Selasa, 12 Juni 2012

Jelang Masuk Sekolah, Pegadaian Ramai Warga Gadai Emas Hingga Motor


Pengunjung Pegadaian Di Tuban mengalami kenaikan menjelang pendaftaran sekolah. Manager Usaha Lain, Kantor Pegadaian Tuban , Heppi Damayanti, Senin (11/06/2012) mengatakan bahwa menjelang penerimaan siswa baru banyak pengunjung yang datang dengan berbagai keperluan untuk menggadaikan barang berharga yang mereka punya.

“Dalam kondisi normal, rata-rata sehari kami melayani 40 hingga 60 orang nasabah, namun sampai siang hari ini sudah ada 125 orang nasabah yang melakukan antrean, sebagian besar nasabah menggadaikan barang berharga seperti emas dan barang elektronik untuk memenuhi biaya pendaftaran putra-putrinya agar bisa melanjutkan sekolah yang lebih tinggi,” katanya.

Perempuan yang berdomisili di Bojonegoro ini juga menjelaskan, bahwa sejumlah barang yang digadaikan oleh warga adalah emas, seperti cincin, gelang dan kalung. Sedangkan barang elektronik diantaranya radio mini kompo dan televisi, bahkan sebagian ada pula yang menggadaikan sepeda motornya.

“Besarnya nilai uang yang dipinjamkan disesuaikan dengan nilai taksiran barang yang digadaikan, namun lebih banyak yang meminjam antara Rp. 500 ribu hingga Rp. 2 juta,” Jelasnya. Salah satu nasabah, Suyitno, saat ditanya soal gadai barangnya mengatakan uang hasil gadai akan digunakan untuk membayar biaya daftar ulang anaknya yang masuk di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Tuban. “Dana ini akan saya pakai untuk mewujudkan cita-cita anak saya, mas. Agar bisa mewujudkan cita-citanya sekolah yang lebih tinggi,” ungkapnya.

Foto : Aktivitas pelayanan di Pegadaian Tuban
»»  Baca Selanjutnya...

Pembuatan TPP Terkendala Sistem Bank


Setelah seorang guru dinyatakan lulus uji kompetensi yang telah disyaratkan, maka guru akan mendapatkan Tunjangan Perrbaikan Penghasilan (TPP).
Berdasarkan data yang dihimpun seputartuban.com dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kab. Tuban menyebutkan proses pembuatan TPP saat ini sedang mengalami kendala.
Banyaknya jumlah guru dan tenaga kependidikan yang berhak menerima TPP, maka hal ini mempengaruhi sistem pembuatan rekening penerima. Yakni para penerima harus sabar karena menunggu daftar antrean untuk dibuatkan rekening.
Kepala Disdikpora Kabupaten Tuban, Sutrisno menjelaskan bahwa, pihaknya sudah mengusahakan TPP ini dapat cepet selesai. Namun kendala masih dihadapi yakni sistem dari Bank BRI, Bank Mandiri dan Bank BNI  yang memerlukan registrasi, pembuatan rekening sehingga menyebabkan antrian daftar tunggu.
Sehingga apabila dalam pembuatan dan pembukaan rekening bank ini mengalami kendala memamng murni bukan kesalahan dari Disdikpora Kabupaten Tuban. “saya menampik adanya keterlambatan pembuatan rekening itu merupakan kesalahan dari dinas,  namun memang dalam pembuatan itu perlu adanya waktu dan proses,” tuturnya.
Masalah bunga yang dihasilkan dari saldo rekening bank, semuanya masuk ke kas negara. “semua bunga masuk kedalam kas negara, jadi kami tidak mengurusi masalah bunga rekening guru-guru itu, jadi untuk guru yang belum mendapatkan nomer rekening dimohon ya sabar dulu, ” tambahnya.
Diketahui, sejak 2006 jumlah TPP guru pendidikan dasar di Kabupaten Tuban yang berhasil dibuatkan nomer rekening sebanyak 207, tahun 2007 sebanyak 290, tahun 2008 sebanyak 928, tahun 2009 sebanyak 753, tahun 2010 sebanyak 594 guru.
Sedangkan ditahun 2011 jumlah guru yang mendapatkan TPP dan sudah mempunyai nomer rekening sebanyak 612, sehingga dari jumlah banyaknya guru yang berhasil mendapatkan tunjangan profesi dan sudah memiliki nomer rekening sejak 2006 hingga 2011 sebanyak 3.384 guru. Sedangkan TPP guru pendidikan menengah Kabupaten Tuban yang telah mendapatkan nomer rekening sebanyak 356 guru.
»»  Baca Selanjutnya...

