahlisunnah Wal Jamaah dan membentengi dari pengaruh Firqoh lain. Perlu membumikan kembali nilai-nilai Aswaja.

Akhir-akhir ini muncul kasus yang mengancam keutuhan NKRI sebagai sebuah bangsa dan negara kesatuan, dan ini perlu mendapat paerhatian khusus, dalam hal ini agama memiliki peran penting. Selain sebagai penuntun spritual dan moral bagi warga negara, agama pun berperan sebagai filter yang menyaring budaya yang layak dan atau sebagai tali pengikat masyarakat.  Agama dapat menyerap secara selektif sedikit atau banyak unsur kebudayaan lokal itu, dan sebagian berusaha menolak pengaruh itu. Dengan kata lain, akulturasi nilai-nilai agama (dalam konteks ini adalah Aswaja) dan budaya lokal (kie-indonesia-an) sebagai strategi pengukuhan jiwa nasional kembali.

Selain dilaksanakan Pengukuhan Pengurus Aswaja NU Centre kabupaten Tuban, Aswaja NU Centre Jatim melaksanakan pula Olimpiade Aswaja dengan tujuan untuk mengukuhkan dan mensosialisasikan nilai-nilai Ahlusunnah Wal Jawaah kepada masyarakat,menanamkan sikap nasionalisme dan menumbuhkan potensi ekonomi kerakyatan. Kegiatan ini diselenggarakan dua tahap, babak penyisihan yang akan diselenggarakan di empat zona dan babak final diselenggarakan di PWNU Jatim di Surabaya, adapun empat zona tersebut adalah Malang, Tuban, Jombang dan Bangkalan.

Seperti di Zona Lain, Zona Tuban yang terdiri dari Tuban, Ngawi, Gresik, Bawean, Lamongan, Bojonegoro, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kangean, Masalembu dan Sidoarjo juga melaksanakan Olimpiade Aswaja ini pada hari Minggu Tanggal 2 juni 2012 bertempat di Pondok Pesantren Sunan Bejagung Semanding Tuban. Perlombaan terdiri dari Lomba Pidato Aswaja, Cerdas Cermat, Qasidah Rebana, Al-Banjari dan Karya tulis Ilmiah Aswaja.

Dalam sambutannya Bupati Tuban H. Fathul Huda sangat senang dengan dilaksanakannya Olimpiade Aswaja di Tuban. “Tidak Berlebihan Jika Tuban menyandang Bumi Wali” kata beliau. Sebutan Bumi Wali yang disandang juga memiliki konsejuensi yang harus ditanggung yaitu dengan menambah ke-religiusan dan mengurangi segala kemaksiatan yang ada di Kabupaten Tuban. Dengan Bumi Wali diharapkan Barokah Wali akan terus mengalir. Barokah ini sudah bisa dirasakan dengan didapatnya penghargaan prestasi tingkat Provinsi bahkan nasional seperti, Adipura, WTP, WTN, Adiwiyata, Kalpataru dan penghargaan-penghargaan yang lain.

Kehidupan saat ini yang semakin maju mengakibatkan semakin berkurangnya faham NU dan Aswaja yang sebenarnya, banyak Orang NU yang tidak mengerti ke-NU-annya. Oleh sebab itu Olimpiade Aswaja dirasa tepat dan diharapkan mampu membentengi generasi muda dari Firqoh lain yang mungkin menyesatkan. Dengan Organisasi yang bagus dan terbentengi diharapkan kedepan NU semakin bisa berperan di masyarakat.

Rangkaian acara di Ponpes Sunan Bejagung tidak hanya berhenti pada pelaksanaan Olimpiade Aswaja, pada hari selasa tanggal 5 Juni 2012 dilaksanakan Pengajian dalam rangka Haul Ponpes Sunan Bejagung yang ke 14. Dalam acara ini ceramah agama diisi langsung oleh KH. Miftahul Ahyar, Rois Suriyah PWNU Jatim yang juga menyoroti pentingnya faham Aswaja difahami oleh para Nahdliyin. Diikuti ratusan jamaah pengajian ini berlangsung Khidmad dan lancar.
»»  Baca Selanjutnya...

