Senin, 11 Juni 2012

Biografi Soeharto

Soeharto adalah Presiden kedua Republik Indonesia. Beliau lahir di Kemusuk, Yogyakarta, tanggal 8 Juni 1921. Bapaknya bernama Kertosudiro seorang petani yang juga sebagai pembantu lurah dalam pengairan sawah desa, sedangkan ibunya bernama Sukirah. 


Soeharto masuk sekolah tatkala berusia delapan tahun, tetapi sering pindah. Semula disekolahkan di Sekolah Desa (SD) Puluhan, Godean. Lalu pindah ke SD Pedes, lantaran ibunya dan suaminya, Pak Pramono pindah rumah, ke Kemusuk Kidul. Namun, Pak Kertosudiro lantas memindahkannya ke Wuryantoro. Soeharto dititipkan di rumah adik perempuannya yang menikah dengan Prawirowihardjo, seorang mantri tani. 


Sampai akhirnya terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941. Beliau resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945. Pada tahun 1947, Soeharto menikah dengan Siti Hartinah seorang anak pegawai Mangkunegaran. 


Perkawinan Letkol Soeharto dan Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Waktu itu usia Soeharto 26 tahun dan Hartinah 24 tahun. Mereka dikaruniai enam putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih. 

Jenderal Besar H.M. Soeharto telah menapaki perjalanan panjang di dalam karir militer dan politiknya. Di kemiliteran, Pak Harto memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel. 

Pada tahun 1949, dia berhasil memimpin pasukannya merebut kembali kota Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda saat itu. Beliau juga pernah menjadi Pengawal Panglima Besar Sudirman. Selain itu juga pernah menjadi Panglima Mandala (pembebasan Irian Barat). 

Tanggal 1 Oktober 1965, meletus G-30-S/PKI. Soeharto mengambil alih pimpinan Angkatan Darat. Selain dikukuhkan sebagai Pangad, Jenderal Soeharto ditunjuk sebagai Pangkopkamtib oleh Presiden Soekarno. Bulan Maret 1966, Jenderal Soeharto menerima Surat Perintah 11 Maret dari Presiden Soekarno. Tugasnya, mengembalikan keamanan dan ketertiban serta mengamankan ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno. 

Karena situasi politik yang memburuk setelah meletusnya G-30-S/PKI, Sidang Istimewa MPRS, Maret 1967, menunjuk Pak Harto sebagai Pejabat Presiden, dikukuhkan selaku Presiden RI Kedua, Maret 1968. Pak Harto memerintah lebih dari tiga dasa warsa lewat enam kali Pemilu, sampai ia mengundurkan diri, 21 Mei 1998. 

residen RI Kedua HM Soeharto wafat pada pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008. Jenderal Besar yang oleh MPR dianugerahi penghormatan sebagai Bapak Pembangunan Nasional, itu meninggal dalam usia 87 tahun setelah dirawat selama 24 hari (sejak 4 sampai 27 Januari 2008) di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta. 

Berita wafatnya Pak Harto pertama kali diinformasikan Kapolsek Kebayoran Baru, Kompol. Dicky Sonandi, di Jakarta, Minggu (27/1). Kemudian secara resmi Tim Dokter Kepresidenan menyampaikan siaran pers tentang wafatnya Pak Harto tepat pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008 di RSPP Jakarta akibat kegagalan multi organ. 

Kemudian sekira pukul 14.40, jenazah mantan Presiden Soeharto diberangkatkan dari RSPP menuju kediaman di Jalan Cendana nomor 8, Menteng, Jakarta. Ambulan yang mengusung jenazah Pak Harto diiringi sejumlah kendaraan keluarga dan kerabat serta pengawal. Sejumlah wartawan merangsek mendekat ketika iring-iringan kendaraan itu bergerak menuju Jalan Cendana, mengakibatkan seorang wartawati televisi tertabrak. 



Di sepanjang jalan Tanjung dan Jalan Cendana ribuan masyarakat menyambut kedatangan iringan kendaraan yang membawa jenazah Pak Harto. Isak tangis warga pecah begitu rangkaian kendaraan yang membawa jenazah mantan Presiden Soeharto memasuki Jalan Cendana, sekira pukul 14.55, Minggu (27/1). 



Seementara itu, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah menteri yang tengah mengikuti rapat kabinet terbatas tentang ketahanan pangan, menyempatkan mengadakan jumpa pers selama 3 menit dan 28 detik di Kantor Presiden, Jakarta, Minggu (27/1). Presiden menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya mantan Presiden RI Kedua Haji Muhammad Soeharto. 
»»  Baca Selanjutnya...

