Memasuki musim kemarau yang ditandai dengan mengeringnya lahan pertanian membuat Dinas Pertanian Kabupaten Tuban, mengeluarkan himbauan kepada para petani agar menanam tanaman palawija dan holtikultura. Hal itu dilakukan agar petani tidak merugi dengan bersepkulasi tetap menanam padi.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Tuban, Sudarmuji, menyatakan, saat ini beberapa daerah memang menanam padi. Seperti daerah bantaran Sungai Bengawan Solo dengan memanfaatkan sistem pompanisani. Namun, di daerah lain hal tersebut tidak dapat dilakukan mengingat daerahnya yang berada di dataran tinggi,
“Kita sudah menghimbau kepada para petani, Khsusnya yang jauh dari sumber air untuk menanam tanaman palawija saja dan holtikultura serta tidak berspekulasi dengan tetap menanam padi, untu menghindari kerugian,” kata Sudarmuji, Rabu (11/7).
Menurutnya, di tengah musim kemaru ini, idealnya petani menanam palawija seperti kacang hijau, kedelai, jagung atau menanam komoditas hortikultura seperti Semangka. Yang tidak membutuhkan terlalu banyak air.
Sementara itu terkait banyaknya warga di Kecamatan Meraukrak yang masih menanam padi pada musim kemarau ini, menurut Sudarmuji, daerah tersebut merupakan daerah dataran cukup rendah dan dilalui sungai untuk irigasi. Untuk daerah Kecamatan Merakurak seperti di Desa Kapu memang dataran rendah dan rata-rata petani disana menggunakan sumur bor, sehingga masih aman untuk menanam padi.
Sedangkan, daerah yang rawan kekeringan adalah Kecamatan Grabagan, Kerek, Kenduruan dan Rengel serta Soko di sebagian daerah pegunungan. Di beberapa kecamatan tersebut petani dihimbau untuk tidak menanam padi karena daerahnya yang cukup kering.
0 Komentar:
Posting Komentar