Pemkab Tuban akan Bangun SPBU Khusus Nelayan


Noor Nahar Husein

Program penghematan energi yang diserukan Presiden SBY per Juni tahun ini menjadikan bahan bakar minyak (BBM), khususnya yang bersubsidi, tak lagi mudah didapatkan masyarakat, tak terkecuali para nelayan yang menggunakan motor berbahan bakar diesel (solar) sebagai penggerak perahu mereka untuk melaut. Mengantisipasi hal tersebut Pemkab Tuban akan secepatnya mengupayakan pembangunan stasiun pengisian bahan bakar  kusus nelayan (SPBN).
Hal tersebut diungkapkan Wakil Bupati Tuban, Noor Nahar Hussein, kepada kotatuban.com,Selasa (12/6) di kantornya. Dikatakan, pembangunan SPBN tersebut akan secepatnya dilakukan sebelum terjadi kenaikan BBM, yang kabarnya, akan dilakukan pemerintah pada Agustus mendatanng.

”Memang sejak maraknya penyelewengan BBM, pembelian dengan jerigen memang agak susah. Sementara para nelayan ini membelinya selalu memakai jerigen. Untuk itu dalam waktu dekat pemerintah akan diusahakan pembangunan SPBN,“ kata Noor Nahar.
Noor Nahar mengatakan, pembangunan SPBN itu direncanakan akan dibuat di 2 Kecamatan di Tuban yang merupakan daerah terbanyak nelayan, yakni di Kecamatan Tambakboyo dan Kecamatan Palang.
“Mengingat masalah tersebut berhubungan langsung dengan PT Pertamina dan Dinas Kelautan dan Perikanan kita peru berkordinasi. Jika nanti telah melengkapi persyaratan, tinggal menunggu tim BP Migas survei ke lapangan,” ujarnya.
Noor Nahar juga menyampaikan pentingnya solar bagi nelayan. Karenanya Pemkab Tuban berupaya memberi kemudahan bagi nelayan untuk mendapatkanya. Dia berharap, usulan ini dapat disetujui oleh pihak Pertamina, agar masyarakat nelayan tidak kesulitan memperoleh solar.
Sumber Berita Dari : kotatuban.com
»»  Baca Selanjutnya...

Nekad Melaut di Tengah Cuaca Buruk


Cuaca buruk yang hingga yang kini masih melanda laut utara Tuban, tak menyurutkan nyali sebagian nelayan mengarungi samudera karena desakan ekonnomi.Seperti yang dilakukan para nelayan Desa Gesikharjo, Kecamatan Palang, Tuban.
Poniran, 47, salah seorang yang tetap beraktifitas mencari ikan di laut mengatakan, meski cuaca masih tak menentu terpaksa melaut demimemenuhi kebutuhan hidup mereka.
“Melaut saat angin seperti ini memang cukup berisiko. Tapi, mau bagaimana lagi. Kalau tidak melaut, siapa yang menghidupi keluarga,” ujar Poniran.
Namun sayang, upaya mereka untuk nekad melaut dengan risiko tinggi, ternyata tidak sebanding dengan hasil tangkapan ikan yang diperoleh. Cuaca buruk membuat nelayan anya mampu melaut tak lebih dari 3 mil, sehingga tangkapan mereka juga minim.
“Para nelayan tak berani ke tengah dan pulang lebih awal. Biasanya sampai siang. Kalau dipaksakan angin sudah terlalu kencang dan ombaknya juga besar,” kata Poniran.
Sejumlah nelayan lainnya, mengaku hanya mampu menangkap ikan tak lebih dari dua kilogram saja. Itu pun hanya rajungan yang mudah diperoleh di kawasan pantai. Dengan harga rajungan yang berkisar Rp 33 ribu per kilogram setidaknya membuat nelayan lega, karena masih memiliki penghasilan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Para nelayan berharap cuaca buruk yang melanda pantai utara Tuban, segera berlalu sehingga dapat kembali beraktifitas secara normal. 
»»  Baca Selanjutnya...

