Sabtu, 30 Juni 2012

Insentif RT dan RW Capai Rp1,5 Miliar


Akhir bulan ini Pemkot Batu mencairkan insentif untuk setiap Ketua RT dan RW. Biaya untuk memberikan insentif diambilkan dari APBD Kota Batu, nilainya sebesar Rp1,5 miliar.Proses pencairannya lewat bendara desa/ kelurahaan masing-masing. 

Kepala Bagian (Kabag) Pemerintahaan Kota Batu Imam Suryono menjelaskan, jumlah Ketua RT se Kota Batu 1.122 orang.Untuk Ketua RW-nya sebanyak 237 orang. Setiap bulan Ketua RT di Kota Batu berhak menerimainsetifRp100.000.Sedangkan insentif bagi Ketua RW sebesar Rp150.000 per bulan. “Proses pencairan insentif bagi Ketua RT dan RW kita lakukan setiap tiga bulan sekali. Kalau ditotal anggaran untuk insentif Ketua RW se Kota Batu sebanyak Rp463 juta.

Sedangkan total insentif bagi Ketua RT sebesar Rp1,1 miliar per tahunnya,” jelas Imam Suryono Menurut Imam Ketua RT dan RW di Kota Batu dianggap sebagai ujung tombak pemerintahaan paling bawah sehingga jerih payahnya perlu diberi penghargaan. Meskipun jumlah insentifnya belum sebanding dengan tanggung jawabnya.“ Zaman sekarang memilih Ketua RT dan RW sangat sulit.Tidak semua orang mau dipilih masyarakat dilingkungannya menjadi Ketua RT dan RW,”urai Imam.

Penyerahaan insentif bagi Ketua RT dan RW se Kota Batu ini,diisi juga dengan acara silaturahmi dengan Wali Kota Batu,Eddy Rumpoko, Dandim 0818 Malang-Batu, Letkol Infantri Susilo dan Kapolres Batu AKBP M Sumartono. Kapolres Batu,AKBP M Sumartono menyampaikan pesan agar warga meningkatkan keamanan di lingkungannya masing- masing. Apalagi dalam waktu dekat ini Kota Batu akan menggelar pilwali. maman adi saputro 
»»  Baca Selanjutnya...

Perselingkuhan di Jatim Tertinggi


Kasus perselingkuhan di Jatim menempati peringkat tertinggi di Indonesia. Angkanya mencapai 7.172 kasus. Berdasarkan data yang dikutip dari Peradilan Agama, Mahkamah Agung, Bidang Perempuan DPW PKS Jatim menyebutkan bahwa ada dari 2 juta angka pernikahan, 10 % atau 285.184 perkara perceraian. 

Penyebab perceraian juga cukup beragam,mulai dari akibat ketidakharmonisan rumah tangga yang menempati posisi pertama dengan jumlah 91.841 perkara,kemudian tindakan suami yang tidak bertanggungjawab sebanyak 78.407 perkara. Selanjutnya akibat masalah ekonomi keluarga sebanyak 67.891 perkara dan kasus perselingkuhan ada 10.029 perkara. Sedangkan dalam kasus perselingkuhan, angka tertinggi ada di Jatim yaitu mencapai 7.172 perkara.

Baru setelah itu Jawa Barat sebanyak 3.650 perkara dan Jateng sebanyak 2.503 perkara. Kondisi membuat Bidang Perempuan DPW PKS Jatim mengkampanyekan anti perselingkuhan dan mendukung kesetiaan.”Karena itu kami menggelar aksi sekaligus memperingati Hari Keluarga Nasional 2012,” kata Ketua Bidang Perempuan DPW PKS Jatim Dwi Sulistyorini di sela-sela aksi bersama puluhan perempuan kader PKS di depan Kebun Binatang Surabaya,kemarin.

Dia menjelaskan, kegiatan tersebut mengajak masyarakat untuk berfikir akan pentingnya kesetiaan pasangan dan kesetiaan terhadap keluarga. Karenanya, dalam aksi tersebut, perempuan PKS ini mengusung jargon ”Setia Oke, Selingkuh No Way”. Dwi menjelaskan, melihat angka perceraian yang membuktikan bahwa angka perselingkuhan di Jatim cukup tinggi,bisa disimpulkan bahwa keharmonisan rumah tangga di Jatim sangat memprihatinkan.

Dari data tersebut juga diketahui jika angka perceraian di Jatim masih pada posisi kedua tertinggi di Indonesia. Yang lebih ironis lagi, lanjut Dwi, seperti yang disampaikan Wakil Wali Kota Surabaya Bambang DH, perselingkuhan tertinggi terjadi pada guru.Tingginya angka perceraian tersebut membuat masalah ini bukan lagi masalah pribadi, tapi sudah menjadi permasalahan nasional.

“Maka kami meminta supaya segera ada langkah solutif strategis komprehensif, termasuk regulasinya untuk mengatasi masalah ini,”katanya. Dia menyebutkan bahwa keluarga adalah pondasi utama sebuah bangsa. ”Kami sangat yakin, keluarga yang harmonis, berkualitas, menjadi modal penting untuk membangun Indonesia yang lebih baik,”katanya.

Aksi di depan Kebun Binatang itu sempat menjadi perhatian masyarakat dan pengguna jalan. Aksi itu juga dibumbui dengan teatrikal serta dihiasi berbagai poster dan spanduk menolak perselingkuhan. Sebagai bentuk simpatisan,mereka juga membagikan bunga dan stiker tentang imbauan setia.

Sementara itu, anggota Fraksi Partai Kedilan Sejahtera (FPKS) DPRD Jatim Irwan Setiawan menambahkan, untuk mengurangi angka perceraian baik karena kasus perselingkuhan atau yang lainnya, PKS telah melakukan beberapa upaya.Disebutkan saat ini PKS punya program pendidikan pranikah. ”Pendidikan pra nikah ini dilakukan selama enam kali pertemuan. Sasarannya adalah untuk membentuk keluarga harmonis sesuai dengan tuntunan syariah Islam.Tentu ini akan mampu menekan angka perceraian di Jatim,”katanya. 
»»  Baca Selanjutnya...

Jaga Netralitas PPDI


Pembentukan hukum dalam prinsip pembagian kekuasaan ( devision of powers principle) merupakan fungsi ketatatanegaraan yang dilakukan oleh eksekutif, yudikatif dan legislatif, sehingga ketika PPDI ingin mendapat dukungan yang lebih luas maka harus melakukan lobi – lobi pada penentu kebijakan yang tidak salah arah,” kata Ubaidi Rosyidi SH Ketua Umum PP PPDI.