Tuban Raih Kembali Penghargaan P2BN Tahun 2012


Pemerintah Kabupaten Tuban melalui Bupati Tuban, H. Fathul Huda kembali meraih penghargaan dari pemerintah pusat. Kali ini penghargaan yang diraih tersebut adalah Penghargaan Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) Tahun 2012. Hal ini sesuai dengan undangan dari Direktorat Budidaya Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Sedianya penghargaan tersebut akan diserahkan langsung oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Lt 11, West Mall Grand Indonesia, Jakarta Pusat, pada hari Rabu tanggal 18 Juli 2012.

Di Provinsi Jawa Timur terdapat 16 Kabupaten/ Kota yang mendapat penghargaan ini termasuk Kabupaten Tuban,  Adapun pertimbangan penerimaan penghargaan ini, karena Kabupaten Tuban dinilai berhasil meningkatkan produksi beras nasional diatas 5 Persen.

Penghargaan P2BN ini menjadi motivasi tersendiri bagi Pemkab Tuban untuk terus melakukan intensifikasi bidang pertanian, misalnya melakukan pembinaan terhadap para kelompok tani,  peningkatan infrastruktur, sarana produksi dan keterampilan petani serta membantu ketersediaan pupuk.
»»  Baca Selanjutnya...

HIPPA Subur Makmur "Klotok - Plumpang" Terbaik Se-Indonesia



Kelompok petani Desa Klotok, Kec. Plumpang, Tuban nampaknya patut dibanggakan. Pasalnya berhasil mendapatkan juara 1 Lomba Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) tingkat nasional yang diselenggarakan pada tanggal 27 mei hingga 01 juni 2012 lalu, di Batam.

Kegiatan ini diikuti oleh 21 Provinsi di tanah air ini. Diantara kelompok peserta HIPPA yang berhasil lolos untuk masuk 5 besar adalah Jawa Timur yang diwakili oleh Tuban, Yogjakarta, Jawa Tengah, NTB dan Jawa Barat.

Kepala Desa Klotok, Suprayitno, Selasa (17/07/2012) mengatakan prestasi ini sangat menggembirakan karena dari seluruh provinsi yang ikut, melalui Kelompok Petani Pengguna Air desa Klotok, Tuban menjadi peserta yang terbaik.

“Kelompok HIPPA yang kami punya sangat berkualitas. Dalam lomba yang diselenggarakan di Batam kemarin, kita dituntut untuk mempresentasikan profil, tanya jawab dan sarasehan yang diwakili oleh Koordinator HIPPA kami Purwanto dan Nursalim,” ungkapnya.

Dia juga menjelaskan, kemenangan yang diperolehnya ini disebabkan oleh beberapa hal-hal teknis yang tidak dimiliki oleh kelompok-kelompok lainya. Diantaranya legalitas HIPPA, AD/ART yang dijalankan dengan baik.

Yang lebih penting lagi adalah sistem pompanisasi dengan mengambil air dari Bengawan Solo sudah memiliki izin melalui Unit P2T Surabaya. selain itu, melalui empat pompa induk air disalurkan ke 22 pompa diesel untuk mengairi lahan warga.

“Dan pada saat musim hujan kita sudah menyiapkan untuk pembuangan air yang menggenangi sawah setelah hujan turun. Untuk proses pembuanganya kita sudah menyiapkan tiga sungai kecil untuk mengatasi hal tersebut,” tutur Kades lulusan Pasca Sarjana UGM tersebut.

Selain itu, Kades yang juga mantan Dosen Universitas Wangsa Manggala ini juga menambahkan, bahwa Kelompok HIPPA binaanya ini juga sering menyabet juara ada beberapa lomba lainya, baik tingkat lokal, regional sampai nasional.

Yakni mendapatkan juara 1 HIPPA di Malang, juara 1 lomba desa tingkat Kabupaten yang mendapatkan hadiah Rp. 100 juta. Lalu hampir beriringan dengan lomba di Batam, Desa Klothok juga mendapatkan tinjauan lapangan dari Dirjen Kementrian Pertanian, Dirjen Kementrian Dalam Negeri, Dirjen Kementrian PU, Dosen IPB dan perwakilan dari LSM .