Hama Tikus Serang Tanaman Padi


Sejak sepekan terakhir, serangan hama tikus merusak tanaman padi milik para petani di Desa Prigi, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro. Para petani pun makin resah karena hama pengerat itu bisa meludeskan tanaman hanya dalam waktu semalam.

Berdasarkan keterangan salah satu petani asal Desa Prigi, Kasidin, hama tikus ini tidak hanya menyerang tanaman padi yang siap panen, namun juga tebaran benih. 

Berbagai upaya telah mereka lakukan untuk membasmi hama tikus. Salah satunya menggunakan empusan atau alat bong yang diisi jerami atau belerang.

Namun, menurutnya, penggunaan perangkap ini tidak efektif karena dalam semalam hanya bisa menangkap satu atau dua tikus saja. Selain itu, para petani juga menggunakan metode aliran listrik. Namun alat ini dinilai kurang aman karena membahayakan.

Untuk menekan penyebaran hama tikus, para petani melakukan pemberantasan yang diikuti oleh Bupati Bojonegoro, Suyoto dalam kegiatan studi lapangan di Desa Prigi, Kecamatan Kanor, Selasa (12/6/6/2012). 

Dalam kesempatan itu, bupati mengatakan serangan hama  tikus ini membuat para petani frustasi karena tanaman padi yang siap panen ludes terserang hama pengerat.

"Di saat banyak harapan yang digantungkan oleh petani, namun kondisinya seperti ini cukup memprihatinkan. Selain itu, petani juga telah mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk menanam padi," ujar Suyoto.

Selain permasalahan hama tikus, bupati juga menyoroti ketersediaan air untuk menanam padi. Menurut Suyoto, para petani tidak boleh bergantung pada air hujan saja. Sebab, ketersediaan air di waduk pacal kini semakin minim.
»»  Baca Selanjutnya...

Empat Rumah di Pantura Rusak Dihantam Ombak


Empat Rumah warga Dusun Meduran Desa Beji Kecamatan Jenu, hampir roboh akibat diterjang badai ombak besar 4 hari terakhir ini, sedangkan belasan rumah mengalami rusak akibat terjangan ombak Rob, Minggu (10/06/2012) 15.30Wib. 4 rumah yang hampir roboh tersebut milik Sholeh, Suminto, Andhim dan Nurkhasim warga setempat.


Lantaran ombak masih mengancam, warga kemudian dengan bergotong royong menurunkan genteng agar beban rumah yang terbuat dari bambu tersebut tidak terlalu berat. Selain itu, ombak juga mengikis pondasi serta pelataran rumah, hingga mengakibatkan rumah mudah roboh, sedangkan belasan rumah warga lainya juga banyak mengalami kerusakan seperti tembok pecah akibat getaran dari hempasan ombak, “Ibu saya ngungsi dirumah kami mas, karena tembok yang terbuat dari gedheg dijebol ombak,” jelas Muawanah.

Ancaman ombak 4 hari belakang ini memang mengkhawatirkan sebagian penduduk yang tinggal di bibir pantai, perasaan was-was tiap malam menghantui mereka, setiap kali hempasan ombak datang. terlebih tangkis ombak yang dibangun, juga sudah luluh-lantak akibat ganasnya gelombang ombak yang mencapai 3-4 meter tersebut. 