Mengenai regulasi politik yang berada di tangan para wakil kita yang berada di Senayan sebagai eksekutor untuk mengesahkan Undang – Undang, lanjut Ubaidi, tentu eksekutor ini ada di sembilan fraksi DPR RI.

“PPDI harus bijak melakukan lobi – lobi politik agar tidak ada ketersinggungan antar fraksi karena semua fraksi yang ada di Senayan diharapkan dapat mendukung program PPDI. Semua Fraksi diharapkan dapat mendukung langkah PPDI tanpa terkecuali baik Fraksi Demokrat, Fraksi Golkar, Fraksi PDIP, Fraksi PKS, Fraksi PAN, Fraksi PKB, Fraksi PPP, Fraksi Gerindra dan Fraksi Hanura. Disamping itu unsur – unsur pimpinan DPR RI, unsur Komisi I, Komisi II, Komisi IX dan yang tidak kalah pentingnya adalah unsur Pansus Undang – Undang Desa,” lanjutnya lagi.

Selain itu, papar Ubaidi yang akrab dipanggil Pak Ubed ini, sambil untuk selalu menjaga kesolidan di tubuh PPDI, kita juga harus  membuat kajian akademik tentang Undang – Undang Desa, menyandingkan Daftar Isian Masalah (DIM) tandingan, melakukan lobi – lobi dengan organisasi lain yang identik dengan organisasi desa, dengan para pakar hukum ketatanegaraan yang ditunjuk oleh pemerintah dalam menganalisis Undang – Undang tentang Desa, dan dengan OK, LSM dan praktisi hukum yang disinyalir ikut mewarnai dalam penyandingan DIM serta tak lupa juga merangkul semua Pembina PPDI Pusat untuk saling bahu membahu mewujudkan paradigma baru.

Sebagai orang yang dituakan dalam organisasi PPDI, kata Pak Ubed lagi,  saya menghimbau kepada semua komponen PPDI agar tidak kontradiktif dengan kewenangan masing – masing.  “Atas nama Ketua Umum PP PPDI dan jajaran pengurus serta Tim Lobi Pusat agar setiap fungsi di tingkatan organisasi PPDI bisa memahami  AD/ART yang ada,”harapnya.

Jalankan organisasi dengan penuh tanggungjawab di masing – masing tingkatan, lanjut dia, jangan sekedar suka dan tidak suka menjadi kristalnya persoalan sehingga ketika PP PPDI akan mengadakan rapat kerja nasional sebagaI salah satu implementasi penyampaian program PPDI Pusat sudah terjustifikasi oleh penilaian yang tidak benar.

“Banyak berita yang mendiskreditkan dan memojokkan PP PPDI maupun personal PP PPDI yang terkesan bahwa PP PPDI tidak amanah,” jelas Ubaidi. Pertemuan demi pertemuan, sambung dia, hanya digulirkan untuk membusukkan pengurus pusat PPDI dan bahkan isu – isu tentang Munaslub pada kepemimpinan saya menjadi bahan perbincangan, hingga sempat terdengar secara nasional bahkan beberapa anggota DPR RI yang kenal sempat menanyakan isu tersebut.

“Atas nama ketua umum PPDI serta pengurus PPDI lainnya maka saya berharap semua komponen PPDI harus bersatu padu untuk mengisyaratkan perjuangan PPDI,” kata dia. Isyarat tersebut, menurutnya antara lain, jauhkan kepentingan pribadi diatas kepentingan amanat, kawal RUU tentang desa sampai pada subtansial yang benar, solidkan barisan dalam perjuangan, rangkul semua pihak yang dapat membantu perjuangan PPDI, jadikan alur perjuangan sesuai dengan visi, misi dan tujuan kemaslahatan.

“Tak kalah pentingnya adalah harus selalu menjaga netralitas dan jarak yang sama dengan partai politik manapun,” tegas Ubaidi. “ Selain itu agar kita selalu meminta petunjuk kepada Tuhan YME,” sambung dia lagi.

Selanjutnya Ubaidi Rosyidi juga menghimbau agar jangan melakukan demo besar – besaran tanpa sepengetahuan PP PPDI karena hal itu dapat berpotensi ketidakefektifan. “PP PPDI sudah merancang audensi besar – besaran di saat situasi yang harus bertindak. PP PPDI sudah memiliki jadwal komplit tentang agenda kegiatan pansus sehingga kapan akan melakukan demo sudah terancang dengan baik,” ujarnya.

Sesuai hasil kesepakatan yang dilakukan oleh bagian tertentu yang mengatasnamakan tim lobi baru yang diketuai oleh H. Karnoto dan Sekretaris Mujito, pinta Ubaidi,  sebaiknya dikomunikasikan pada tim nasional agar tidak terjadi kesalahpahaman di hadapan penentu kebijakan, karena tim nasional sudah melakukan tahapan lobi pada semua lini fraksi dan partai yang ada di Senayan sehingga yang dibutuhkan adalah kemantapan melobi yang terus menerus.

“Jika berjalan sendiri – sendiri justru terkesan PPDI pecah dan akan berimbas pada hasil perjuangan. Mundurnya acara rakernas saja sudah menimbulkan efek negatif bagi para penentu kebijakan karena rakernas di gelar atas masukan para penentu kebijakan dan pansus untuk diambil subtansial dalam Daftar Inventarisasi Masalah ( DIM ),” jelas Ubaidi Rosyidi.

Bagi saya pribadi, kata Ubaidi, justru yang terpenting adalah bagaimana kita melaksanakan perjuangan agar predikat diskriminasi dan termarginalkan dapat lepas dari perangkat desa, lepaskan semua kepentingan pribadi demi kepentingan yang lebih besar yaitu menyongsong Undang-Undang Tentang Desa.

“Kepentingan yang ada hanyalah bagaimana desa diperhatikan oleh pemerintah Republik Indonesia, rakyat desa terbangun infrastruktur ekonominya dan perangkat desa dapat diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Mari kita mencoba berjuang bersama dengan Tim Nasional dan Pusinfo yang selalu berada di garis terdepan dengan penuh kesederhanaan tanpa kenal lelah meskipun rintangan selalu datang silih berganti,” ajak Ubaidi Rosyidi penuh harap.
»»  Baca Selanjutnya...