Sementara itu, menurut ketua HIPPA Subur Makmur, Suprayitno Keberadaan Kelompok Petani Pengguna Air ini sangat memberikan manfaat yang sangat besar terhadap mata pencaharian masyarakat Desa Klotok. Dengan lancarnya saluran irigasi pertanian tentu akan dapat mendorong hasil panen yang melimpah

“satu hektar tanah hasilnya mencapai 10 sampai 11 ton, Jumlah areal yang kami punya mencapai 600 hektar. Jadi penghasilan total keseluruhan musim panen kemarin mencapai Rp. 1 Milyar,” tuturnya.
»»  Baca Selanjutnya...

Muhammadiyah, Awali Puasa pada Hari Jum'at


Meski pemerintah belum menetapkan awal puasa, namun Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Muhammadiyah Tuban telah memastikan bahwa awal Ramadan 1433 Hijriah jatuh pada Jumat, tanggal 20 Juli 2012.

Hal ini berdasarkan keputusan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Muhammadiyah yakni dalam Maklumat DPP nomor 01/MLM/I.0/E/2012 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah 1433 Hijriah, serta imbauan menyambut bulan suci Ramadan.

Ketua DPD Muhammadiyah Tuban, Mamba’ul Musofa mengatakan, keputusan itu merupakan hasil perhitungan adanya hilal (hisab wujudul hilal) oleh Majlis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Keputusan tersebut telah disebarkan ke semua anggota organisasi keagamaan ini sejak pertengahan Juni dan akan diikuti oleh warga Muhammadiyah di bumi Ronggolawe. Musofa menambahkan, dengan keputusan itu warga Muhammadiyah akan menjalankan ibadah puasa selama 30 hari, yakni dari 20 Juli hingga 18 Agustus 2012.

“Pada Kamis malam, dilaksanakan Shalat Tarawih. Esoknya, Jumat, 20 Juli, mulai puasa,” kata Agus, saat ditemui dikantornya, Minggu (14/07/2012).

Lebih lanjut Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Tuban ini menjelaskan, bahwa saat tanggal 19 Juli itu, posisi hilal 1 derajat 38 menit 48 detik di seluruh Indonesia. “Saat matahari tenggelam bulan berada diatas ufuk, sehingga 1 Ramadan jatuh pada tanggal 20 Juli 2012,” Tuturnya.

Sedangkan, mengenai untuk awal puasa versi pemerintah, Musofa mengaku belum mengetahui, karena Kementerian Agama (Kemenag) belum melakukan sidang isbat (penetapan) awal Ramadhan. “Diperkirakan untuk lebaran akan sama dengan yang ditetapkan oleh pemerintah, tapi mungkin puasanya lebih awal,” ujarnya.

Namun demikian, jika memang ada perbedaan nantinya, masyarakat diharapkan bisa menghormati dan menghargai perbedaan tersebut. “Kami berharap, semua pihak bisa menghargai dan menghormati perbedaan pendapat. Agar dapat menjalankan ibadah puasa dengan tenang,” tandasnya.

Saat ditanya tentang sidang isbat, bahwa banyak opini berkembang DPP Muhammadiyah tidak akan menghadiri sidang Isbat. Pria yang pernah menjadi Guru Teladan Se-Provinsi Jawa Timur ini menambahkan, masalah akan hadir atau tidak, bukan kapasitasnya menjawab.

“Kalau ada isu yang berkembang bahwa Muhammadiyah tidak bakal menghadiri sidang Isbat, saya katakan bahwa itu bohong. Kita tunggu saja informasi yang lebih akurat,”pungkasnya.
»»  Baca Selanjutnya...

80 RTM Terima Dana Sosial Program PNPM-MP dari UPK Soko

Pada hari Rabu (18/07/2012) sekitar pukul 14.30 WIB bertempat di Balai Desa Nguruan , sebanyak 80 Rumah Tangga Miskin (RTM) menerima Dana Sosial Program PNPM-MP Kecamatan Soko Kabupaten Tuban Tahun Anggaran 2011. Dana Sosial tersebut merupakan bentuk kepedulian UPK Soko terhadap pengentasan kemiskinan yang dari tahun ke tahun semakin berkurang. Dana sosial diserahkan oleh Ibu Sri Batun dari UPK Kecamatan Soko dan langsung diterimakan kepada 80 RTM yang hadir.

