ASWAJA, istilah ini
mungkin belum terlalu familiar di telinga, tetapi ketika di jabarkan ASWAJA
merupakan singkatan dari Ahlisunnah Wal Jamaah yang sudah familiar ditelinga
masyarakat terutama kalangan Nahdliyin. Tetapi diera globalisasi ini penganut
Aswaja mendapat tantangan baru dengan adanya Firqoh lain yang mencoba
melebarkan sayapnya di Indonesia, tetapi tantangan ini tidak dianggap sebagai
hambatan tetapi sebagai motivasi. Motivasi ini ditunjukkan dengan berdirinya
Aswaja NU Centre di Jawa timur termasuk di Tuban dengan tujuan untuk membekali
masyarakat dengan paham Ahlisunnah Wal Jamaah dan membentengi dari pengaruh
Firqoh lain. Perlu membumikan kembali nilai-nilai Aswaja.
Akhir-akhir ini muncul
kasus yang mengancam keutuhan NKRI sebagai sebuah bangsa dan negara kesatuan,
dan ini perlu mendapat paerhatian khusus, dalam hal ini agama memiliki peran
penting. Selain sebagai penuntun spritual dan moral bagi warga negara, agama
pun berperan sebagai filter yang menyaring budaya yang layak dan atau sebagai
tali pengikat masyarakat. Agama dapat menyerap secara selektif
sedikit atau banyak unsur kebudayaan lokal itu, dan sebagian berusaha menolak
pengaruh itu. Dengan kata lain, akulturasi nilai-nilai agama (dalam konteks ini
adalah Aswaja) dan budaya lokal (kie-indonesia-an) sebagai strategi pengukuhan
jiwa nasional kembali.
Selain dilaksanakan
Pengukuhan Pengurus Aswaja NU Centre kabupaten Tuban, Aswaja NU Centre Jatim
melaksanakan pula Olimpiade Aswaja dengan tujuan untuk mengukuhkan dan
mensosialisasikan nilai-nilai Ahlusunnah Wal Jawaah kepada
masyarakat,menanamkan sikap nasionalisme dan menumbuhkan potensi ekonomi
kerakyatan. Kegiatan ini diselenggarakan dua tahap, babak penyisihan yang akan
diselenggarakan di empat zona dan babak final diselenggarakan di PWNU Jatim di
Surabaya, adapun empat zona tersebut adalah Malang, Tuban, Jombang dan
Bangkalan.
Seperti di Zona Lain,
Zona Tuban yang terdiri dari Tuban, Ngawi, Gresik, Bawean, Lamongan,
Bojonegoro, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kangean, Masalembu dan
Sidoarjo juga melaksanakan Olimpiade Aswaja ini pada hari Minggu Tanggal 2 juni
2012 bertempat di Pondok Pesantren Sunan Bejagung Semanding Tuban. Perlombaan
terdiri dari Lomba Pidato Aswaja, Cerdas Cermat, Qasidah Rebana, Al-Banjari dan
Karya tulis Ilmiah Aswaja.
Dalam sambutannya Bupati
Tuban H. Fathul Huda sangat senang dengan dilaksanakannya Olimpiade Aswaja di
Tuban. “Tidak Berlebihan Jika Tuban menyandang Bumi Wali” kata beliau. Sebutan
Bumi Wali yang disandang juga memiliki konsejuensi yang harus ditanggung yaitu
dengan menambah ke-religiusan dan mengurangi segala kemaksiatan yang ada di
Kabupaten Tuban. Dengan Bumi Wali diharapkan Barokah Wali akan terus mengalir.
Barokah ini sudah bisa dirasakan dengan didapatnya penghargaan prestasi tingkat
Provinsi bahkan nasional seperti, Adipura, WTP, WTN, Adiwiyata, Kalpataru dan
penghargaan-penghargaan yang lain.
Kehidupan saat ini yang
semakin maju mengakibatkan semakin berkurangnya faham NU dan Aswaja yang
sebenarnya, banyak Orang NU yang tidak mengerti ke-NU-annya. Oleh sebab itu
Olimpiade Aswaja dirasa tepat dan diharapkan mampu membentengi generasi muda
dari Firqoh lain yang mungkin menyesatkan. Dengan Organisasi yang bagus dan
terbentengi diharapkan kedepan NU semakin bisa berperan di masyarakat.
Rangkaian acara di
Ponpes Sunan Bejagung tidak hanya berhenti pada pelaksanaan Olimpiade Aswaja,
pada hari selasa tanggal 5 Juni 2012 dilaksanakan Pengajian dalam rangka Haul
Ponpes Sunan Bejagung yang ke 14. Dalam acara ini ceramah agama diisi langsung
oleh KH. Miftahul Ahyar, Rois Suriyah PWNU Jatim yang juga menyoroti pentingnya
faham Aswaja difahami oleh para Nahdliyin. Diikuti ratusan jamaah pengajian ini
berlangsung Khidmad dan lancar.
0 Komentar:
Posting Komentar