Sementara akibat kerusakan rumah ini warga mengaku terpaksa harus berhutang untuk memperbaiki rumah, lantaran belum ada bantuan dari pemerintah terkait musibah mereka, “Jangankan bantuan, pendataan rumah rusak aja tidak pernah, wong musibah yang dulu saja cuma disurvei, bantuan juga nggak datang mas, Nganggur.. mas!”, sahut Sholeh. 

Setiap warga mengaku, kerugian yang ditanggungnya mencapai Rp. 4-5 juta rupiah, untuk membiayai kerusakan rumahnya, warga terpaksa pinjam atau hutang dari warga lain ataupun koperasi yang mempercayai mereka, karena penghasilan yang pas-pasan dari hasil melaut juga tak cukup untuk merehab rumah mereka seketika.
»»  Baca Selanjutnya...

Mari Sukseskan Sensus Pajak Nasional !



Dalam melaksanakan pembangunan di semua sektor, pemerintah tentu membutuhkan dana yang diantaranya berasal dari pajak. Pada dasarnya, pajak merupakan kontribusi wajib berdasarkan undang-undang, yang harus dibayar oleh seluruh Wajib Pajak tanpa mendapat imbalan secara langsung yang akan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Setiap warga Negara Indonesia yang telah berpenghasilan di atas PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) wajib untuk membayar pajak. Setiap badan usaha wajib terdaftar sebagai Wajib Pajak dan melakukan kewajiban perpajakannya.

Menyadari masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk membayar pajak, maka pemerintah melaksanakan kegiatan Sensus Pajak Nasional. Dengan kegiatan ini diharapkan semua orang atau badan usaha yang belum melaksanakan kewajiban membayar pajak, dapat melaksanakannya sesuai ketentuan perpajakan.

Sensus Pajak Nasional pada hakikatnya untuk menegakkan keadilan. Sungguh tidak adil apabila ada masyarakat yang telah membayar pajak tapi masih ada juga masyarakat yang belum membayar pajak. Seharusnya masyarakat memiliki rasa bangga ketika telah memenuhi kewajibannya membayar pajak. Melalui Sensus Pajak Nasional yang dilaksanakan pemerintah, diharapkan seluruh masyarakat bisa mewujudkan rasa bangga bayar pajak. Mari kita sukseskan Sensus Pajak Nasional. Ayo Peduli Pajak!

Sekilas Sensus Pajak Nasional
Sensus Pajak Nasional adalah kegiatan pengumpulan data mengenai kewajiban perpajakan dalam rangka memperluas basis pajak dengan mendatangi subjek pajak (orang pribadi atau badan) di seluruh wilayah Indonesia yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Sensus Pajak Nasional dilaksanakan dengan tujuan untuk :
  1. Perluasan basis pajak
  2. Peningkatan penerimaan pajak
  3. Peningkatan jumlah penerimaan SPT (Surat Pemberitahuan) Tahunan PPh (Pajak Penghasilan)
  4. Pemutakhiran data Wajib Pajak
Dalam Sensus Pajak Nasional, petugas Ditjen Pajak akan melakukan :
  1. Pendataan kepemilikan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak);
  2. Konsultasi perpajakan;
  3. Sosialisasi hak dan kewajiban Wajib Pajak; dan
  4. Pengawasan kepatuhan kewajiban Wajib Pajak.
Oleh karena itu diharapkan masyarakat dapat mendukung program Sensus Pajak Nasional ini, dengan berpartisipasi menyampaikan data dan informasi melalui pengisian Formulir Isian Sensus (FIS). Setiap orang pribadi dan badan usaha yang disensus wajib memberikan keterangan yang benar.