Dalam kesempatan ini Bu Batun menjelaskan bahwa Dana Sosial ini merupakan laba dari program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yang dikelola oleh UPK Soko dan digunakan untuk menyantuni RTM di 23 desa yang tergabung dalam kecamatan Soko. Oleh karena itu, diharapkan kepada seluruh RTM terutama 2/3 dari RTM yang hadir adalah mayoritas perempuan untuk selalu mendukung Program-program dari UPK Kecamatan Soko terutama program Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Tidak salah jika masyarakat desa Nguruan untuk mendukung program UPK karena Ketua UPK Bapak M. Hasyim dan Kasir UPK Mas Miftahul Huda adalah penduduk asli dari desa Nguruan.

“Jangan melihat besar atau kecilnya bantuan, tapi lihatlah niatnya. Semoga bantuan sosial ini dapat membantu RTM dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan harus kita syukuri bersama”, kata Bu Batun.

Besar Dana Sosial Tahun Anggaran 2011 untuk desa Nguruan adalah Rp4.000.000,00 yang dibagikan kepada 80 RTM yang layak menerima, sehingga 1 RTM-nya masing-masing mendapatkan Dansos sebesar Rp50.000,00.

»»  Baca Selanjutnya...

Raperda Perlindungan Ternak Disetujui jadi Perda


Fraksi Partai Golkar Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jatim menyatakan mendukung untuk pembentukan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Tentang Pengendalian Ternak Sapi dan Kerbau Betina Produktif menjadi Peraturan Daerah (Perda). Ini dilakukan guna melindungi sapi dan kerbau yang produktif agar tidak dipotong.
Juru Bicara Fraksi Partai Golkar DPRD Prov Jatim, H Freddy Poernomo SH MH, dikonfirmasi di Surabaya, Rabu (18/7) mengatakan, populasi sapi potong dan sapi perah pada tahun 2011 dibandingkan tahun 2010 mengalami peningkatan pada sapi potong dan sapi perah. Untuk sapi potong naik sekitar 6,02 persen dan sapi perah sekitar 8,73 persen.
Dengan melihat data itu, ungkap Freddy, seperti dikutip kominfojatim,  mengindikasikan bahwa pemberantasan penanggulangan penyakit hewan menular dan pengawasan lalulintas ternak di perbatasan Jawa Timur berjalan dengan baik. Begitu pula menyangkut pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) cukup memadai, termasuk bantuan pakan dan obat-obatan kepada kelompok penerima bantuan ternak.
Sementara itu, lanjutnya, populasi ternak kerbau mengalami penurunan sekitar 5,26 persen, yakni dari 49.638 ekor menjadi 32.675 ekor. Sedangkan pada tahun 2011 terjadi pergeseran kepenggunaan peralatan teknologi dalam membajak sawah. Pada tahun 2011 terjadi peningkatan pendapatan peternak sapi potong 1,12 persen dan pengendalian pemotongan ternak sapi betina bertanduk produktif dari 35 persen menjadi 10 persen.
Namun, masih dijumpai sejumlah permasalahan yang membutuhkan beberapa perhatian khusus. Pertama masih terjadi di beberapa Rumah Pemotohan Hewan (RPH) dengan alasan setelah ternak tersebut beranak tiga ekor, nilai jualnya menjadi rendah.
Kedua, masih adanya rumah teknis dan masih belum memadai. Ketiga, masih ada Bahan Asal Hewan (BAH) dan Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) yang masuk dan keluar Jawa Timur tidak sesuai dengan prosedur yang diterapkan.
Dia menjelaskan, berdasarkan hasil pengamatan terjadinya pemotongan ternak sapi dan kerbau betina produktif dikarenakan motif ekonomi, dengan rata-rata kepemilikan sekitar satu hingga tiga ekor.
Selain itu, dikarenakan, kebutuhan dana mendesak untuk anggota keluarga yang sakit, himpitan ekonomi dalam keseharian, menikahkan anak perempuan, dan biaya berangkat haji seringkali menjadi penyebab peternak sapi dan kerbau betina produktif terpaksa dijual atau dipotong di RPH.
Hal lain yang juga diperhatikan, yakni kurang optimalnya pemeriksaan hewan sebelum dipotong, lemahnya penegakan larangan pemotongan ternak sapi dan kerbau betina produktif sehingga tidak terinventarisasi dengan baik.
Karena itu, maka sangat penting, strategis, dan mendesak diterbitkannya Peraturan Daerah tentang Pengendalian Ternak Sapi dan Kerbau Betina Produktif agar Jawa Timur terjaga sebagai sentra dan basis produksi daging ternak serta menjadi salah satu pemasok kebutuhan daging nasional.
Lebih lanjut dia mengatakan, untuk menyesuaikan judul Raperda agar memiliki pengertian yang luas dan bisa ditindaklanjuti dalam bentuk Peraturan Gubernur; menyelaraskan rumusan maksud dan tujuan penyusunan Raperda, termasuk penyempurnaan alur materi dan menghindari tumpang tindih dengan kewenangan pengaturan yang dimiliki kabupaten/kota.
“Saya berharap agar Raperda ini mampu memberikan kontribusi yang positif bagi kesejahteraan masyarakat Jawa Timur,” ujarnya.
»»  Baca Selanjutnya...