PPDI Mengancam Akan Boikot Pemilu 2014


Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berencana akan memboikot pelaksanaan Pemilu 2014 jika tahun ini RUU Desa tidak disahkan pemerintah. Ancaman ini dilakukan karena sampai sekarang pemerintah belum juga mengesahkan RUU Desa menjadi Undang-Undang (UU).
”Kalau elit-elit politik di Jakarta tidak segera mengesahkan RUU Desa, sebagai jalan terakhir, kita akan boikot Pemilu,” ujar Ketua PPDI Kabupaten Batang H Karnoto.
Ribuan anggota PPDI dari Batang hadir dalam kegiatan ini. Selain itu, acara juga dihadiri Bupati Yoyok Riyo Sudibyo, Wabup H Soetadi SH MM, serta perwakilan PPDI dari daerah lain.
Karnoto yang juga Ketua PPDI Jawa Tengah  menegaskan, jika RUU Desa tidak disahkan tahun ini, PPDI di seluruh Indonesia akan siap nglurug ke Jakarta. Pemerintah dan DPR diminta mendengarkan aspirasi perangkat desa agar RUU tersebut bisa direalisasikan menjadi UU. ”RUU Desa harus disahkan. Ini adalah usaha kita untuk mendukung kesejahteraan perangkat desa,” tegasnya.
Dewan Penasaihat PPDI Pusat H Maskur Amat menyatakan, saat ini RUU Desa sedang dibahas di Pansus DPR. Rencananya September sudah ada keputusan terkait persoalan ini. Amat mendukung RUU Desa bisa segera disahkan menjadi UU. Pasalnya, jika nanti menjadi UU, akan bisa mendorong kesejahteraan dan kejelasan status perangkat desa.
”Kita juga menginginkan harus ada pasal yang menyebutkan perangkat desa diakui sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Ini bukan persoalan gaji berapa, tapi penghargaan. Sebab selama ini perangkat yang jadi ujung tombak dan ujung tombok di masyarakat,” tandasnya.
Bupati Yoyok Riyo Sudibyo mengatakan, dirinya akan berusaha memperjuangkan nasib perangkat desa di Batang. Bupati juga bangga PPDI Kabupaten Batang bisa kompak dalam menjalankan organisasi. ”Kalau saya melihat PPDI seperti ini, maka PPDI bisa mengejar apapun. Termasuk ada anggota DPR dari PPDI sendiri,” katanya. 
»»  Baca Selanjutnya...

Liburan Sekolah, Tempat Wisata di Tuban Sepi Pengunjung


Antrean Tiket Masuk Pantai Boom Tuban
Libur panjang sekolah pasca pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tak memberi perngaruh positif pada sektor pariwisata di Tuban. Kepala Unit Pelaksana Tehnis Daerah (UPTD) Dinas Perekonomian dan Pariwisata (Disperpar) Pemkab Tuban, Heru Sujatmika, mengatakan, justru musim liburan sekolah ini jumlah kunjungan wisata mengalami penurunan lumayan besar. “Penurunannya sekitar 20-30 persen,” kata Heru Sujatmika, Jum’at (29/6).

Sampai akhir Juni ini tercatat sebanyak 48.366 orang mengunjungi tiga tempat wisata yang dikelola Pemkab, yakni Goa Akbar, Pemandian Alam Bekti Harjo dan Pelabuhan Boom. Arus kunjungan wisata sebenarnya cukup tinggi. Tak kurang dari 168 ribu orang mengunjungi Tuban untuk berwisata sejak Januari hingga menjelang Juli ini. Namun sebagian besar wisatawan tersebut berkunjung ke makam para wali seperti Makam Sunan Bonang dan Makam Syaikh Ibrahim Ash-Shamarqandy. “Makam-makam Wali itu di luar pengelolaan Pemkab, jadi besarnya kunjungan tidak masuk dalam catatan kami,” kata Heru Sujatmika.

Menurut Heru Sujatmika, faktor dominan yang mempengaruhi penurunan jumlah pengunjung wisata tersebut adalah kurangnya sarana pendukung yang bisa menarik minat wisatawan. Tiga tempat wisata yang dikelola Pemkab tersebut memang relatif minim fasilitas. Di Pemandian Alam Bektiharjo, Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, misalnya, selain kolam renang hampir tak ada lagi obyek yang menarik minat pengunjung. Sarana mainan anak-anak yang ada sudah kelihatan usang dan bahkan beberapa tak bisa difungsikan. Sedangkan kera-kera yang menjadi trade mark tempat wisata ini juga telah habis. Empat ekor kera yang ada saat ini di Bektiharjo bukanlah kera asli tempat wisata tertua di Tuban itu. Kera-kera tersebut dibeli dari beberapa tempat setelah kera-kera asli Bektiharjo yang jumlahnya sempat mencapai ratusan ekor habis.

Sedangkan di Pelabuhan Boom yang juga sempat diproyeksikan menjadi maskot wisata lantaran memiliki muatan historis cukup besar, juga cuma ada hamparan laut lepas. Barisan cemara laut dan tanaman pelindung lainnya pun baru setinggi dada orang dewasa, belum mampu mengurangi udara panas pesisir Laut Jawa. Satu-satunya tempat wisata yang masih lumayan memikat hanyalah Goa Akbar. Tetapi karena lokasinya yang agak sulit dijangkau, tempat wisata ini juga terus mengalami penurunan pengunjung. Memang letaknya berada di tengah kota. Tetapi arus lalu-lintas yang sangat padat di sekitaran lokasi Goa Akbar, membuat akses masuk ke lokasi wisata ini terhambat.

Naiknya tarif retribusi tempat-tempat wisata tersebut juga memberi pengaruh penurunan jumlah pengunjung. Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 10 Tahun 2011, mulai 19 Agustus 2011 tarif masuk tempat-tempat wisata tersebut dinaikkan. Goa Akbar semula hanya Rp 2000/orang, saat ini menjadi Rp 4000/orang. Pemandian Alam Bektiharjo yang semula bertarif Rp 1500/orang untuk anak-anak dan Rp 2000/orang untuk dewasa, sekarang dibandrol Rp 4000/orang pada hari-hari biasa, dan Rp 5000/orang untuk hari Sabtu dan Minggu. Sementara Pelabuhan Boom yang semula Rp 2000/orang berubah menjadi Rp 2500/orang setelah Perda tersebut ditetapkan.

Menurut Kepala Bagian Pariwisata Disperpar Tuban, Sunaryo, naiknya tarif masuk tersebut tidak memberi pengaruh terhadap penurunan kunjungan wisata. Menurutnya, penurunan kunjungan wisata musim liburan tahun ini memang sedikit mencemaskan. Tetapi kendati terjadi penurunan signifikan, Sunaryo tetap optimis pihaknya mampu mencapai target pendapatan yang telah ditetapkan Pemkab. “ Tahun ini kita ditarget mampu memberi income Rp 900 juta. Saya yakin bisa tercapai, bahkan mungkin masih melampaui walau tidak banyak,” kata Sunaryo.
»»  Baca Selanjutnya...