Dasar Hukum Sensus Pajak Nasional
Dasar hukum pelaksanaan Sensus Pajak Nasional adalah sebagai berikut:
  1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009;
  2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentangPajak Bumidan Bangunan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994/li>
  3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 149/PMK.03/2011 tanggal 12 September 2011 tentang Sensus Pajak Nasional.
Latar Belakang Sensus Pajak Nasional
Roda pembangunan nasional dapat terus bergerak dan perekonomian Negara dapat terus tumbuh karena adanya penerimaan negara. Semakin besar penerimaan Negara tentuakan semakin banyak fasilitas publik yang dapat disediakan pemerintah. Penerimaan Negara dapat ditingkatkan jika ada perluasan basis pajak. Perluasan basis pajak tersebut dapat diwujudkan jika terdapat data yang akurat mengenai potensi pajak. Itulah mengapa Sensus Pajak Nasional sangat diperlukan agar keadilan dan kesejahteraan rakyat terwujud melalui pengunaan uang pajak.

Manfaat Sensus Pajak Nasional
Berikut ini manfaat yang diharapkan dari penyelenggaraan Sensus Pajak Nasional :
  1. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pembiayaan pembangunan nasional
  2. Mewujudkan keadilan bagi Wajib Pajak dalam kewajiban perpajakan
  3. Mengurangi ketergantungan pembiayaan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dari pinjaman/utang
  4. Mewujudkan pembangunan nasional yang lebih baik dengan kemandirian bangsa
  5. Meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia
Sasaran Sensus Pajak Nasional
Sasaran Sensus Pajak Nasional adalah bagi mereka yang :
  1. Belum ber-NPWP, diberikan NPWP
  2. Belum bayar pajak, agar membayar pajak
  3. Belum menyampaikan SPT, agar menyampaikan SPT
  4. Memiliki utang pajak, agar melunasinya
  5. Belum optimal membayar pajak, agar membayar pajak sesuai dengan ketentuan
Sensus Pajak Nasional akan dilakukan kepada orang pribadi dan badan usaha di seluruh wilayah Indonesia.
Untuk lebih jelasnya, ikuti tautan ini. Bangga Bayar Pajak!
»»  Baca Selanjutnya...

Kantor PN Diobok-obok Maling, Belasan Juta Raib


Aksi pencurian kembali terjadi di Kabupaten Tuban, kali ini korbannya adalah kantor Pegandilan Negeri Kabupaten Tuban, pelaku pencurian berhasil menggasak uang belasan juta rupiah setelah berhasil membobol kantor pengadilan tersebut dengan merusak plapon.


Dari sejumlah informasi yang berhasil dihimpun, Selasa (12/06/2012), kejadian pencurian tersebut baru diketahui oleh 2 orang pegawai PN Tuban itu dipagi hari saat mereka masuk kerja, mereka para pegawai yang sedang masuk dalam salah satu ruangan pengadilan tersebut mengetahui ada plapon ruangan tersebut mengalami kerusakan.



Saat itu saksi M Rizki Ferdiansyah dan Hanan Fadhli yang akan mengambil data yang berada di dalam lemari mengetahui lemari ruanganya tersebut kuncinya sudah dalam keadaan rusak, kemudian keduanya merasa sangat kaget lantaran uang yang berada di dalam lemari tersebut sudah tidak ada ditempatnya semula. "Saat itu saksi mengetahui ada satu plafon yang berada di ruangan tersebut mengalami pecah dan kerusakan, diduga sementara pelaku masuk melalui atas dari ruangan pengadilan tersebut. Kemudian mereka melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian," terang AKP Noersento, Kasubbag Humas Polres Tuban.



Dalam peristiwa pencurian di kantor PN Tuban yang berada di jalan Veteran, Kota Tuban itu pelaku yang sangat pencurianyang sangat bernai tersebut berhasil mengasak uang tunai Rp 12.084.000,-  yang tersimpan di dalam lemari yang berada di ruangan Pengadilan Negeri Tuban. "Saat ini petugas dari jajaran Polres Tuban masih melakukan penyelidikan terkait kasus pencurian ini, kita juga telah melakukan olah TKP untuk mengetahui dan menangkap siapa pelaku dari pencurian di kantor pengadilan tersebut," pungkasnya.
»»  Baca Selanjutnya...

Bandar Togel, Tukang Reparasi Elektronik Dintangkap

Seorang laki laki bernama Jatmiko (42) warga Dusun Semanding, Desa Semanding, Kecamatan Tuban, telah tertangkap karena menjadi bandar judi togel, Minggu (10/06/2012), 15.00 sore.