Jamu Gendong Bertahan di Tengah Gelontoran Obat Instan


Era jamu dan obat instan yang terus menggelontor pasar, masih belum bisa mengggeser jamu gendong yang terbuat dari bahan alam. Setidaknya, bagi sebagian masyarakat masih gemar mengkonsumsi jamu khas profil Jawa ini. Meski, jumlah penjual jamu gendong boleh dibilang makin sedikit, namun mereka konsisten.
Dengan menggunakan rinjing, sejenis bakul berukuran besar dari bambu untuk menempatkan jamu-jamunya yang kemudian digendong mereka menjajakan daganganya. Mungkin inilah kenapa penjual jamu traisional ini dinamakan jamu gendong karena menjualnya dengan digendong.
Adalah Sukarmi, 45, warga Desa Margoaji, Kecamatan Parengan, Tuban, setiap hari ibu yang biasa berdagang jamu di Kecamatan Montong ini menjajakan dagangan jamunya dari desa ke desa dengann jarak tempuh puluhan kilometer. Perawakannya sedang dengan senyum yang selalu keibuan. Meski usianya sudah mendekati udzur, tapi Sukarmi tetap terlihat bersemangat mengendong jamunya berkeliling desa.
Sukarmi mengaku, setiap hari ia memulai aktifitasnya sejak pukul 4 pagi, mempersiapkan ramuan jamunya dan segala keperluan lain. Sekitar jam 7 pagi barulah ia pergi berjualan.
Selama hampir 15 tahun menjadi penjual jamu gendong keliling, Sukarmi sudah banyak merasakan suka dukanya. Ini membuatnya selalu bersyukur dengan apa yang ada karena ia selalu meyakini manusia lahir ke dunia dengan rejekinya masing-masing.
“Saya selalu bersyukur dengan hidup ini. Itu karena saya percaya manusia lahir ke dunia dengan rejekinya masing-masing,” ujarnya saat melayani penjualnya di Desa Pucangan. Kecamatan
Montong. Selasa (17/7).

Sukarmi tidak sendiri, ada beberapa orang dari kampungnya yang menjual jamu gendong keliling.
Sukarmi mengatakan kalau jamu yang ia jual ini adalah hasil racikanya sendiri, tanpa bahan pengawet, apalagi bahan yang membahayakan,
“Jamu ini saya sendiri yang meracik. Dulu saya diajari sama Bude saya yang juga penjual jamu. Saya menjadi penerus bude sebagai penjual jamu,” tutur Sukarmi.
Ada beragam jenis jamu yang di jual Sukarmi. Mulai jamu gepyok, beras kencur dan kunci suruh. Menurut dia, masing-masing ramuan memiliki khasiat sendiri-sendiri. Beras kencur, misalnya, untuk kesegaran. Gepyok biasanya diminum ibu-ibu yang habis melahirkan. Sedangkan kunci suruh untuk obat pelega perut sakit dan banyak lagi lainnya.
Hari demi hari dilalui Sukarmi pada jalan dan rentang waktu yang sama. Hanya yang berbeda adalah almanac yang terus berputar. Seperti roda kehidupan yang terus menggelinding dan membuatnya semakin tua dan lelah. Lantas, sampai kapan perempuan itu akan bertahan memanggul rinjing jamu khas si Mbok di pundaknya? Sukarmi cuma terkekeh.
»»  Baca Selanjutnya...