Bupati Tuban Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan


Sejarah merupakan sesuatu yang sangat berharga, karena kita dapat belajar di dalamnya, kita bisa bercermin dari nya dan bahkan kita bisa menjadi besar karena sejarah. Tentu saja itu semua di dapatkan jika kita mau menjadi penerus sejarah. Sebagai manusia yang ingin menjadi lebih baik, mari kita sama-sama kembali menilik sejarah. Salahnya satunya sabagai berikut ini yang merupakan salah satu sejarah yang ada dikota Tuban. Yaitu nama-nama para Bupati Tuban dari Sejak pertama didirikannya Kadipaten/ Kabupaten Tuban.
Nama Bupati sebelum kemerdekaaan Republik Indonesia ( 1945 )
1. RA. DANDANG WATJONO ( 1264-1282 )
2. RH RONGGOLAWE ( 1282-1291 )
3. RH SIROLAWE ( 1291-1306 )
4. RA SIROWENANG ( 1306-1326 )
5. RH LENO ( 1326-1349 )
6. RH DIKORO ( 1349-1401 )
7. RA TEJO ( 1401-1419 )
8. RH WILWOTIKTO ( 1419-1460 )
9. KH NGRASEH ( 1460-1507 )
10. KA GELILANG ( 1507-1553 )
11. KA BATUBANG ( 1553-1573 )
12. RH BALEWOT ( 1573-1628 )
13. P. SEKARTANJUNG ( 1628-1661 )
14. P. NGANGSAR ( 1661-1668 )
15. P.H. PERMALAT ( 1669-1686 )
16. P. SALAMPE ( 1686-1707)
17. P.H. DALAM ( 1700-1707 )
18. P. POJOK ( 1707-1723 )
19. P. ANOM ( 1723-1730 )
20. P. SOEDJONO POETRO ( 1730-1737 )
21. RA. BALABAR ( 1737-1748 )
22. P. SOEDJONO POETRO ( 1748-1755)
23. RA. JOEDONGORO ( 1755-1766 )
24. RA. SURYO DININGRAT ( 1766-1773 )
25. RA. DIPOSENO ( 1773-1779 )
26. KT. TJOKRONEGORO ( 1779-1792 )
27. KT. POERWONEGORO ( 1792-1799 )
28. K. LIEDER SOERODINEGORO ( 1799-1802 )
29. R. SOEROADIWIDJOJO ( 1802-1814 )
30. P.TJITROSUMO VI ( 1814-1821 )
31. P.TJITROSUMO VII ( 1821-1841 )
32. P.TJITROSUMO VIII ( 1841- 1861 )
33. P.TJITROSUMO XI ( 1861-1883 )
34. RM SOEMOBROTO ( 1883-1893 )
35. RA. KOESOEMADIGDO ( 1893-1909 )
36. RA. PRINGGOWINOTO ( 1909-1919 )
37. RA. PRINGGODIGDO ( 1919-1927 )
38. R.M.A.A. KOESUMOBROTO ( 1927-1944 )
39. RT. SOEDIRMAN H ( 1944-1946)
Nama Bupati setelah kemerdekaan Republik Indonesia ( 1945 )
1. KH. MOETA’IN (1946-1956)
2. R. SOENDAROE (1956-1958)
3. R.ISTOMO (1958-1959)
4. R. SANDJOJO (1959-1960)
5. M. WIDAGDO (1960-1968)
6. R. SOEPARMO (1968-1970)
7. R.H. IRCHAMNI (1970-1975)
8. MOCH. MASDUKI (1975-1980)
9. SOERATI MOESRAM (1980-1985)
10. Drs. DJOEWAHIRI MARTO PRAWIRO (1985-1991)
11. Drs. SJOEKOR SOETOMO (1991-1995)
12. H. HINDARTO (1996-2001)
13. Dra. Hj. HAENY RELAWATI RINI WIDYASTUTI, M.Si (2001-2006)
14. Dra. Hj. HAENY RELAWATI RINI WIDYASTUTI, M.Si (2006-2011)
15. H. Fathul Huda (2011 – sampai sekarang)
»»  Baca Selanjutnya...

Biografi Sunan Bonang


Ia anak Sunan Ampel, yang berarti juga cucu Maulana Malik Ibrahim. Nama kecilnya adalah Raden Makdum Ibrahim. Lahir diperkirakan 1465 M dari seorang perempuan bernama Nyi Ageng Manila, puteri seorang adipati di Tuban. Sunan Bonang belajar agama dari pesantren ayahnya di Ampel Denta. Setelah cukup dewasa, ia berkelana untuk berdakwah di berbagai pelosok Pulau Jawa. Mula-mula ia berdakwah di Kediri yang mayoritas masyarakatnya beragama Hindu. Di sana ia mendirikan Masjid Sangkal Daha.


