Merasa kurang mendapat perhatian dari pihak perusahaan migas
Mobil Cepu Limited (MCL), terkait masalah lingkungan di sekitar lokasi proyek
pengeboran minyak Kedung Keris, puluhan warga Desa Sukoharjo, Kecamatan
Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro memblokir akses masuk menuju proyek tersebut.
Warga membentangkan kain besar di tengah jalan dan ditempeli
kertas bertuliskan kecaman terhadap MCL, warga menuntut pihak sub kontraktor
PT. Berkat Abadi Agung yang mengerjakan proyek pengeboran sumur minyak Banyu
Urip, agar memperhatikan masalah lingkungan, yang selama ini kurang
diperhatikan pihak perusahaan.
Selama ini warga merasa terganggu, dengan banyaknya debu
beterbangan yang disebabkan dari kendaraan yang keluar masuk lokasi proyek,
saat melintasi lokasi pemukiman warga. Dengan kejadian ini, mereka menuntut
pihak perusahaan untuk melakukan penyiraman jalan yang menuju proyek tersebut,
tiga kali sehari selama musim kemarau, dan warga meminta pihak perusahaan
menepati janjinya yang akan memberikan saluran air bersih kerumah-rumah warga.
“Pemblokiran jalanterpaksa dilakukan karena debunya menggangu,”
kata Latif, salah satu peserta aksi, Selasa 10/07) pagi tadi.
Dengan digelarnya unjukrasa sejak pagi tadi oleh puluhan warga
ini, aktifitas proyek pengeboran minyak sumur Banyu Urip berhenti total, dan
tidak terlihat satupun kendaraan yang terlihat melintas di lokasi tersebut.
Bahkan saat beberapa media yang melakukan pengambilan lokasi
proyek, di sumur Banyu Urip diminta oleh pihak kemanan untuk segera
meninggalkan lokasi, bahkan dengan tegas pihak kemanan mengatakan, siapapun
yang melakukan pengambilan gambar lokasi dilarang oleh pihak perusahaan.
Selama dilakukan pemblokiran, tidak ada satupun petugas dari
pihak MCL, yang terlihat dilokasi. Selain itu warga juga mengancam, bila
tuntutan mereka tidak dipenuhi oleh MCL, pemblokiran ini akan terus dilakukan
hingga tuntutan mereka dipenuhi.
0 Komentar:
Posting Komentar