Operasi Pekat yang dilakukan jajaran Polres Tuban sebulan yang lalu dalam Giat Ops Pekat, tak menyurutkan nyali laki-laki yang juga bekerja sebagai reparasi elektronik itu, dia menjadi bandar judi jenis togel.
Setelah adanya laporan dari anggota polisi, satreskrim Polres Tuban menangkap tersangka dirumahnya dengan barang bukti berupa 1 buah Hand Phone (Hp) Nokia warna ungu hitam type 1661, dan uang tunai Rp. 117.000 hasil dari penjualan kupon togel. Barang bukti dan tersangka diamankan ke Polres tuban, untuk tindak lanjut penyidikan.
Kasubbag Humas Polres Tuban, AKP Noersento, saat dikonfirmasi seputartuban.com, senin (11/06/2012) mengatakan bahwa kasus perjudaian ini memang sudah lama diperhatikan oleh Satreskrim Polres Tuban, setelah ada bukti baru dilakukan penangkapan.
“Setelah kami ada kejelasan dan barang bukti, barulah kami lakukan penangkapan,” ujarnya.

»»  Baca Selanjutnya...

Diparkir Di Depan Rumah, Vario Raib Digondol Maling

Sepeda Motor Honda Vario Nopol S 2557 EO milik Mashuri (35) warga Desa Pabeyan, Kecamatan Tambakboyo, Tuban, raib digondol maling di depan rumahnya, minggu (10/06/2012) pukul 18.10 Sore.
Kejadian bermula saat sepeda motor korban berwarna putih violet itu diparkir di depan rumahnya sehabis digunakan  perjalanan dari Tuban. Selang beberapa menit setelah korban masuk rumahnya, motor kesayangan korban tersebut sudah hilang digondol maling.
Mengetahui motornya raib, korban langsung lapor ke Polsek Tambakboyo, untuk mengadukan pencurian sepeda motor miliknya tersebut.
Saat dikonfirmasi terkait pencurian motor tersebut, Senin (11/06/2012), Kasubbag Humas Polres Tuban, AKP Noersento menjelaskan, bahwa sebelumnya korban tidak mengira kendaraanya akan hilang, karena setiap harinya juga diparkir di depan rumah itu.
“Setelah melihat motornya raib, korban tersentak kaget dan sempat minta bantuan dengan bertanya kepada tetangga rumahnya, namun tidak ada kejelasan, siapa pelaku pencurian itu,” ujarnya.
Dari kejadian yang masih saja sering terjadi di wilayah Kabupaten Tuban selama ini, hendaknya para pemilik kendaraan bermotor lebih berhati-hati saat meninggalkan motornya tersebut. Pasalnya aksi pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di wilayah Kabupaten Tuban hingga saat ini masih marak terjadi. Selain karena factor pencuri motor masih berkeliaran dan belum berhasil ditangkap petugas, factor kesempatan dan kelalaian pemilik motor juga mendukung masih suburnya aksi pencurian tersebut.
»»  Baca Selanjutnya...

"RONGGOMANIA" Supporter Persatu Tuban


Ronggomania Tuban sebagai suporter utama kesebelasan PERSATU TUBAN terbentuk sejak Tahun 2002, pada awalnya belum terbentuk Struktur Organisasi tetap. Salah satu Wartawan Media Cetak yang tidak mau disebut namanya terinspirasi membentuk dan mendirikan Organisasi SupporterRONGGOMANIA, dari perbincangan di warung kopi akhirnya rekan-rekan yang memiliki jiwa sepak bola mendukung ide tersebut.