Ia kemudian menetap di Bonang, desa kecil di Lasem, Jawa Tengah sekitar 15 kilometer timur kota Rembang. Di desa itu ia membangun tempat pesujudan/zawiyah sekaligus pesantren yang kini dikenal dengan nama Watu Layar. Ia kemudian dikenal pula sebagai imam resmi pertama Kesultanan Demak, dan bahkan sempat menjadi panglima tertinggi. Meskipun demikian, Sunan Bonang tak pernah menghentikan kebiasaannya untuk berkelana ke daerah-daerah yang sangat sulit.

Ia acap berkunjung ke daerah-daerah terpencil di Tuban, Pati, Madura maupun Pulau Bawean. Di Pulau inilah, pada 1525 M ia meninggal. Jenazahnya dimakamkan di Tuban, di sebelah barat Masjid Agung, setelah sempat diperebutkan oleh masyarakat Bawean dan Tuban.

Tak seperti Sunan Giri yang lugas dalam fikih, ajaran Sunan Bonang memadukan ajaran ahlussunnah bergaya tasawuf dan garis salaf ortodoks. Ia menguasai ilmu fikih, usuludin, tasawuf, seni, sastra dan arsitektur. Masyarakat juga mengenal Sunan Bonang sebagai seorang yang piawai mencari sumber air di tempat-tempat gersang.

Ajaran Sunan Bonang berintikan pada filsafat 'cinta'('isyq). Sangat mirip dengan kecenderungan Jalalludin Rumi. Menurut Bonang, cinta sama dengan iman, pengetahuan intuitif (makrifat) dan kepatuhan kepada Allah SWT atau haq al yaqqin. Ajaran tersebut disampaikannya secara populer melalui media kesenian yang disukai masyarakat. Dalam hal ini, Sunan Bonang bahu-membahu dengan murid utamanya, Sunan Kalijaga.

Sunan Bonang banyak melahirkan karya sastra berupa suluk, atau tembang tamsil. Salah satunya adalah "Suluk Wijil" yang tampak dipengaruhi kitab Al Shidiq karya Abu Sa'id Al Khayr (wafat pada 899). Suluknya banyak menggunakan tamsil cermin, bangau atau burung laut. Sebuah pendekatan yang juga digunakan oleh Ibnu Arabi, Fariduddin Attar, Rumi serta Hamzah Fansuri.

Sunan Bonang juga menggubah gamelan Jawa yang saat itu kental dengan estetika Hindu, dengan memberi nuansa baru. Dialah yang menjadi kreator gamelan Jawa seperti sekarang, dengan menambahkan instrumen bonang. Gubahannya ketika itu memiliki nuansa dzikir yang mendorong kecintaan pada kehidupan transedental (alam malakut). Tembang "Tombo Ati" adalah salah satu karya Sunan Bonang.

Dalam pentas pewayangan, Sunan Bonang adalah dalang yang piawai membius penontonnya. Kegemarannya adalah menggubah lakon dan memasukkan tafsir-tafsir khas Islam. Kisah perseteruan Pandawa-Kurawa.
»»  Baca Selanjutnya...

Distributor Pupuk IBM Buka Lowongan Pekerjaan


Distributor pupuk di Bojonegoro, CV Indo Baru Mandiri (IBM) membutuhkan karyawan untuk dua jenis pekerjaan. Yakni, tenaga lapangan dan security atau satpam.  

Masing-masing lowongan pekerjaan dengan spesifikasi sebagai berikut:

TENAGA LAPANGAN:
- Laki-laki
- Minimal lulusan SMA (diutamakan Sarjana Pertanian)
- Usia maksimal 30 Tahun
- Bisa mengoperasikan komputer
- Mempunyai motor sendiri

SECURITY (SATPAM):
- Laki-laki
- Minimal lulusan SMA
- Usia maksimal 45 Tahun
- Berpengalaman menjadi Satpam

Tulis lamaran dengan disertai data diri lengkap, foto copy KTP, dan lampiran pendukung lainnya. Lamaran diantarkan langsung ke Kantor CV Indo Baru Mandiri, Pabrik Pupuk Petroganik di RT 23/RW 03 Desa Kedungbondo, Kecamatan Balen, Bojonegoro saat jam kantor. Informasi lengkap bisa menghubungi 081335511177. Lamaran diterima terakhir tanggal 18 Juni 2012.
»»  Baca Selanjutnya...