Jumat, 29 Juni 2012

Gadaikan BPKB Motor Tetangga, Ibu RT Dipolisikan


Anik Yulianti (31), seorang ibu rumah tangga asal Desa Widang, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban harus berusan dengan pihak Kepolisian. Pasalnya, Anik dilaporkan tetangganya karena diduga melakukan penggelapan berupa Sepeda Motor bersama BPKB milik korban, Jumat (29/06/2012). Korban adalah Ruslan (40), warga Desa Widang, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.

Dari sejumlah informasi, kasus tersebut berawal beberapa bulan lalu saat Anik meminjam Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) Sepeda Motor Supra Fit S 3271 GF milik korban.

Setelah meminjam BPKB, pelaku langsung menggadaikannya untuk mengambil pinjaman uang di Finance FIF Cabang Babat yang ternyata justru juga tidak membayar angsuran dari hutangnya itu.

"Saat telah jatuh tempo pelunasan pelaku tidak membayar hutangnya di Finance, sehingga pihak Finance langsung mengambil kendaraan berupa Sepeda Motor milik korban yang digadaikan oleh pelaku sabagai jaminan. Lantaran tidak terima, korban langsung melaporkan kejadian itu kepada pihak Kepolisian," terang AKP Noersento, Kasubbag Humas Polres Tuban.

Setelah mendapatkan laporan dari korban, petugas Kepolisian langsung melakukan penangkapan terhadap pelaku untuk dilakukan penyelidikan.

"Pelaku sudah kita amankan dan sudah dilakukan penahanan. Selain menggadaikan BPKB kendaraan korban pelaku juga pernah menggelapkan uang korban senilai Rp 550.000,- kini petugas masih melakukan pengembangan terhadap kasus ini," pungkasnya.
»»  Baca Selanjutnya...

Kebakaran Hutan Jati, Jalur Pantura Diselimuti Asap


Kebakaran terjadi di kawasan Hutan Jati Peteng di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Akibat dari kebakaran hutan tersebut jalur Pantura Tuban terganggu asap tebal, Jumat (29/06/2012).

Kebakaran tersebut meludeskan beberapa hektar tanaman yang masih berukuran sedang dan kecil. Hingga kini, belum diketahui penyebab kebakaran Hutan Jati itu.

Kini, api yang terus membesar akibat angin yang menjurus kencang, membuat petugas melakukan pemadaman dengan alat seadanya lantaran asap tebal juga mengganggu arus lalu lintas.

"Tadi saat kita patroli mengetahui ada kebakaran di hutan ini, kondisi asapnya bisa mengganggu pandangan dari para pengguna jalan raya dan bisa mengakibatkan kecelakaan, jadi kita berusaha memadamkan api yang berada di pingir jalan," terang Iptu Musa Bahktiar, Kanit Turjawali Sat Lantas Polres Tuban.

Untuk mencegah kebakaran meluas, Musa menambahkan, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pihak Perhutani supaya kebakaran hutan ini tidak sampai meluas merembet ke sekitaran jalan dan asapnya bisa mengganggu para pengguna jalan raya.
Dari kejadian kebakaran hutan jati itu belum diketahui jumlah pasti berapa hektar tanaman yang mengalami kerusakan karena terbakar, sementara itu saat kejadian tersebut tidak ada satupun petugas Perhutani yang terlihat di lokasi kebakaran hutan jati itu.
»»  Baca Selanjutnya...

Pendopo Kabupaten Tuban penuh dengan Semak Belukar


Kondisi Pendopo Krido Manunggal Sekarang

Hingga hari ini, Jum’at (29/06/2012), Pendopo Krido Manunggal masih memprihatinkan, dan di dalamnya terlihat seperti semak belukar. 14,6 Milyard yang dianggarkan untuk renovasi pendopo tersebut, hingga kepemimpinan Huda Noor lebih dari 1 (satu) tahun, Pendopo Rakyat tersebut belum bisa kembali menjadi rumah rakyat.


Pendopo Krido Manunggal Tuban merupakan salah satu kekayaan budaya dan sejarah Kabupaten Tuban. Pendopo Kabupaten yang sempat dibangun di era pemerintahan lama ini luluh lantak dalam aksi massa yang terjadi 2006 silam. Pasca tragedi pemilukada tersebut, beberapa bangunan yang menjadi sasaran amuk masa telah kembali tegak berdiri, bahkan lebih bagus dari asalnya. Termasuk salah satu hotel di Tuban yang juga merupakan pemilik sang Bupati waktu itu, tidak lama setelah kejadian Hotel megah itu pun kembali seperti semula.


Namun, pendopo Kabupaten yang merupakan salah satu kekayaan budaya di Tuban, hingga saat ini belum tersentuh. Setelah pada era kepemimpinan Bupati Heany Relawati periode pertama, pendopo tersebut dipugar total dengan bangunan baru, kemudian terbakar habis pada tragedy Pilkada,dan hingga saat ini Pendopo Krida Manunggal masih menyisakan perih.
Banyak kalangan masyarakat menyayangkan pemugaran total yang dilakukan rezim kepemimpinan Kabupaten waktu itu, Pasalnya saksi sejarah dan kebudayaan banyak yang dihilangkan. Seperti disampaikan oleh Yadi, warga kota Tuban ini mengatakan, “Kalau ngomong soal pendopo itu wis ruwet mas, itu korban arogansi dulu.” “Tiang kayu yang kokoh penuh sejarah dan budaya itu ke mana..?, rakyat kecil seperti kita ini cuma bisa membuah bibir saja. Hingga saat ini , sampai lengser pun tidak pernah jelas ke mana harta kebudayaan itu hilang”, tambahnya

Lebih lanjut Yadi mengatakan, “Sekarang Bupatinya baru,sudah lebih 1 (satu) tahun memimpin, Pendopo juga belum tersentuh. Tuban masih begini – begini saja. Padahal dulu katanya berkowar – kowar untuk pembangunan lebih baik. Saya pikir – pikir, kita ini rakyat kecil hanya jadi objek perang kekuasaan antar rezim saja.”

