Senin, 11 Juni 2012

Pembatasan BBM Ancam 150 Ha Tanaman Padi Puso


Sedikitnya 150 ha tanaman padi pada lahan pompanisasi di delapan desa di Kabupaten Tuban. terancam gagal panen akibat kekeringan memasuki musim kemarau tahun ini. Kondisi ini, juga diperparah dengan sulitnya petani mendapatkan bahan bakar minyak (BBM), sebagai motor penggerak diesel untuk menaikkan air dari sungai atau pun sumur yang ada. Area persawahan akan kering akibat mesin diesel tak bisa beroperasi normal seiring dengan rencana pemerintah yang memberlakukan pembatasan BBM bersubsidi.
Ke-150 ha tanaman padi yang terancam kekeringan itu berada di tiga kecamatan.Yakni Kecamatan Plumpang, Soko, dan Widang.
Sedang ke-8 delapan desa itu meliputi Desa Magersari, Jatimulyo, dan Penidon di Kecamatan Plumpang. Untuk di Kecamatan Widang, meliputi Desa Tergalrejo, Tegalsari, dan Banjar, serta Desa Pandanwangi di Kecamatan Soko.
“Ada tanaman padi dengan luasan sekitar 150 ha yang terancam kekeringan. Rata-rata berada di bantaran daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo yang memakai system pompanisasi” kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian Kabupaten Tuban, Sudarmudji.
Dikatakan, kekeringan terjadi disebabkan karena petani kesulitan mendapatkan pasokan BBM bagi bahan bakar mesin pompa diesel. Untungnya, meski sulit  bahan bakar tersebut masih dapat dijangkau para petani.
Menurut Sudarmuji, jika dalam dua pekan hingga sebulan mendatang tidak ada hujan serta petani masih kesulitan mendapatkan BBM dimungkinkan tanaman bakal gagal panen. Sebab, saat ini lahan padi yang ada di bawah tanaman itu sudah mulai pecah-pecah akibat kekeringan.
Untuk tanaman yang ada di wilayah Kecamatan Plumpang dan Soko saat ini rata-rata berumur 15-30 hari setelah tanam (HST). Sementara, yang ada di Kecamatan Widang masih berupa persemaian. Kondisi tersebut, membuat warga resah. Sebab, petani khawatir tak dapat tanam karena tidak bisa memompa air ke area persawahan.

0 Komentar:

Posting Komentar