Senin, 02 April 2012

Kurtubi: 1 Juli Harga BBM Bisa Naik, jika...


Pengamat energi, Kurtubi, mengatakan, harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi bisa naik pada awal Juli mendatang jika ketentuan enam bulan yang diputuskan DPR dalam Pasal 7 Ayat 6a dalam UU APBN-P 2012 terhitung dari bulan Januari.
DPR melalui rapat paripurna pada Sabtu (31/3/2012) dini hari, memutuskan untuk menetapkan adanya Pasal 7 Ayat 6a yang berisi peluang bagi pemerintah untuk menyesuaikan harga BBM jika realisasi harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) dengan asumsi sebesar 105 dollar AS per barrel lebih dari 15 persen dalam kurun waktu enam bulan.
"Jika (enam bulan) dihitung dari Januari, maka akhir Juni atau awal Juli harga BBM bisa naik. Tapi itu tergantung pada kondisi pasar minyak dunia," ujar Kurtubi,  Minggu (1/4/2012).
Ia menerangkan, kondisi ICP per Maret telah mencapai 128 dollar AS per barrel. Kemungkinan ICP terus melonjak sangat tergantung dari kondisi di Timur Tengah khususnya Selat Hormuz. Maklum saja belakangan ini melonjaknya harga minyak karena Iran bersitegang dengan negara-negara Barat yang menduga negara tersebut punya proyek senjata nuklir.
Namun, kata Kurtubi, situasi harga minyak dunia termasuk ICP bisa menurun jika ketegangan di Selat Hormuz mereda. Jika harga ICP turun maka selisih 15 persen tersebut mungkin tidak tercapai. Alhasil, harga BBM tidak naik pada bulan Juli. "Dengan kondisi pasar minyak dunia yang terus (harganya meningkat) sampai saat ini bisa dipastikan 1 Juli harga BBM bisa naik. Kecuali terjadi perkembangan signifikan khusus Selat Hormuz. Artinya terjadi perdamaian atau ketegangan mereda pada bulan Mei-Juni ke depan sehingga ketentuan 15 persen tidak sampai," terang Kurtubi.
Ia pun meminta kejelasan dari pemerintah terkait periode enam bulan yang dijadikan patokan untuk menyesuaikan harga BBM bersubsidi. Mengingat ada pihak yang menghitung enam bulan itu sejak bulan April, bahkan ada yang menghitung dari tahun lalu. "Ini kan multitafsir jadinya," pungkas dia.
Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Widjajono Partowidagdo mengatakan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tidak mungkin dilakukan pada 1 April mendatang sesuai jadwal yang direncanakan pemerintah. Akan tetapi, harga BBM bisa naik pada Mei mendatang. "Pokoknya asal enam bulan, dari mana saja. Kalau sekarang enggak mungkin. Enam bulan sekarang belum mencapai 15 persen. Kalau Mei enam bulan ke belakangnya sudah 15 persen naik. Mei juga bisa naik kalau jeblok harga minyaknya, ya langsung," ujar Widjajono, di Kompleks DPR, Jakarta, Sabtu (31/3/2012) dini hari.
»»  Baca Selanjutnya...

Demo BBM di Tuban, Diwarnai Kericuhan


Aksi penolakan kenaikan harga BBM ini
juga melibatkan anak-anak

Aksi demo kembali dilakukan oleh para mahasiswa dan elemen masyarakat di Patung Letda Soecipto, Depan Kantor DPRD Kabupaten Tuban. Mereka mengatasnamakan dirinya Forum Mahasiswa Tuban (FMT) dan Partai Rakyat Demokrasi (PRD) dalam aksinya menolak kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM dan menunutut Presiden Susilo bambang Yudhoyono (SBY) untuk turun dari jabatannya, sabtu (31/03/2012).
FMT yang terdiri dari Ikatan MahasiswaMuhammadiah (IMM), Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), kader Partai Rakyat Demokrasi (PRD), Dalam aksinya menyampaikan bahwa pemerintahsn SBY tidak memihak pada rakyat akan tetapi memihak kepentingan asing (noeliberalisme).
FMT saat menggelar aksi di bundaran
patung Letda Soetjipto Tuban
Alasan lain mengapa masyarakat kurang menerima rencana kenaikan harga BBM, karena Presiden SBY di duga lebih mementingkan Kepentingan negara imperialis seperti Amerika, dengan tujuan mendorong pemerintah menjalankan liberialisasi sektor migas.
“SBY sangat membela kepentingan negara asing yang ingin memanfaatkan kekayaan alam yang terkandung di bumi Indonesia, “ ungkap Ketua PRD Jatim, Hermanto.
Setelah orasi yang di sampaikan demonstran, Aksi dilanjutkan dengan pemblokiran jalan Pantura tepatnya di depan Kantor Badan Pertanahan Nasional, Jl.Wahidin Sudiri Husodho yang di lakukan demonstran sebagai bentuk kekesalan terhadap Pemerintah Kabupaten Tuban, sehingga aksi ini sempat di halang halangi oleh aparat kepolisian yang berjaga, dan sempat terjadi adu mulut sampai aksi kekerasan berupa adu fisik.
Mahasiswa dengan Polisi nyaris adu jotos

Diduga aksi bentrok ini dipicu lantaran mahasiswa dari PMII ini sebelumnya melakukan longmarch dan tiba-tiba langsung melakukan aksi pemblokiran jalan, sehingga polisi langsung berhamburan menjaga para mahasiswa.
Dan dalam kericuhan ini tiba-tiba adi fisik terjadi, bahkan terjadi adu jotos antara keduanya,”kenapa kami diperlakukan seperti ini,” ungkap salah satu mahasiswa.
Sementara itu di Jakarta, sidang paripurna DPR RI pada Jum’at (30/03/2012) kemarin yang membahas UU APBN-P 2012 telah memutuskan harga BBM bersubsidi ditunda kenaikanya. Lebih jelasnya pada pasal 7 ayat 6a UU APBN-P 2012, pemerintah dapat menaikkan atau menurunkan harga jika harga rata-rata minyak Indonesia mengalami kenaikan atau penurunan sebesar 15 persen dalam waktu 6 bulan terakhir dari asumsi harga minyak internasional.