Antusiasme Warga Sukseskan E-KTP


Pengurusan E-KTP atau kartu tanda penduduk elektronik di Kabupaten Tuban berjalan lancar dan terkendali. Lebih dari itu, antusiasme warga di berbagai kecamatan juga  terlihat cukup tinggi, seperi yang Nampak Rabu (30/5).
Hal tersebut terlihat dari data di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Tuban yang hingga hari ini telah mencatat sedikitnya  25 persen perekaman data E-KTP dari jumlah total penduduk Kabupaten Tuban wajib KTP sebanyak 962.218 jiwa.
Selain itu warga yang diundang untuk pemotretan E-KTP, memenuhi kantor camat di berbagai wilayah di Kabupaten Tuban. Tampak warga begitu antusias meski menunggu berjam-jam.
Kabid Kependudukan Disdukcapil Tuban, Joko Ludiono, menyatakan tingginya antusias warga terlihat dari jumlah penduduk yang dilayani setiap hari rata-rata mencapai 350 hingga 400 jiwa.
Namun demikian, Joko mengakui pembuatan E-KTP tak selalu lancer karena petugas di lapangan juga harus menghadapi berbagai kendala yang menghambat pelaksanaan perekaman (pencatatan data dan foto). Salah satunya voltase yang menurun atau bahkan pemadaman listrik yang mendadak.
Joko mengatakan, beberapa alat seperti perekam iris mata dan tanda tangan elektronik (sidik jari) sangat sensitif dengan tegangan listrik. Dia berharap pihak terkait turut membantu kelancaran. Semisal ada pemadaman PLN seyogyanya memberitahu sehari sebelumnya.
Joko menghimbau kepada masyarakat yang berada di wilayah slatan yang telah mendapat undangan, untuk segera mendaftarkan diri, guna didata dan diambil sidik jari, foto mau pun pengambilan iris.
»»  Baca Selanjutnya...

Masjid Dusun Bernuansa Bali


Masjid Al-Marsyam di Dusun Beton, Desa Parangbatu, Kecamatan Parengan, Tuban, masih tergolong baru dibandingkan dengan masjid lainnya yang ada di Kecamatan Parengan, apalagi gapura dan pagarnya.
Gapura di pintu masuk dari arah barat, juga pagar bagian depan, bukan pagar tembok biasa, tapi pagar dengan arsitektur yang biasa ada di (pagar) Pura di Bali. Bahkan, gapura di pintu masuk bagian timur, yang juga mengambil model tipe gapura di Pura Bali, juga masih dalam tahap pengerjaan.
“Saya mengerjakan gapura dan pagar masjid ini, lamanya ada sekitar enam bulan,” kata salah seorang pekerja di Masjid Al-Marsyam, I Nyoman Kandra (43), ditemui ketika sedang mengerjakan pintu gapura.
I Nyoman Kandra yang asalnya Tabanan, Bali, dan menetap di Malang itu, menyebutkan, dalam mengerjakan gapura dan pagar bagian depan sepanjang 38 meter, hanya dengan tiga tenaga kerja. Dua tenaga kerja warga desa setempat, dan satu tenaga kerja lainnya warga Malang.
“Model gapura dan pagar, merupakan kreasi saya dengan mengambil pola yang ada di pagar Pura-Pura Bali atas permintaan pemilik masjid,” ucapnya, menjelaskan.
Padahal, menurut dia, dirinya belum pernah menjumpai masjid di Bali yang mengambil pola gapura, pagar atau lainnya, yang mengadopsi arsitektur Bali. Namun, di perumahan Griya Dewata di Jalan Joyo Agung, Malang, ada sebuah masjid yang pilarnya, gapura dan pagarnya dengan mengambil pola Pura Bali.

“Saya yang membuat, hanya masjidnya lebih kecil dibandingkan masjid di sini,” jelasnya.
Sebagaimana juga diungkapkan Kandra, pemilik masjid di Desa Parangbatu itu, bernama Puspa, warga asli desa setempat yang menetap di Surabaya, yang juga memiliki rumah di perumahan Griya Dewata Malang.