Pendopo Tampak dari Depan
Pendopo yang dulu pernah menjadi pusat kegiatan masyarakat, kini terkulai tanpa prestasi, rusak menjadi semak belukar. Pemerintahan Huda Noor mengalokasikan anggaran APBD sebesar Rp. 14.625.000,-. Plot anggaran tersebut tercatat dalam dokumen rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2012. Namun hingga saat ini belum ada tanda – tanda pembangunan pendopo tersebut, sehingga masyarakat banyak yang terus menanyakan bagaimana kabar Pendopo Krido Manunggal? Anggaran sebesar itu membuat mata rakyat terus waspada dan membuka lebar telinga untuk mendengar.


Hingga saat ini, belum ada informasi detail tentang rencana pembangunan pendopo tersebut. Joni Martoyo selaku Kepala Humas Pemkab Tuban masih sulit dihubungi. Begitu pula Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU).  Ketika berusaha melakukan konfirmasi ke Dinas PU, salah satu staf Sekretariat Dinas PU Joko Widodo, Joko mengatakan bahwa pembangunan belum dimulai dan saat ini masih dalam tahap pematangan design.”Untuk keterangan lebih lanjut, besok atau kapan silahkan berbincang dengan Sekretaris Dinas saja. Tapi kalau sekarang belum bisa,” kata Joko.


Untuk perkembangan terkini dan gambar rencana design pembangunan, petugas yang ditemui tidak berani memberikan keterangan lebih. “Rencana pembangunan belum apa – apa kok”, ungkap Joko.

Birokrasi di bumi ronggolawe ini masih belum memiliki kesadaran yang tinggi untuk keterbukaan informasi, hal ini terbukti dengan masih seringnya ping pong meja birokrat ketika diminta informasi. Ketidakjelasan pintu informasi dalam era keterbukaan informasi publik ini juga dikarenakan masih tidak adanya Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di hampir semua badan publik di Tuban. Padahal, seperti telah banyak dibahas pada edisi – edisi yang lalu, bahwa PPID merupakan salah satu amanat undang – undang yang harus dilakukan.
»»  Baca Selanjutnya...

Pemandian Bektiharjo Masih Jadi Andalan


Jum’at (29/06/2012), begitu banyaknya wahana wisata di wilayah Tuban yang tak kalah menarik dibanding daerah lain. Hari libur ini sengaja  menengok wahana wisata pemandian dan sumber mata air alami yang berfungsi sebagai sumber air minum, yang terletak sekitar 5 km ke arah selatan dari kota Tuban.

Objek wisata tersebut terletak  di Desa Bektiharjo kecamatan Semanding Kabupaten Tuban. Wisata tersebut banyak dikunjungi oleh kalangan anak-anak, remaja dan orang dewasa, untuk mengisi waktu luang dan rekreasi keluarga. Tidaklah sulit bagi kita untuk mengunjungi salah satu objek wisata unggulan di Tuban ini. Akses jalan juga cukup mudah, baik dengan menggunakan transportasi umum ataupun kendaraan pribadi.

Jika kita cermati, yang menarik dari wisata ini adalah adanya gerombolan kera yang bergelayutan di area pepohonan dan terkadang hilir mudik di antara pengunjung. Walau tampak terkesan jinak, pengunjung harus bersikap waspada dan hati-hati terhadap makhluk yang satu ini. Karena tak jarang, hewan yang menjadi salah satu icon wisata ini seringkali berusaha merebut barang-barang pengunjung.

Konon, tempat ini peninggalan Raden Danur Wendo, dari kadipaten Tuban. Beberapa tokoh setempat menceritakan, Jaman dulu Sumber atau sendang yang ada di area tersebut , terbagi menjadi 2 (dua) bagian. Dua bagian itu disebut Sendang lanang (khusus laki-laki), dan satunya lagi dengan sebutan Sendang Wadon (khusus perempuan). Namun dengan berjalannya waktu, hal tersebut sudah tidak di gubris, para pengunjung yang datang, bisa berenang secara bebas dan berbaur menjadi satu.

Salah satunya adalah Ibu Mua’ammarudin dari Kecamuatan Brondong Kabupaten Lamongan. Istri seorang anggota Polri yang bertugas di Kota Malang ini menikmati musim liburan kali ini di Bektiharjo. Perempuan ini mengisi liburan bersama anak cucunya di Pemandian Bektiharjo, “ Setiap liburan, pasti kami rekreasi ke sini mas, pemandanganya bagus, banyak kera berkeliaran, anak-anak senang sekali, suasana seperti ini kan jarang di lakukan, karena disibukan dengan kerjaan”, tandasnya.

Untuk masuk di area wisata tersebut, para pengunjung harus merogoh saku 4000 rupiah, sedangkan untuk parkir kendaraan bermotor, pengunjung harus membayar 1000 rupiah. Hal yang sama disaksikan seperti halnya di tempat wisata lain di bumi ronggolawe, selain tiket masuk wisata, pengunjung harus membayar donasi untuk bulan Dana ke PMI sebesar 1000. Namun, dalam tiket yang tertanda tangan Ir. H. Noor Nahar tersebut tertulis hanya 700 rupiah.

Dana wajib PMI yang dibebankan “paksa” kepada pengunjung area wisata itu tak pelak menjadi salah satu kejanggalan dan pembicaraan beberapa bagian masyarakat. Memang hanya beberapa ratus rupiah, namun keberadaan PMI yang tidak secara langsung memberikan sumbangsih social networking, tak pelak menimbulkan kecurigaan di masyarakat. Apalagi seperti di wisata Bektiharjo, tiket tercatat tambahan PMI 700 rupiah, pengunjung harus membayar 1000 rupiah.

Ilham, salah satu anggota Mahasiswa sebuah kampus di Tuban, pemuda Tuban semester VI tersebut mengatakan, “Aku ini heran, PMI itu dimana – mana minta dana dengan paksa lewat birokrasi. Bagaimana nggak paksa, bayar listrik ada PMI, masuk wisata harus bayar PMI, dan itu tanpa tawar menawar, secara otomatis harus dibayar. Tapi saya sendiri jadi mahasiswa, pernah beberapa waktu ikut PMI, kalau ada kegiatan PMI ada saja yang harus dibayar, nggak ada kegiatan gratis. Trus lagi jika masyarakat membutuhkan darah, tidak ada yang gratis di PMI. Lha kemana saja uang donasi tersebut. Kalau dibilang PMI dapat darah gratis namun kantongnya harus beli, itu dana – dana donasi “paksa” kan bisa buat operasional dan beli kantong.” “Kalau omongan saya dikatakan ngawur, silahkan saja. Namun sekarang ini tidak jamannya lagi masyarakat dibodohi, saatnya semua tahu dan sama – sama tahu, sehingga saling menjaga dan tidak curiga. Bagaimana pun juga masalah duit rawan.” tandas Ilham menggebu – gebu.

