Rabu, 18 Juli 2012

Awali Puasa, Warga NU Diminta Tunggu Hasil Rukyat


Mengawali puasa Ramadan 1433 Hijriyah yang dimungkinkan terjadi perbedaan, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PCNU) Jawa Timur meminta kepada warga nahdliyyin untuk menunggu hasil ihbar (pengumuman resmi) PBNU.
Hal ini dilakukan, mengingat ormas lain ada yang menetapkan awal puasa Jumat 20 Juli mendatang, sedangkan PBNU melalui tim rukyatul hilal baru akan melakukan pengamatan awal bulan qomariyah, karena pada tanggal 20 Juli bulan qomariyah baru tanggal 29 Syaban dan posisi hilal kurang dari 2 derajat di atas ufuk.
“Dari 21 Ormas dan Lembaga yang biasanya mengikuti sidang isbat dengan Kementerian Agama, ada 16 ormas dan lembaga yang memprediksi awal puasa Jatuh tanggal 21 Juli, Sedangkan sisanya sudah mengumumkan jatuh tanggal 20 Juli,” tutur Ketua PWNU Jatim KH Mutawakkil Alallah dikonfirmasi, Senin (16/7).
Atas dasar perbedaan penetapan ini, kata Mutawakkil, seperti dikutip kominfojatim, PWNU menghimbau kepada umat Nahdliyin di Jawa Timur untuk tetap tenang dan menunggu pengumuman resmi dari PBNU.
PWNU Jatim juga meminta kepada warga nahdliyyin untuk menghormati masyarakat yang berdasarkan keyakinannya mengawali puasa pada tanggal 20 Juli. Ini karena, apa yang mereka lakukan berdasarkan keyakinannya dan masyarakat tidak bisa melarangnya, sedangkan di NU sendiri masih harus menunggu hasil rukyatul hilal PBNU yang dilakukan di 70 tempat.
“Itu hak mereka, karena sudah melakukan ijtihad,” paparnya.
Ditanya terkait wacana kemungkinan penyamaan pelaksanaan awal puasa seperti yang dilontarkan Ketua MUI Jatim Abdussomad Bukhori, agar NU mengurangi 2 derajat sebagai batas minimal visibilitas pengamatan serta Muhammadiyah agar menambahi 0 derajat sebagai batas minimal visibilitas pengamatan. Mutawakkil menjelaskan, sangat tidak mungkin. Ini karena sudah menjadi prinsip masing-masing Ormas.
“Yang penting kita saling dewasa, jangan dianggap perbedaan ini sebagai konflik atau perpegahan,” jelasnya.
Seperti diketahui, NU dalam Almanak PBNU yang diterbitkan Lajnah Falakiyah memprediksi tanggal 1 Ramadan 1433 H jatuh pada Sabtu 21 Juli 2012. Prediksi ini diperoleh berdasarkan ilmu hisab yang paling modern, yaitu hisab yang tahkiki-tadzkiki-ashri.
Berdasarkan hisab modern, seperti dalam almanak NU, posisi hilal pada saat dilakukan rukyatul hilal pada Kamis (19/7) atau 29 Syaban 1433 H baru berada pada ketinggian 1 derajat 38 menit di atas ufuk. Maka hilal dinyatakan belum visibel (imkanur rukyat) sehingga tidak mungkin dapat dirukyat.

0 Komentar:

Posting Komentar