“Saya diminta membangun gapura dan pagar dengan pola arsitektur Pura Bali,” ucap Kandra yang bekerja sebagai tukang sudah 15 tahun itu.
Ia menjelaskan, bahan bangunan gapura maupun pagar, semuanya berasal dari Tuban, baik batu kumbung dan batu bata. Nuansa Bali juga terlihat pada masjid yang memanfaatkan delapan “wuwung” dan satu “menur” (atap masjid), yang semuanya didatangkan dari Bali.
Tidak hanya itu, di papan nama Masjid Al-Marsyam, yang berada di depan, juga diperkuat dengan Bahasa Jawa yang juga menyebutkan nama Masjid Al-Marsyam.
“Bahan batu kumbung yang dimanfaatkan tidak jauh berbeda, hanya beda warna, kalau di sini warnanya putih, tapi kalau di Bali warnanya abu-abu, namanya batu paras,” paparnya, mengungkapkan.
Menurut dia, dua gapura dan pagar bagian depan sepanjang 38 meter tersebut, diperkirakan menghabiskan biaya sekitar Rp70 juta, termasuk ongkos tukang. Pembangunan gapura dan pagar tersebut belum rampung seluruhnya, sebab bagian belakang dan samping masih belum berpagar.
“Rencananya pagar keliling masjid ini, polanya Pura Bali, hanya saja pembangunannya dilaksanakan bertahap, menunggu dana, sebab sepekan lagi saya diminta menghentikan pekerjaan,” tutur I Nyoman Kandra, yang mengaku juga rajin ikut shalat di masjid itu, selama bekerja membangun pagar.
Biaya pembangunannya, sebagaimana diungkapkan Bendahara Takmir Masjid Al-Marsyam, Suyono murni berasal dari pemilik masjid, tidak ada dana dari luar.
“Semula masjid di sini berupa mushala, baru dua tahun yang lalu dibangun menjadi masjid,” katanya, menjelaskan.
Ia menyebutkan, pembangunan masjid bagian depan dengan ukuran sembilan kali sembilan meter, menghabiskan dana Rp250 juta dan bagian belakang yang menyatu dengan mushala, berukuran 12 X 12 meter, menelan dana Rp500 juta.
Sementara ini, lanjutnya, masjid yang berdiri di atas tanah seluas 50 X 80 meter, masih milik pribadi, belum diwakafkan ke desa. Meski demikian, susunan pengurus Takmir Masjid Al-Marsyam, juga melibatkan Kepala Desa Parangbatu, perangkat desa lainnya, dan tokoh masyarakat.
“Iuran yang diperoleh dari jamaah Sholat Jumat, kami manfaatkan untuk membiayai TPA yang memiliki sekitar 40 siswa,” jelasnya.
Mengenai keberadaan masjid dengan nuansa arsitektur Bali itu, Suyono menyatakan, warga di Desa Parangbatu dan sekitarnya bangga, terutama jamaah masjid setempat.
“Ada warga yang mencela, yang menyebut masjid kok seperti Pura Bali. Tapi, jumlahnya tidak banyak dan mereka juga tidak pernah shalat, apalagi berjamaah ke masjid di sini,” ungkapnya, sambil tersenyum.
Keelokan masjid ini, ujar Suyono, akan menambah daya tarik obyek wisata pemandian air hangat Prataan di Desa Prataan, Kecamatan Parengan, Tuban.
Lokasi masjid cukup strategis, berada di tepi jalan raya menuju obyek wisata Prataan, namun mudah dijangkau dari jalan raya Bojonegoro-Jatirogo, Tuban. Berjarak sekitar 20 kilometer dari Kota Bojonegoro dan hanya lima kilometer dari obyek wisata Prataan.
Bagi pengunjung obyek wisata Prataan, bisa dipastikan melewati masjid itu, dan bisa memanfaatkan masjid untuk shalat, sekaligus beristirahat, seraya menikmati nuansa Bali dan kesejukan sekitar masjid yang kanan kirinya dipenuhi pohon jati.
“Jamaah masjid dari hari ke hari, semakin bertambah, dari luar kota juga ada, seperti rombongan ibu-ibu PKK PLN Surabaya yang berkunjung ke wisata Prataan, juga beristirahat di masjid ini, untuk melaksanakan shalat,” papar Suyono, dengan nada bangga.
»»  Baca Selanjutnya...

Proposal Dana CSR untuk Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Nguruhan, Kerjasama IDFoS dan MCL


TIM PENGELOLA PROGRAM (TPP)
Program Peningkatan Infrastruktur Desa  Berbasis Masyarakat
Desa Nguruan Kecamatan Soko Kabupaten Tuban

Nomor  : 01/PMIM/VI/2012
Lamp    : 1 Bendel
Hal        : PERMOHONAN PENCAIRAN DANA
           
Kepada yang terhormat,
Manager Public and Goverment Affair
Mobil Cepu Limited
di
Bojonegoro.