Di musim liburan ini para pengunjung wisata mengalami peningkatan dibanding hari-hari biasa, seperti yang dituturkan Tasiman, salah satu penjaga karcis. Tasiman mengatakan, “Ya lumayan mas, ada peningkatan di banding hari-hari biasa. Terkadang kalau datang bersamaan, kita juga sempat merasa kuwalahan. Penjaga di sini bergantian, ada 4 orang untuk menjaga loket karcis secara bergantian”, tuturnya.

Di area tersebut terlihat juga para ibu yang sedang menjajakan barang dagangannya, seperti Ban, untuk alat pembantu renang, pakaian ganti untuk para perenang serta para ibu-ibu lain yang jualan Gorengan. Ibu Sulastik, penjual Gorengan itu menuturkan, ”Kalo rame terus kayak gini ya lumayan mas, untungnya tambah banyak,  terkadang bisa sampai habis dua ember kue,”tuturnya. Namun ternyata ibu Sulastik hanya sebagai tengkulak saja, gorengan yang dijualnya dari orang lain. Untuk per biji, ia memperoleh 10% dari harga pokok, terhitung sangat minim laba yang diperolehnya.

Sunaryo beberapa waktu lalu mengatakan, bahwa konsentrasi program Pariwisata di tahun 2012 ini adalah pembangunan infrastruktur, “Setelah itu akan terus kita dorong peningkatan potensi wisata Kabupaten Tuban, dan mendongkrak program-program promo wisata, kita juga membuka lebar kepada pihak swasta dan masyarakat untuk memberikan bantuan pemikiran dan ide dalam rangka peningkatan potensi dan kunjungan wisata di kabupaten Tuban”.
»»  Baca Selanjutnya...

PPDB Online 2012/2013 Dimulai 29 Juni - 03 Juli 2012

Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) secara online tingkat SMP/SMA/SMK tahun ajaran 2012/2013 telah dibuka oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Tuban, Jumat (29/06/2012).


Kepala Bagian Kesiswaan SMP/SMA/SMK, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tuban, Sunaryo menyatakan, pendaftaran PPDB dimulai pada hari ini tanggal 29 Juni 2012 hingga 03 Juli 2012.

Untuk seleksi dan verifikasi data akan dilaksanakan pada tanggal 4 Juli 2012, dan pengumuman lolos verifikasi akan dilaksanakan pada tanggal 5 Juli 2012. Sedangkan daftar ulang sekolah dijadwalkan pada tanggal 5 dan 6 Juli 2012.

“Hari ini kita sudah mulai melayani PPDB secara online untuk tingkat SMP/SMA/SMK, setelah pendaftaran sekolah yang berstandar Rintisan Sekolah Berbasis Internasional (RSBI) itu selesai,” ujar Sunaryo.


Dalam proses PPDB tersebut, siswa yang akan masuk sekolah tingkat SMP dan SMA, harus telah dinyatakan lulus SD untuk yang mau masuk SMP, dan telah lulus SMP untuk yang mau masuk SMA, memiliki ijazah atau Surat Tanda Tamat Belajar (STTB), Surat Tanda Kelulusan (STK) dan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN), serta usia maksimal 18 tahun untuk masuk SMP dan SMA maksimal 21 tahun.


Selain harus memenuhi persyaratan yang telah disebutkan di atas, Peserta Didik Baru (PDB) juga harus memenuhi nilai yang telah ditentukan sesuai dengan jenjang masing-masing. Untuk tingkat SD melanjutkan SMP Nilai Ujian Nasional (NUN) dikalikan 300. Sedangkan untuk tingkat SMP melanjutkan SMA NUN dikalikan 225. Sehingga nantinya kelulusan siswa akan diukur sesuai skor yang telah dikalikan tersebut.


Saat dikonfirmasi lebih lanjut mengenai jumlah kuota siswa luar Kabupaten Tuban yang mau mendaftar di Kabupaten Tuban, Sunaryo menyatakan, tidak ada kuota dalam bentuk apapun. Kuota hanya ditentukan oleh sekolah, yaitu kuota setiap kelas hanya diisi 36 siswa saja, tidak boleh lebih.


“Kita tidak mematok kuota untuk siswa luar kota Tuban yang mau mendaftar ke Kabupaten Tuban, namun perkalian skornya nanti lebih rendah, yaitu untuk tingkat SD melanjutkan SMP, NUN hanya dikalikan 250. Sedangkan untuk SMP melanjutkan SMA, NUN hanya dikalikan 200,” terangnya.


Sunaryo menambahkan, kalau ada siswa yang mendapatkan peringkat 1, 2, dan 3 dalam Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Olimpiade Sains Nasional (OSN), serta Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), semua siswa tersebut akan dinyatakan lolos tanpa perkalian skor.


“Nanti kalau siswa PDB ini ada yang mendapatkan juara dalam perlombaan tingkat nasional, seperti O2SN, OSN, dan FLS2N dengan menunjukan piagamnya, maka siswa tersebut dinyatakan langsung lulus tanpa perkalian skor,” pungkas Sunaryo.

Di tempat yang terpisah, Kepala Disdikpora Kabupaten Tuban, Drs Sutrisno M.Pd, menjelaskan dalam PPDB di Kabupaten Tuban menggunakan sistem obyektivitas, transparansi, akuntabilitas, tidak diskriminatif, dan kompetitif dengan maksud semua peserta didik baru bisa mempunyai peluang untuk memperoleh pendidikan yang diinginkannya.


“Dalam PPDB ini tidak ada sepeserpun pungutan yang dibebankan pada para siswa PDB dan orang tua siswa, kalua ada yang masih meminta pungutan, maka kami tidak segan-segan memberi sanksi pada yang bersangkutan,” tegas Sutrisno.

Diketahui, pendaftaran PPDB ini dimulai sejak tanggal 29 Juni 2012 hingga tanggal 03 Juli 2012. Dan untuk seleksi dan pengolahan data akan dilaksanakan pada tanggal 04 Juli 2012. Dan pengumuman dilakukan pada 05 Juli 2012. Sedangkan daftar ulang sekolah dijadwalkan pada 5 dan 6 Juli 2012.
»»  Baca Selanjutnya...

Kamis, 28 Juni 2012

Mangrove Centre Ramai Kemah Pelajar

Rabu (27/06/2012), Mangrove Centre yang terletak di Desa Jenu Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban tampak ramai dengan kegiatan kemah pelajar. Hari ini ada beberapa kelompok pelajar yang sedang mengadakan kegiatan di area alam tersebut. kami mendekati kerumunan anak – anak berbaju pramuka yang sedang asyik berdiskusi dan belajar di area terbuka yang rindang tersebut.