Awali Puasa, Warga NU Diminta Tunggu Hasil Rukyat


Mengawali puasa Ramadan 1433 Hijriyah yang dimungkinkan terjadi perbedaan, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PCNU) Jawa Timur meminta kepada warga nahdliyyin untuk menunggu hasil ihbar (pengumuman resmi) PBNU.
Hal ini dilakukan, mengingat ormas lain ada yang menetapkan awal puasa Jumat 20 Juli mendatang, sedangkan PBNU melalui tim rukyatul hilal baru akan melakukan pengamatan awal bulan qomariyah, karena pada tanggal 20 Juli bulan qomariyah baru tanggal 29 Syaban dan posisi hilal kurang dari 2 derajat di atas ufuk.
“Dari 21 Ormas dan Lembaga yang biasanya mengikuti sidang isbat dengan Kementerian Agama, ada 16 ormas dan lembaga yang memprediksi awal puasa Jatuh tanggal 21 Juli, Sedangkan sisanya sudah mengumumkan jatuh tanggal 20 Juli,” tutur Ketua PWNU Jatim KH Mutawakkil Alallah dikonfirmasi, Senin (16/7).
Atas dasar perbedaan penetapan ini, kata Mutawakkil, seperti dikutip kominfojatim, PWNU menghimbau kepada umat Nahdliyin di Jawa Timur untuk tetap tenang dan menunggu pengumuman resmi dari PBNU.
PWNU Jatim juga meminta kepada warga nahdliyyin untuk menghormati masyarakat yang berdasarkan keyakinannya mengawali puasa pada tanggal 20 Juli. Ini karena, apa yang mereka lakukan berdasarkan keyakinannya dan masyarakat tidak bisa melarangnya, sedangkan di NU sendiri masih harus menunggu hasil rukyatul hilal PBNU yang dilakukan di 70 tempat.
“Itu hak mereka, karena sudah melakukan ijtihad,” paparnya.
Ditanya terkait wacana kemungkinan penyamaan pelaksanaan awal puasa seperti yang dilontarkan Ketua MUI Jatim Abdussomad Bukhori, agar NU mengurangi 2 derajat sebagai batas minimal visibilitas pengamatan serta Muhammadiyah agar menambahi 0 derajat sebagai batas minimal visibilitas pengamatan. Mutawakkil menjelaskan, sangat tidak mungkin. Ini karena sudah menjadi prinsip masing-masing Ormas.
“Yang penting kita saling dewasa, jangan dianggap perbedaan ini sebagai konflik atau perpegahan,” jelasnya.
Seperti diketahui, NU dalam Almanak PBNU yang diterbitkan Lajnah Falakiyah memprediksi tanggal 1 Ramadan 1433 H jatuh pada Sabtu 21 Juli 2012. Prediksi ini diperoleh berdasarkan ilmu hisab yang paling modern, yaitu hisab yang tahkiki-tadzkiki-ashri.
Berdasarkan hisab modern, seperti dalam almanak NU, posisi hilal pada saat dilakukan rukyatul hilal pada Kamis (19/7) atau 29 Syaban 1433 H baru berada pada ketinggian 1 derajat 38 menit di atas ufuk. Maka hilal dinyatakan belum visibel (imkanur rukyat) sehingga tidak mungkin dapat dirukyat.
»»  Baca Selanjutnya...