Dengan Hormat,
Sehubungan dengan pelaksanaan program Peningkatan Infrastruktur Desa Berbasis Masyarakat dan Berdasarkan hasil Musyawarah Desa Perencanaan pada Tanggal 25 Mei 2012 dalam rangka pelaksanaan program Peningkatan Infrastruktur Desa Berbasis Masyarakat, maka bersama ini kami mengajukan permohonan pencairan dana tahap pertama sebesar Rp 87.890.000,- (Delapan Puluh Tujuh Juta Delapan Ratus Sembilan Puluh Ribu Rupiah).

Sebagai dasar pengajuan berikut kami sampaikan proposal pembangunan yang disertai dengan RAB, Gambar Bangunan dan Peta Lokasi Bangunan.

Demikian permohonan ini kami buat, atas perhatiannya disampaikan terima kasih
                            
                   Mengetahui                                                    Tuban, 08 Juni 2012
          Kepala Desa Nguruan                                         Tim Pengelola Program






               HERI  SUSILO                                            S. KARLAN TRIANTO






 Pembangunan Infrastruktur Desa  Berbasis Masyarakat

1.   Tanggal Pemasukan Proposal                    : 8 Juni 2012 ( Tanggal Pengiriman)
2.   Nama organisasi/Institusi yang akan
diberikan dana bantuan                            : TPP Desa Nguruhan
3.   Alamat                                                      : Desa Nguruhan Kecamatan Soko Kabupaten Tuban
4.   Penanggungjawab Program dan Jabatan    : HERI  SUSILO  ( Kades Nguruhan )
5.   Ketua Organisasi/Institusi/TPP                   : S. KARLAN TRIANTO
6.   Telepon                                                     : 081554745939
7.   Faksimili                                                    : -
8.   Email/Website                                           : nguruan@gmail.com  /  http://nguruan.blogspot.com
9.    Rekening Organisasi                                :
       Nama Bank                                              : BRI Unit Rengel Tuban
       No. Rekening                                           : 3645-01-018739-53-5
       Nama                                                        : PANITIA TPP DESA NGURUHAN
10. Apakah organisasi ini merupakan organisasi Nirlaba ?
       Ya, TPP dibentuk melalui Musyawarah Desa Nguruhan tanggal 25 Mei 2012 yang difasilitasi oleh Program Pembangunan Infrastruktur Desa Berbasis Masyarakat. Kepengurusan TPP terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara yang berasal dari unsur Pemerintah Desa, LPMD dan Masyarakat. Di dalam kepengurusan TPP bersifat suka rela. Kepengurusan TPP memperhatikan keterwakilan perempuan, yang mana diimplementasikan salah satu dari pengurus harus perempuan. Legalitas TPP disahkan dengan SK Kades Nomor : 140/076/414.207.14/2012. Peran dan tugas TPP memfasilitasi program mulai dari tahapan perencanaan sampai pertanggungjawaban. TPP berperan serta menggalang partisipasi dan swadaya masyarakat.

11. Latar belakang Program :
Pembangunan di Desa Nguruhan yang termuat dalam RPJM Desa tahun 2012 diantaranya:
1.      Pembangunan Jalan Lingkar Desa Dukuh Krajan
2.      Pembangunan TPT
3.      Pembangunan Saluran Irigasi
4.      Pembangunan Lapangan Volly di dukuh Krajan
Sebagai hasil Rembug warga Skala Prioritas kebutuhan Desa yang dilakukan pada hari Jum’at tanggal 25 Mei 2012 bahwa dari berbagai usulan yang diajukan oleh warga peserta Rembug Warga. Dan usulan-usulan tersebut yang disepakati untuk dibangun adalah :
1.      Pembangunan  Jalan Lingkar Desa di dukuh Krajan.

Desa Nguruan terletak di sebelah selatan Kota Kabupaten Tuban dengan jarak tempuh sekitar 34 KM. secara administrasi Desa Nguruhan masuk dalam wilayah Kecamatan Soko, Desa Nguruhan memiliki jumlah penduduk sebanyak 4.123 jiwa (jenis kelamin Laki-laki 1.915 jiwa dan Perempuan 2.208 jiwa) dengan luas wilayah Desa 4.708 KM.

Kondisi jalan yang masih buruk menjadi masalah yang belum teratasi bagi desa Nguruhan hal itu disebabkan karena terbatasnya dana Pembangunan untuk mengatasinya. Dari total jalan poros, jalan lingkungan dan Kabupaten yang mencapai 15 KM, di tahun 2011 kondisi yang masuk kategori cukup baik dan sedang baru mencapai 7 KM dan pada tahun 2012 di targetkan 8 KM artinya sampai tahun 2012 jalan desa yang masih dalam kategori rusak atau buruk mencapai 7 KM.