Dina, salah satu siswa SMP Negeri 2 Babat Lamongan itu tampak ceria dan malu – malu saat diwawancari wartawan kami. Gadis cilik tersebut mengatakan, “Kegiatan di sini asyik mas, dua pemandangan alam yang menjadi satu membuat saya betah berlama – lama di sini. Menikmati pantai, menjelajah hutan mangrove dan sambil menambah pengetahuan membuat saya dan teman – teman menikmati suasana kemah kali ini.”



Ketika dikonfirmasi, Ali Mansyur pengelola magrove centre yang baru saja mendapatkan penghargaan Kalpataru itu mengatakan, “Alhamdulillah mas, keberadaan mangrove centre di sini semakin bermanfaat.  Saya merasa senang dan bangga jika area ini dimanfaatkan dengan baik, apalagi untuk kegiatan pendidikan.” “Rencananya, dalam waktu dekat juga akan ada kegiatan dari perkumpulan mahasiswa Tuban yang ada di Surabaya.” imbuh Ali.



Berdasarkan keterangan dari beberapa orang yang ditemui, sejak awal liburan kali ini mangrove centre memang selalu dipenuhi kegiatan. Selain suasananya yang mendukung, lokasi yang mudah dijangkau pun membuat mangrove centre semakin hari semakin dikenal.
Pada kesempatan yang sama, kami juga menemui Ketua Kapal Jatim Prof. Dr. Suparto Wijoyo, M.Hum. Dalam kesempatan tersebut Prof. Suparto menyampaikan apresiasi yang luar biasa atas perkembangan mangrove centre Tuban yang luar biasa pesatnya. Dengan dukungan penuh dari Kenduri Agung Pengabdi Lingkungan (KAPAL) Jatim, Area mangrove centre akan terus dikenal baik secara nasional maupun internasional.
»»  Baca Selanjutnya...

Rabu, 27 Juni 2012

23 Grup Rebana Meriahkan Harlah Attanwir



BlokBojonegoro.com - Sebanyak 23 grup peserta mengikuti Festival Rebana Al-Banjari yang digelar dalam rangka Hari Lahir (Harlah) ke-80 Pondok Pesantren Attanwir Desa Talun, Kecamatan Sumberrejo Bojonegoro. Acara diadakan di halaman Ponpes pada Selasa (26/6/2012) malam.

Koordinator Festival, Lukmanul Khoirin mengatakan para peserta berasal dari berbagai kecamatan di wilayah Bojonegoro, Tuban dan Lamongan. Mereka diberi kebebasan memilih dua buah lagu salawat untuk ditampilkan saat babak penyisihan sebelum diambil lima besar dan berhak masuk ke babak final. “Ketentuannya peserta membawakan satu buah lagu wajib dan dua buah lagu bebas selama 15 menit,” katanya.

Sementara itu, Imam Nawawi salah satu dewan juri festival Rebana Al-Banjari menjelaskan ada beberapa item yang dinilai dari para peserta. Di antaranya performa para peserta yang mencakup kemerduan vocal, kekompakan dalam memainkan instrumen rebana serta keserasian dalam hal tata busana juga menjadi penilaian tersendiri bagi dewan juri.

Hasilnya, juara pertama diraih oleh group rebana Nurul Ulaa Panyuran Palang Tuban, sedang El Niha Senori Tuban dan Al Khabsy Baureno Bojonegoro yang menempati posisi dua dan tiga. Sedangkan Juara Harapan satu diraih oleh group rebana Arrahman Kedungrejo Kedungadem dan Al-Ma’ali Mayangrejo Kalitidu meraih juara harapan dua.
»»  Baca Selanjutnya...

Dua Sumber Air Putri Lanjar Di Wadung



Dua sumber mata air “Putri Lanjar” terletak di pegunungan yang jauh dari pemukiman warga, tepatnya di Desa Wadung Kecamatan Soko Kabupaten Tuban. Menurut warga setempat, area yang merupakan salah satu potensi wisata di tuban tersebut mempunyai sejuta cerita, mulai dari jaman prasejarah, sejarah hingga saat ini. Sebuah pohon besar di samping dua sumber berusia ratusan tahun menjadi saksi bisu beragam kisah yang tercipta di dua sumber mata air ini.

Konon, asal muasal adanya dua sumber tersebut di latar belakangi kisah asmara antara Putri Lanjar dengan Glondor Maindu, Glondor Maindu adalah salah satu penguasa di jamannya, dan beliau berkeinginan untuk menyunting sang  Putri. Namun, untuk mendapatkan keinginannya, Glondor Maindu harus bisa memenuhi beberapa persyaratan. Untuk bisa meminang sang Putri, harus bersedia memberikan perabot rumah tangga, alat musik dan beberapa hewan. Dengan rasa cinta yang luar biasa dan  keingin kuat untuk memiliki Sang Putri, Glondor Maindu pun bersedia memenuhi permintaan sang Putri.

Kemudian, Glondor Maindu memerintahkan para anak buahnya untuk membawa persyaratan yang diminta Sang Putri, hari itu juga Glondor Maindu melamar sang putri, dan ternyata sang Putri menolak karena mengetahui kalau Glondor Maindu mempunyai kelainan fisik (Alat Fitalnya terlalu besar, seukuran batang pohon kelapa). Dengan perasaan kecewa dan marah, akhirnya Glondor Maindu murka terhadap Sang Putri, sang Putri pun merasa bersalah dengan apa yang di perbuat terhadap Glondor Maindu, kemudian sang putri bersumpah untuk menjadi salah satu sumber mata air yang nantinya bisa diambil manfaat oleh orang banyak.

Sumpah serapah sang putri pun terwujud. Melihat sang putri telah berubah wujud menjadi sumber mata air, maka Glondor Maindu pun melakukan hal yang sama, hingga jadilah dua sumber mata air yang kini di sebut Brubulan Lanjar.

Salah satu warga Mustopo bercerita, “sampai saat ini perabot yang di bawa Glondor Maindu juga masih, tapi berupa batu, seperti Gong (alat gamelan jawa), Gajah, Pawon dsb”. Sampai sa’at tempat tersebut masih menyimpan banyak mistis dan mitos, seperti yang di ceritakan Yamidi, “Jika ada pengantin baru/lawas yang tidak harmonis hubunganya, di ambilkan dua sumber mata air tersebut, maka diyakini hubungan menjadi harmonis/patot (dalam bahasa jawanya).

