Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi kembali menyampaikan sikapnya untuk mundur dari jabatannya jika target E-KTP gagal dan tidak tercapai. Saat ini E-KTP sudah terbit sekitar dua juta. "Target saya itu harus terealisasi. Kalau tidak tercapai, jaminannya seperti saya sudah bilang, saya akan mundur. Serius saya ini. Orang bilang, hanya orang Jepang saja yang berani bilang seperti itu. Saya juga berani. Saya bertanggungjawab bekerja," tegas Gamawan, di Kantor Gubernur Bali, Senin (02/07/2012).
Gamawan menegaskan, saat ini sedang mengevaluasi efektivitas KTP yang berlaku lima tahunan. Untuk proses pembuatan KTP lima tahunan biayanya besar. Jika kita ikuti sistem KTP lima tahunan itu, maka biayanya akan membengkak. "Untuk lima tahun, kita harus menambah, minimal satu KTP Rp16 ribu dikali angka penduduk ber-KTP lima tahun lagi kemungkinan 200 juta. Artinya Rp3,2 triliun. Belum lagi cost operasionalnya," tegasnya.
Melihat hal itu, Gamawan justru mempertanyakan urgensi KTP lima tahunan itu. "Untuk apa lima tahunan itu? Pentingnya lima tahunan itu apa? Padahal kan setiap saat bisa di-update kalau terjadi perubahan-perubahan. Andai kata program lima tahunan tidak terasa perubahannya, untuk apa buat program lima tahunan," tegasnya.
Gamawan menyampaikan dengan membuat KTP seumur hidup pemerintah bisa menghemat biaya sekitar Rp4 triliun, lima tahun sekali, atau menghemat sekitar Rp1 triliun per tahun. Ia mengaku sudah mengomunikasikan gagasannya dengan instansi terkait, dan dua hari lalu sudah mendiskusikannya dengan DPR.
0 Komentar:
Posting Komentar