Kondisi tersebut diperparah dengan tingginya angka kemiskinan dan pengangguran pada tahun 2011 jumlah penduduk miskin sebesar 665 KK dari 1.814 KK yang menempatkan Desa Nguruhan masuk dalam kategori Desa miskin (Desa merah) dan memiliki jumlah pengangguran sejumlah….jiwa. Dari uraian di atas sangat jelas dibutuhkan strategi pembangunan yang tepat dan komprehensif sehingga dapat melahirkan sebuah Program yang capaiannya dapat menyelesaikan berbagai persoalan seperti mengurangi angka kemiskinan, mengurangi angka Pengangguran sekaligus dapat menyelesaikan masalah buruknya Infrastruktur Jalan Pedesaan.

Untuk itu dengan ini kami bermaksud mengajukan permohonan agar Desa Nguruhan dapat menjadi salah satu desa sasaran  kemitraannya IDFoS Indonesia dan MCL pada Program Pembangunan Infrastruktur Desa (PPID) berbasis Partisipasi masyarakat Tahun 2012.  

12. Judul Program       :
“Program Pembangunan Infrastruktur Desa Berbasis Masyarakat
(Pembangunan Jalan Lingkar Desa Nguruhan 850 M)

13. Deskriptif singkat mengenai program :
Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat pedesaan agar dapat terlibat aktif dalam pembangunan jalan desa dengan konstruksi Jalan Lapis Penetrasi melalui pendekatan dan Pemberdayaan masyarakat serta Keswadayaan.
Indikator keberhasilan antara lain :
1.      Adanya Swadaya Masyarakat dan Pemerintahan Desa untuk Perbaikan Jalan Desa.
2.      Terbentuknya Lembaga Masyarakat Pengelola Program Pembangunan Infrastruktur Desa yang bertanggung jawab terhadap penggalian Partisipasi, Swadaya dan Penggunaan Dana.
3.       Adanya penyerapan dan peningkatan keahlian  tenaga kerja dan bertambahnya pendapatan Masyarakat.
14. Lokasi Program     :
Dusun Krajan Desa Nguruhan Kecamatan Soko Kabupaten Tuban Propinsi Jawa Timur.

15. Total anggaran yang diperlukan untuk program.
Program Pembangunan Infrastruktur Desa Berbasis Masyarakat membutuhkan dana sebesar Rp 141.976.000,00

16. Dana yang diharapkan dari MCL   : Rp 140.976.000,00
      Swadaya                                       : Rp     1.000.000,00 +
      Jumlah Total                                  : Rp 141.976.000,00

17. a. Periode Penggunaan Dana untuk Program ini : April 2012 Oktober  2012
      b. Tahapan pendanaan sesuai dengan pelaksanaan program :

No
Tahap
Kegiatan
Anggaran
1
Tahap Pertama
- Persiapan, pembangunan jalan tahap 1, Dana 60% (MCL)
- BOP TPP 5% (MCL)
81.129.000,00
6.761.000
2
Tahap Kedua
- Sisa Dana 40% untuk pembangunan jalan tahap 2 (MCL)
- Swadaya HOK (Masyarakat Desa)
53.086.000,00
1.000.000,00
Jumlah
141.976.000,00


18. Ringkasan proposal program :
Tujuan umum        :
¨      Program Pembangunan Infrastruktur Desa
a.       Mempercepat Pembangunan Jaalan Pedesaan
b.      Meningkatkan Partisipasi Masyarakat daam upaya Pembangunan jalan Pedesaan
c.       Mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran

Sasaran dari Program ini adalah :
1.      Terwujudnya peran serta aktif masyarakat (khususnya yang berada digaris kemiskinan) dalam proses pembangunan jalan Pedesaan.
2.      Meningkatkan Pendapatan Masyarakat dengan terlibat aktif  dalam pembangunan jalan Pedesaan
3.      dan terserapnya Pengangguran dengan terlibat aktif  dalam pembangunan jalan Pedesaan juga  bisa meningkatkan keahlian
¨      Langkah Pelaksanaan Program :
Kegiatan program ini akan dilaksanakan dengan 2 (dua) tahapan yaitu ;
1.      Tahap Pertama adalah tahap pelaksanaan pembangunan infrastruktur Desa.
2.      Tahap Kedua  adalah evaluasi dan pertanggungjawaban.

