Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro merasa kecewa dengan kinerja operator Blok Cepu, Mobil Cepu Limited (MCL) terkait komitmen penyelesaian enam poin permasalahan yang telah disepakati sebelumnya. Padahal, dalam kesepakatan jauh sebelum ini, MCL berkomitmen untuk segera menuntaskannya.
Ketua Tim Optimalisasi Kandungan Lokal Pemkab Bojonegoro, Soehadi Moeljono, kepada blokBojonegoro.com, Kamis (23/2/2012) menjelaskan, dari hasil pertemuan di Surabaya, ternyata MCL belum secara maksimal melaksanakan progress report yang diminta oleh Pemkab Bojonegoro.
"Sehingga, kami mengundang BP-Migas sebelum pertemuan dengan DPRD beberapa waktu lalu untuk mencari jalan, agar segera terwujud penyelesaian enam item itu," ujar Soehadi Moeljono.
Namun, hal itupun belum bisa berjalan dengan baik. Bahkan, dewan juga sudah mendorong MCL baik secara formal maupun informal agar operator Blok Cepu itu segera memenuhi kesepakatan enam item tersebut. Lagi-lagi, apa yang disampaikan saat di Clangap beberapa hari lalu belum terlaksana semuanya.
Seperti penyelesaian masalah Tanah Kas Desa (TKD) seluas 13,2 hektare di Desa Gayam. Sebagaimana telah disepakati sebelumnya, bahwa Tim Pptimalisasi, Kepala Desa sekitar operasi dan BP-Migas sepakat untuk melakukan tukar guling.
"Seharusnya, MCL harus segera menindaklanjuti apa yang harus dilaksanakan. Lokasinya di mana, agar segera ada kepastian. Sebab, sampai menginjak tahun kedua belum tampak adanya kepastian," imbuhnya.
Sebenarnya masih ada kekurangan-kekurangan lain. Namun, dalam laporannya kepada DPR RI, MCL hanya mengungkapkan soal permasalah TKD yang belum selesai. "Namun, setelah kita cek, ternyata kesepakatan itu juga masih ngambang. Jadi, kondisinya tidak benar," pungkasnya.
Seperti halnya lapangan sepak bola di Desa Gayam, MCL diminta agar memberikan jawaban tertulis berupa proposal pembangunan lapangan tersebut. Belum lagi penyelesaian sendang di Desa Mojodelik dan Gayam, serta komitmen lain ke masyarakat di desa sekitar yang belum tuntas.
0 Komentar:
Posting Komentar