Dari hasil wawancara redaksi dengan Muslik selaku wakil ketua dan korlap menceritakan, Secara individu wartawan tersebut menggandeng beberapa rekan diantaranya ARKA SAGMINTA, MUSLIK, H.KANA, JHONY, LUTFI MARTAK(salah satu wasit senior di Tuban).
Pada saat itu hasil rapat/ pertemuan diputuskan struktur organisasi sementara:

  1. Ketua                      : ARKA SAGMINTA
  2. Wakil + Korlap        : MUSLIK
  3. Humas                    : JHONY
  4. Penasehat               : H. KANA
  5. Pembina                  : TULUS WIDODO
  6. Penanggung Jawab : LUTFI MARTAK
Dengan hati nurani, mereka mulai merangkak tahap demi tahap dan rela menguras kantong pribadi untuk membiayai kegiatan yang dijalani, termasuk pembelian alat-alat yang dibutuhkan, seperti Genderang, Drum, dan pembuatan Spanduk Barner. ”Modal sedikit tapi semangat yang besar akan menjadikan suatu harapan tercapai”, imbuh Muslik yang sekarang menjabat sebagai Sekjen di RONGGOMANIA TUBAN”

Seiring berjalannya waktu dan kesibukan masing-masing, struktur keorganisasian terjadi pergantian pengurus lama dan penambahan pengurus  baru  salah satunya wasit senior(LUTFI) mengundurkan diri. Menurut informasi dari Muslik, keluarnya Lutfi dari kepengurusan dikarenakan faktor usia (pensiun). Muslik menegaskan bahwa tidak ada kata perpecahan dalam pertemanan di organisasi. Hal itu  terbukti sampai saat ini komunikasi tetap berjalan danRONGGOMANIA semakin dikenal dan diakui masyarakat Kabupaten Tuban hingga saat ini. Data keanggotaan Ronggomania juga memperlihatkan peningkatan jumlah anggota RONGGOMANIA semakin bertambah.

Di satu sisi, Organisasi tidak bisa berjalan tanpa bantuan dari pihak lain yang juga mendukung kegiatan kami, tekat yang kuat dan semangat yang membara untuk 100% mendukung penuh TIM PERSATU TUBAN maju di Dunia Sepak Bola Indonesia. Sebagai bagian dari usaha mendapat dukungan, pengurus dan anggota sepakat untuk menyodorkan proposal ke PERSATU TUBAN, agar organisasi kami diakui dan disahkan secara formal.

Hingga saat ini, anggota komunitas RONGGOMANIAberjumlah sekitar 1.000 (seribu) orang terbagi di beberapa Kecamatan di Kabupaten Tuban, yang selalu siap menghijaukan Stadion di saat tim kebanggannya turun ke lapangan  berumput.  Status keanggotaan resmi Ronggomania dapat dibuktikan dengan adanya kartu anggota atau KTA.
»»  Baca Selanjutnya...