·         Susunan Pengurus Tim Pelaksana Program (TPP) :
      Ketua              : S. KARLAN TRIANTO
      Sekretaris        : SYAIFUL  ARIF
      Bendahara       : SUMIATI

19. Capacity Building
Sebelum  program dilaksanakan setiap TPP dan stakeholder desa telah mendapatkan Pelatihan sebagai bagian dari upaya pembangunan kapasitas masyarakat local, disamping itu dalam pelaksanaan program, TPP akan didampingi dan mendapatkan bimbingan dan arahan dari pendamping mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring sampai pertanggungjawaban program.

20. Keberlanjutan program
Beberapa langkah yang ditempuh untuk memastikan keberlanjutan program adalah dengan menyusun Rencana Operasional Pemeliharaan dan pelestarian dalam sautu musayawarah yang dihadiri oleh TPP, pemerintahan desa dan masyarakat penerima manfaat.

21. Key Performance Indikator ( KPI ) tiap tahapan program :
Tahap Pertama : Sosialisasi dan Komunikasi
a)      Adanya dukungan tertulis Kepala Bappeda Kabupaten Tuban
b)      Adanya dukungan tertulis Camat Soko
c)      Adannya dukungan tertulis Kepala Desa Nguruhan
d)     Adanya dukungan masyarakat dan Pemerintahan Desa Nguruhan melalui Berita Acara Rembug Warga

Tahap kedua : Assesment (identifikasi kebutuhan pelaksanaan program dan pembangunan Infrastruktur Desa melali Rembug Warga):
a)      Terpilihnya calon Tim Pengelola Program yang memenuhi kualifikasi minimal 2 x kebutuhan pengurus, 30% diantaranya adalah perempuan
b)      Terbentuknya Tim Pengelola Program yang dipilih melalui musyawarah, 30% diantaranya perempuan.
c)      Adanya dokumen daftar Usulan
Tahap ketiga : Pengembangan Kapasitas
a)      Terlaksananya 1 kali Pelatihan
§  Pelatihan 3 hari Diikuti 6 orang Peserta dengan rincian : 3 orang dari Tim Pengelola Program, 1 orang dari Pemerintah Desa , 1 orang dari LPMD dan 1 orang dari KPMD
§  Tersampaikannya informasi seluruh informasi program kepada seluruh peserta

Tahap ketiga;  Pelaksanaan pembangunan infrastruktur Desa
a)    Tersusunnya Draft Dokumen DED, dan BoQ Pembangunan Jalan Lingkungan,
b)   Adanya Dokumen DED, dan BoQ Pembangunan Jalan Lingkungan yang didukung dan disetujui  Pemerintahan Desa dan masyarakat,
c)    Terbangunnya/tersedianya Sarana dan Prasarana/infrastruktur Desa sesuai DED, dan BoQ yang dapat dibiayai program.
Tahap kelima :  Evaluasi, Pertanggungjawaban dan Serah Jalan Lingkungan
a)    Diterimanya Pembangunan Jalan Lingkungan sesuai DED, dan BoQ oleh Pemerintahan Desa dan masyarakat.
b)   Terlaksananya kegiatan serah terima Jalan Lingkungan kepada Pemerintahan Desa dan masyarakat.
c)    Diperoleh informasi/umpan balik dari masyarakat terkait  dengan pelaksanaan program
d)   Tersampaikannya hasil pelaksanaan program oleh seluruh  stakeholders
e)    Adanya rekomendasi keberlanjutan program

22. Evaluasi :
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat pencapaian dan perkembangan program sekaligus menilai kinerja program dalam kurun waktu tertentu. Kemudian dijadikan dasar untuk menyelaraskan antara rencana yang dibuat dengan pelaksanaan dilapangan.


23. Laporan
Laporan penggunaan dana dan dokumentasi mengenai program akan diberikan secara tertulis melalui dua tahap .
Tahap 1 : Laporan akan diberikan paling lambat pada Juli 2012
Tahap 2 : Laporan akan diberikan paling lambat pada Agustus 2012

24. Rencana Komunikasi
·         Komunikasi dengan perangkat Desa
·         Komunikasi dengan Masyarakat
  
25. Lampiran :
·         Berita Acara Penentuan Skala Prioritas
·         Daftar Usulan Masyarakat
·         Daftar Jumlah Penerima Manfaat Program
·         Peta lokasi program
·         DED dan BoQ Lengkap
·         Jadual Rencana Kerja
·         Rekening Bank
·         Foto 0 %
·         Surat Permohonan
·         Pakta Integritas




»»  Baca Selanjutnya...