Nuansa Hijau dalam Pawai Agustusan


Entah mengikuti trend, atau kebetulan sahaja, pawai dalam peringatan Proklamsai 17 Agustus, yang pelaksanaannya diajukan lebih awal, yang digelar mengelilingi jalan-jalan utama Tuban, Senin (16/7), nuansa warna hijau nampak mendominasi sebagian peserta.
Sebuah warna yang kontras dengan suasana terik. Terkesan lebih sejuk di mata. Dominasi warna hijau oleh peserta pawai pembangunan tersebut, dengan sengaja atau tidak sengaja, seperti pula jajaran pohon pelindung paru-paru kota, yang batangnya dicat warna hijau. Trend warna hijau juga terjadi di hampir semua SDN yang merehab sebagian gedungnya dari dana DAK, dengan warna hijau pula.
Seorang ibu muda yang memilih menonton pawai dari area sisi barat Kantor Pemkab Tuban, berkomentar kalau dia menggemari warna hijau sejak berada di bangku sekolah dasar. Alasannya, ia merasa lebih pede dengan warna yang kontras sama kulit kuning langsatnya.
“Tapi, saya juga menggemari warna lain,” ujarnya sambil memilin ujung bajunya yang dipakai menonton pawai siang tadi, yang kebetulan, tidak berwana hijau.
Menelaah filosofi warna hijau, sebagai lambang adanya suatu ketabahan dalam sebuah penderitaan; adanya suatu keinginan, ketabahan dan kekerasan hati. Warna hijau melambangkan tentang alam, simbol kesuburan, dan harmoni.
Warna ini mempunyai sifat meningkatkan rasa bangga, bahagia dan perasaan lebih superior dari yang lain. Bahkan membangkitkan energi dan juga mampu memberi efek rasa aman, perlindungan, menyegarkan, menyejukkan, menyeimbangkan emosi dan meredam stres. Namun hijau juga bisa menimbulkan perasaan terperangkap.
Hijau di bagian sebagai lambang kebesaran alam, kehidupan, dan simbol fertilitas. Para pengantin di abad 15 menggunakan gaun pengantin berwarna hijau. Tapi, warna hijau tidak terlalu ’sukses’ untuk ukuran global. Di China dan Perancis, kemasan dengan warna hijau tidak begitu mendapat sambutan.
Tetapi di Timur Tengah, warna hijau sangat disukai. Banyak produk yang menekankan kealamian produk menggunakan warna ini sebagai pilihan. Untuk perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan eksplorasi alam, warna hijau banyak dipakai untuk menegaskan bahwa perusahannya berwawasan lingkungan.
Dalam sejarah China, warna hijau dilambangkan sebagai warna perempuan. Sedangkan dalam kepercayaan muslim warna hijau adalah warna yang suci. Warna hijau sering menjadi simbol dari keberuntungan, uang dan kemakmuran. Selain itu ada juga yang mengatakan bahwa warna hijau itu melambangkan doa dan harapan.
Salah seorang pakar psikologi, Ardatsham, mengatakan: Sesungguhnya pengaruh warna terhadap manusia sangat besar, dan saya pernah melakukan sejumlah penelitian dan menjelaskan bahwa warna berpengaruh terhadap kejiwaan dan semangat serta vitalitas kita; merasa panas; atau dingin; atau nyaman; atau bahagia; bahkan bisa berpengaruh terhadap kepribadian seseorang dan berpengaruh terhadap menyikapi kehidupan. Dan warna bisa menjadi sebab relung jiwa yang dalam terpengaruh dengannya.
Sebuah rumah sakit pernah mengundang sejumlah pakar untuk memberikan saran bagi warna dinding ruang pasien atau warna dinding rumah sakit, sehingga bisa banyak membantu dalam mengobati mereka. Rumah sakit juga meminta saran tentang warna yang terbaik untuk pakaian pasien.
Sejumlah percobaan telah membuktikan bahwa warna kuning bisa membangkitkan semangat di syaraf pusat. Adapun warna ungu bisa membangkitkan ketenangan;Adapun warna biru, maka orang yang melihatnya akan merasa dingin. Sebaliknya, warna merah maka orang akan merasa panas atau gersang.
Dan para pakar tersebut mengatakan bahwa warna yang bisa membangkitkan kebahagiaan, gembira, bersemangat hidup (bergairah) adalah warna hijau. Oleh karena itu, warna yang utama dan sesuai untuk kamar atau ruang operasi, pakaian para ahli bedah dan pakaian pasien adalah warna hijau.
Sebuah kisah yang terjadi di London, Inggris, di kawasan Black Fryer yang dikenal dengan kawasan bunuh diri, karena mayoritas kejadian bunuh diri banyak terjadi di kawasan ini. Kemudian diadakan perubahan warna, dari warna gelap gurun ke warna hijau metalik. Dengan hal ini ternyata terjadi penurunan jumlah kejadian bunuh diri dengan sangat signifikan.
»»  Baca Selanjutnya...