Lebih lanjut Yamidi menceritakan, “memang seringkali ada orang luar kota seperti Bojonegoro mengambil air dari situ, apalagi di bulan-bulan tertentu yang sekiranya dianggap angker oleh orang jawa”,tandasnya.

Area yang seharusnya sangat potensi untuk menjadi salah satu objek wisata di Kabupaten Tuban ini, tampaknya belum terjamah dan belum mendapat perhatian dari pemerintah. Justru realitas yang diceritakan oleh warga setempat, tempat tersebut seringkali menjadi tempat praktek para pelakon mistis, dengan pembakaran menyan dan praktek – praktek mitos mistik yang lain.

Banyak warga setempat menyampaikan harapannya, agar tempat tersebut dapat dikembangkan menjadi salah satu objek wisata di Kabupaten Tuban.
»»  Baca Selanjutnya...

Dua Kakek Adu Jotos, Satu Nyawa Melayang


Rabu (27/06/12) pukul 14.00 Wib, duel antara 2 (dua) orang kakek–kakek di Desa Sumberagung Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban, mengakibat salah satu diantaranya meninggal dunia di lokasi kejadian. Lokasi kejadian tersebut hanya berjarak sekitar 50 meter dari Pos Polisi  Lalu lintas Desa Pakah (pertigaan pakah).
Dari informasi yang dihimpun, korban meninggal dunia bernama Sumari (70), sedangkan pelaku atau tersangka bernama Suyono (70) RT.01/RW.03 Dusun Ngrayung Desa Sumberagung Kecamatan Plumpang yang saat ini masih dirawat di RSUD. Dr. R. Koesma Tuban, karena juga mengalami luka di bibir dan tangan sebelah kiri. Luka–luka tersebut dimungkinkan akibat sabetan benda tajam.

Dari hasil penyidikan di tempat kejadian perkara (TKP), ditemukan luka sayatan yang lebar pada perut korban dan kepala, yang mengakibatakan pendaharan luar biasa dan akhirnya membuat nyawa korban tidak dapat tertolong.

Sujarwo (37) tetangga Suyono (pelaku), ketika dikonfirmasi bahwasanya pemicu persoalan ini adalah kecemburuan Sumari (korban). Menurut Sujarwo, Sumari memang pencemburu berat, “Memang begitu mas orangnya, dulu juga pernah istrinya dipukuli karena dia cemburu, padahal istrinya juga sudah tua” terang Sujarwo.


Pertengkaran kedua korban itu berawal dari faktor kecemburuan tentang istri  antara kedua belah pihak, satu tetangga yang menceritakan sebelum kejadian keduanya saling ejek. Akibat  keduanya masih panas,  selesai  mencari rumput untuk kebutuhan hewan ternak, sekitar jam 14.00 Wib keduanya berpapasan di gundukan pasir untuk bahan bangunan di desa setempat. Akhirnya keduanya berkelai dengan membawa sabit dan saling serang membabi buta. Senjata tajam yang dibawa keduanya membuat Mari (70 th) jatuh tersungkur dan meningal dunia di tempat tersebut. Sedangkan Suyono (70 th) dengan alamat yang sama juga mengalami luka parah dan langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.



Polsek Plumpang dan Polres Tuban memasang police line di tempat kejadian sekitar jam 15.00 Wib langsung dilakukan olah TKP. Akibat kejadian tersebut membuat arus lalu lintas jurusan Tuban –bojonegoro macet, karena kerumunan orang yang ingin melihat olah TKP dari pihak kepilisian.

Sekitar jam 16.30 Wib olah TKP selesai, oleh pihak kepolisian si korban dinaikan mobil Ambulance dan dibawa ke RSUD DR. R. Koesma Tuban untuk divisum. Selesai olah TKP, Mundi H Kapolsek Kecamatan Plumpang mengatakan “kejadian pembunuhan ini akibat saling ejek antara kedua belah pihak dan tidak ada yang mau mengalah, mengakibatkan satu korban meninggal.”

”Selesai di visum dari rumah sakit kemungkinan besar nanti malam langsung di kebumikan,” kata Sukisno Kepala Desa Sumberagung.

Ketika dikonfirmasi di lokasi kejadian, Kasat Reskrim Polres Tuban menerangkan, pelaku dan korban adalah tetangga, kejadian tersebut diduga akibat pihak korban tersinggung dan cemburu, sehingga menjadikan duel yang berujung maut. Untuk sementara korban dibawa ke RSUD. Dr. R. Kesma Tuban untuk dilakukan visum. Sedangkan motif  pasti dan kebenaran dari kejadian tersebut masih dalam penyidikan pihak Kepolisian Polres Tuban.









»»  Baca Selanjutnya...

Tuban akan Bangun Desa Wisata


Kepala Dinas Perekonomian dan Pariwisata  Kabupaten Tuban, Farid Ahmadi, menyatakan dalam waktu dekat ini direncanakan dibangun desa wisata untuk menggairakan potensi wisata lokal.
Farid menyatakan, beberapa desa berpotensi di Kabupaten Tuban harus segera digarap untuk lebih meningkatkan potensi yang dimiliki untuk dijadikan daerah kunjungan wisatawan.
”Memang sekarang ini sudah saatnya Tuban membangun desa wisata. Mengingat kabupaten ini memiliki cukup banyak potensi. Dengan demikian desa berpotensi mampu membuat produk-produk unggulanya agar lebih dikenal masyarakat luas,” ujar Farid  dalam acara opening program pengembangan sumber daya alam (SDA) lokal, yang digelar Koalisi Perempuan Ronggolawe di Kantor Kecamatan Kerek, Senin(25/6/).
Menurut Farid,  desa yang menjadi sasaran dalam pembangunan desa wisata ini, diantaranya Desa Tasikmadu Kecamatan Palang, yang terkenal dengan potensi belimbing madunya, Kecamatan Jatirogo yang terkenal dengan pengolahan makanan ringan yang berbahan jagug, serta desa  di Kecamatan Kerek yang selama ini terkenal dengan hasil batiknya.
“Setiap desa sebenarnya sudah ada produk unggulanya, dan itu lah sassaranuntuk iita bangun agar menjadi produk unggulan di masing-masing desa,” lanjut Farid.
Rencananya pembangunan desa wisata akan segera direalisasikan pada tahun  2013 dan sudah mendadi agenda pemerintah daerah dengan melibatkan konsultan ahli dari ITS untuk penataan kawasan tersebut.
»»  Baca Selanjutnya...