Jumat, 24 Februari 2012

DPR Sarankan BBM Naik Rp1.500/Liter

JAKARTA- Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium sebesar Rp1.500 per liter dinilai sebagai solusi yang tepat untuk menjaga agar APBN tetap sehat.

Wakil Ketua Komisi XI Harry Azhar Aziz mengungkapkan besaran kenaikan harga premium sebesar Rp1.500 merupakan langkah yang tepat karena sudah mempertimbangkan banyak faktor seperti harga minyak mentah dunia dan kemampuan daya beli masyarakat.” Kenaikan ideal adalah Rp1.500, jadi ada kenaikan harga sekitar 30% karena harga minyak dunia rata-rata mencapai USD110–115 per barel.Itu pun tanpa memperhitungkan apayangterjadidiSelatHormuz (Iran),” tutur Harry saat dihubungi SINDO,kemarin.

Sebagai catatan, pemerintah pernah menaikkan harga BBM sebanyak tiga kali dalam rentang waktu 2005-2008.Kenaikan tersebut menyentuh angka Rp6.000 sebelum akhirnya diturunkan kembali ke level Rp4.500 menjelang Pemilu 2009. Harry memperkirakan harga minyak dunia bisa mencapai USD135–155 per barel jika situasi di Selat Hormuz semakin memburuk menyusul ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran. Dia menambahkan,kenaikan BBM sebesar Rp1.500 per liter bakal menghemat APBN sebesar Rp30–40 triliun.

Anggaran tersebut yang harus dialokasikan pemerintah untuk membantu masyarakat yang terkena dampak kenaikan BBM. Terkait kompensasi,Harry menegaskan, pihaknya tidak sepakat pola kompensasi seperti bantuan langsung tunai (BLT) yang diambil pemerintah pada 2008 silam.Pola bantuan yang paling tepat, menurut Harry, adalah melalui sistem kupon. Senada dengan Harry,pengamat perminyakan yang juga Direktur Center for Petroleum and Energy Economic Studies (CPEES) Kurtubi mengatakan, harga paling ideal untuk kenaikan BBM adalah Rp1.500.

Hanya,Kurtubi mengingatkan bahwa kenaikan BBM sebesar Rp1.500 bisa mengakibatkan tambahan inflasi hampir 1%. Mengenai besaran kenaikan, Menko Perekonomian Hatta Rajasa memastikan, pemerintah tengah menganalisa sejumlah kemungkinan alternatif secara hati hati. Alasannya,keputusan pemerintah bakal berdampak besar terhadap kondisi masyarakat, terutama kelas bawah. Seperti diketahui, setelah berwacana dengan berbagai opsi pengaturan konsumsi BBM bersubsidi, pemerintah akhirnya memilih untuk menaikkan harga BBM.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Kantor Kepresidenan,Jakarta, Rabu (22/2) mengatakan, rencana untuk menaikkan harga BBM bersubsidi mesti ditempuh demi menyelamatkan perekonomian serta APBN. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik meminta maaf kepada rakyat Indonesia karena harga BBM akan naik. Meski demikian, Jero meminta agar seluruh masyarakat tidak panik menghadapi kenaikan BBM mengingat kisaran harga yang tepat masih dihitung.”Tetapi, kita tengah menghitung yang terbaik untuk rakyat,”ujar Jero Wacik.

Inflasi Bisa di Atas 5,5%

Sementara,Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan,dampak perubahan harga BBM terhadap inflasi tergantung seberapa besar realisasi kenaikan tersebut. ”Kalau dia bergerak Rp1.000 ke atas akan berdampak dan bergerak di atas target,mungkin di atas 5,5%,”ujarnya di Jakarta, kemarin. Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mendukung rencana pemerintah menaikkan harga BBM.

Menurut Kalla, kenaikan harga merupakan pilihan terbaik untuk mengurangi beban subsidi BBM yang berpotensi membengkak.
»»  Baca Selanjutnya...