Hama Sundep Mulai Serang Tanaman Padi


Puluhan  hektar tanaman padi yang baru berumur sekitar 25  hari yang berada di sepanjang bantaran daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo di wilayah Kecamatan Rengel, diserang hama sundep sejak sepekan belakangan ini.
Serangan hama sundep kali ini, seperti dituturkan Sami, petani warga Desa Sawahan,  merusak tanaman padi secara bertahap. Kalau tidak segera diantisipasi, kata dia, akan berakibat ancaman terjadinya puso.
“Hama sundep yang terjadi sekarang ini, tidak terduga sehingga kami kelabakan menghalaunya. Karena, biasanya hama sundep tidak pernah ada pada musim tanam pertama. Yang terjadi biasanya adalah ancaman banjir tahunan akiat meluapnya Sungai Bengawan Solo,” kata dia.
Dengan adanya serangan hama tikus tersebut, kata petani lainnya, Sajiman, beban biaya yang dikeluarkan makin tinggi. Belum lagi persoalan pemupukan dan penyemprotan insektisida untuk hama serta penyubur tanaman pada tahap berikutnya.
Sajiman menyatakan derita yang menimpa petani seperti tak ada habisnya. Belum usai didera keresahan akibat buruknya cuaca yang turunnya harga jual gabah,  kini petani sepanjang DAS  Bengawan Solo kembali dipaksa mengahadapi ganasnya hama sundep  yang menyerang areal tanaman padi milik mereka.
Menurut Sajiman, hama sundep mulai menyerang tanaman padi milik para petani di dua semenjak semenjak tanaman masih berusia dua pekan. Sedang usia tanaman rata-rata kini telah mencapai hamper satu bulan. Tanaman padi yang baru saja dipupuk bukannya menjadi subur, tapi  justru malah layu kekuning-kuningan.
Hama sundep ini diperkirakan masih akan terus berlanjut hingga beberapa pekan mendatang. Berdasarkan kebiasaan yang terjadi sebelumnya, hasil panen dipastikan akan mengalami penurunan hingga 50 persen.
Sementara itu, di tengah terus melonjaknya harga sembako dan bayang-bayang  ancaman gagal panen menyusul mewabahnya hama sundep,ternyata  tak menyurutkan niat para petani untuk melakukan aktifitas tanam padi pada musim ini.
Para petani di wilayah Kecamatan Rengel, Soko dan wilayah lainnya, tetap nekad menanam padi di tengah ancaman hama wereng sundep. Meski lebih bersikap spekulasi, tak ada pilihan lain kecuali mengolah lahan pertanian yang ada.
“Ancaman hama wereng dan wabah lainnya, sudah terjadi berulangkali. Tapi, memang tidak ada pilihan lain bagi kecuali tanam padi. Berspekulasi sudah hal biasa. Risiko gagal panen telah pula kerap terjadi turun temurun,” ujar Sarjuni, petani asal Desa Bulurejo, Kecamatan Rengel.
Bagi Sarjuni, yang sehari-harinya menjadi sekdes di desa setempat, dan juga puluhan petani lainnya bahkan sudah membuat pembenihan hingga dua kali dengan biaya Rp 1,4 juta.
Sarjuni menyatakan, kalkulasi untung rugi tetap diperhitungkan. Hanya saja, kalau memang nantinya merugi karena gagal panen adalah hal biasa.
Seperti diketahui, serangan hama wereng merupakan buntut dan buruknya kondisi cuaca Indonesia. Semakin tinggi intensitas hujan ekstrem, makin ganas pula serangan hama wereng.

»»  Baca Selanjutnya...

JOB P-PEJ Capai Kesepakatan Dengan Nelayan Palang


Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ) akhirnya menyepakati biaya pembangunan sandar labuh di Desa Karang Agung, Kecamatan Palang, sebesar Rp 225 juta. Angka tersebut selisih Rp 75 juta dari permintaan nelayan  Rp. 300 juta.
Kesepakatan tersebut dicapai setelah perwakilan JOB Pertamina melakukan hearing bersama perwakilan nelayan  Desa Karang Agung yang dimediasi Wakil Bupati Tuban, Ir. Noor Nahar Hussein,  di kantor Pemkab Tuban, Senin (11-6).
Sempat terjadi perdebatan alot sebelum kesepakatan tercapai. Hal tersebut lantaran  perwakilan nelayan ngotot meminta besaran dana tetap sesuai yang diajukan para nelayan, sebesar Rp 300 juta. Suasana mulai cair saat Wakil bupati Tuban, Noor Nahar Hussein, berusaha memberikan penjelasan kepada para Nelayan.
Untuk diketahui, beberapa waktu lalu, nelayan desa Karang Agung melakukan demo menuntut JOB Pertamina memberikan kompensasi atas dampak yang ditimbulkan dari keberadaan pipa minyak milik pertamina yang berada di kawasan laut desa Karang Agung.
Menurut mereka, keberadaan pipa tersebut sangat mengganggu nelayan dalam mencari ikan. ” Jaring kami banyak yang rusak akibat tersangkut pipa, jadi wajar dong kami minta kompensasi,” ungkap seorang nelayan yang wanti-wanti namanya tidak ditulis.
Sesuai kesepakatan, pencairan dana tersebut akan dilakukan dalam tiga tahap,   pertama Rp. 100 juta, kedua Rp. 75 juta dan terakhir Rp. 50 juta.
»»  Baca Selanjutnya...