»»  Baca Selanjutnya...

Demo Mahasiswa Tolak Kenaikan BBM, Sholat Jenazah Dan Bakar Keranda Mayat


Mahasiswa saat melakukan sholat jenazah
di depan gedung Pemkab Tuban

Aksi demo kembali di lakukan oleh gabungan mahasiswa yang menamakan dirinya Forum Mahasiswa Tuban (FMT) dalam aksinya menolak kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM dan menunutut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk turun dari kursi kepresidenan, Jum’at (30/03/2012).
Pendemo yang tergabung dari elemen mahasiswa yaitu  Ikatan Mahasiswa Muhammadiah (IMM), Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI), Pergerakan  Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) memulai aksinya dari gedung olahraga (GOR)Tuban.
Dalam aksinya, pendemo yang berjumlah sekitar 30 orang dalam mengawali aksinya dimulai dari perempatan patung letda Soetjipto atau jalan depan gedung DPRD Tuban. Kemudian melanjutkan longmach ke Jl. Teuku Umar hingga depan patung adipata garuda (Jl. Marthadinata), Jl.Panglima Besar Sudirman, sampai Depan Gedung Pemerintah Kabupaten Tuban.
Para mahasiswa saat melakukan Longmarch
Dalam orasinya pendemo menolak kenaikan BBM dan menunutut SBY – Budiono turun dari jabatannya, karena di nilai sudah menyengsarakan rakyat dan membuat rakyat semakin miskin dan meminta  Bupati serta wakil Bupati Tuban untuk turun menemui pendemo.
Selain itu, sebagai bentuk protes atas rencana kenaikan harga BBM ini dianggap hati nurani SBY telah mati sehingga dilakukan sholat jenazah. Kemudian aksi dilanjutkan dengan membakar keranda mayat dengan bertuliskan Wafatnya SBY.
Sedangkan sebagai bentuk kekesalan mahasiswa karena tidak ditemui Bupati dan Wakil Bupati dilampiaskan dengan melempari halaman gedung Pemkab Tuban dengan tomat dan jeruk busuk.
Para aktivis mahasiswa ini sangat mengutuk kebijakan pemerintah karena menurut undang undang dasar 1945 dalam pasal 33 menyebutkan bahwa kekayaan alam yang terkandung di dalamnya di kuasai oleh negara, karena pemimpin negara di pilih oleh rakyat maka jangan sampai menyengsarakan rakyat, “Presiden itu di pilih rakyat, jangan sampai menyengsarakan rakyat, “ tutur korlap FMT, Sumarjo.
Dalam aksinya pemdemo juga menyayangkan pihak Pemerintah Daerah KabupatenTuban kurang membela rakyat kecil, Mahasiswa menilai karena tidak ada perwakilan dari Pemkab yang pergi ke Pemerintah Pusat untuk mengutarakan aspirasi penolakan kenaikan harga BBM ini.

»»  Baca Selanjutnya...

Giliran Menteri Agama Sambangi Langitan


Setelah beberapa pejabat menyambangi Pondok Pesantren (Ponpes) Langitan, Kec. Widang, Kab. Tuban, giliran Menteri Agama, Surya Dharma Ali berkunjung ke Ponpes dan untuk berziarah ke makam masayeikh KH. Abdullah Faqih, Senin (26/03.2012).
KH. Ubaidillah Faqih bersama Menteri Agama
Surya Dharma Ali yang saat itu mengendarai mobil dengan Nopol RI 33 itu datang bersama sekitar 15 orang rombongan yang salah satunya adalah KH. Nur Uskandar Sq selaku Majlis Syuriah DPP PPP.
Rombongan yang tiba sekitar pukul 14.50 WI itu langsung disambut oleh beberapa pengurus Ponpes Langitan diantaranya  KH. Ubaidillah Faqih, KH. Abdullah Munif, KH. Abdullah Habib, dan H. Agus Ma’shum.
Kunjungan yang berlangsung singkat yaitu sekitar 15 menit itu dimanfaatkan untuk melakukan doa bersama untuk Al Maghfullah Alm. KH. Abdullah Faqih yang dipimpin oleh KH. Nur Iskandar dan diamini oleh para tamu lainya.
Setelah berdoa, Surya Dharma  Ali gagal berziarah kemakam kyai Faqih karena saat rombongan akan memasuki kompleks makam tiba-tiba hujan lebat turun dan membasahi kompleks pemakaman. Sehingga rombongan langsung melanjutkan perjalanan menuju salah satu Pondok di Gresik
Semenjak wafatnya ulama Kharismatik ini, beberapa tokoh nasional telah mengunjungi ponpes Langitan. Sebelumnya telah hadir Muhaimin Iskandar, KH. Hasyim Muzadi, Menteri pertanian Siswono dan Dahlan Iskan dan sejumlah tokoh regional maupun nasional lainya.
“tadi pak menteri agama tidak sempat ziarah karen hujan lebat dan langsung balik ke Gresik,” ungkap Fahriqin (25), petugas dokumentasi Ponpes.
Sebelumnya, Menteri Agama juga akan berkunjung ke Langitan dengan menggunakan helikopter, namun lantaran angin kencang, kunjungan tersebut dibatalkan.
»»  Baca Selanjutnya...