Jumat, 20 Juli 2012

Keuntungan Berlimpah, Picu Semangat Petani Tuban Tanam Tembakau


Minat petani Jawa Timur untuk menanam komoditi tembakau hingga kini masih sangat besar. Hal itu merupakan dampak dari besarnya produksi 2011 serta harga jual yang sangat tinggi oleh pabrik rokok.
Dan di Kabupaten Tuban, meski cakupan luasan lahan tanaman tembakau hanya 2.195,10 ha yang tersebar di hampir semua kecamatan, kecuali kecamatan Tuban, berpeluang mengembalikan kejayaan tembakau Tuban yang mengalami kehancuran di era akhir tahun 1980-an.
Potensi terbesar tanaman tembakau dihasilkan dari sejumlah desa di Kecamatan Soko, Semanding, Senori, Parengan dan Montong.
Sejumlah petani tembakau di sana, telah berulangkali menangguk untung dari daun tembakau. Tapi, tak sedikit pula yang terjerembab dalam kubangan nestapa akibat bangkrut dari usaha tembakau ini.
Upaya untuk mengembalikan kejayaan tembakau, seperti di daerah tetangga seperti Bojonegoro terus diupayakan oleh para petani. Memasuki musim kemarau pada bulan Juli tahun ini, seperti membawa angin segar bagi keberhasilan petani tembakau.
Sebab, jika terus digelontor hujan akan berakibat pupusnyya impian menangguk rejeki dari bahan dasar rokok yang pada era 1980-an pernah dijuluki dengan daun emas ini. Karena, harganya pada masa itu sangat mahal dengan tingkat kegagalan nol persen.
Namun, di sisi lain, pengendalian budidaya tembakau yang dituangkan dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) menegaskan agar pembudidayaan tembakau dibatasi.
“Tapi, Pemprov Jatim tak bisa membatasi hak petani untuk membudidayakan dan mengembangkan lahan pertanian tembakau. karena dilindungi UU No 12/1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman. Hanya saja, dari adanya RPP tentang tembakau, ada sinyal pembatasan produksi,” kata Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Moch Samsul Arifien, seperti dikutip kominfojatim.
Hingga kini, Jawa Timur masih menjadi tulang punggung yang menyokong hasil produksi tembakau nasional. Di tahun2011, Jatim berkontribusi sekitar 60 persen untuk kebutuhan tembakau nasional, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 54 persen.
Saat ini luas lahan perkebunan tembakau yang sudah ditanami di Jatim mencapai 127.000 hektar. Jumlah ini diperkirakan terus meningkat hingga 130.000 hektar, karena belum semua daerah selesai tanam.
Dari luasan lahan tersebut, tahun lalu produksinya mencapai 114.000 ton yang terserap untuk kebutuhan pabrikan rokok besar di Jatim seperti Gudang Garam, Bentoel, Wismilak dan Sampoerna sebesar 65.000 ton. Sedangkan sisanya diserap pabrik rokok kecil skala home industry.
Tahun 2012 ini diperkirakan produksinya hampir sama karena cuaca cukup mendukung. “Tren lahan tembakau naik juga karena tren orang merokok juga naik. Kalau kita batasi, produsen rokok justru nantinya akan melakukan impor itu sama tidak baiknya bagi kita,” tegasnya.
Disbun Jatim, posisinya hanya bisa mengeluarkan himbauan kepada petani agar tidak semua lahan ditanami tembakau. Ini karena stok tembakau pabrik rokok masih cukup banyak.
“Intinya, kami warning pada petani untuk jangan sampai tanam melebihi kebutuhan pabrik rokok,” katanya.
Menurut dia, saat ini iklim juga sangat baik dan diharapkkannya hasil produksi bisa tetap bagus seperti tahun lalu. Dengan hasil produksi bagus dan kualtas tinggi, maka harga pun bisa lebih mahal.
Dari berbagai jenis tembakau di Jatim, jenis kasturi menjadi primadona yang diharapkan produksinya meningkat. Tahun lalu tembakau kasturi hanya diproduksi 10 ribu ton. Tahun ini kebutuhan kasturi masih cukup besar dan diharapkan mampu mencapai 14 ribu ton.
Untuk tembakau virginia ditargetkan produksinya dapat menurun. Jika 2011 hasil produksinya mencapai 18 ribu ton, tahun ini ditargetkan hanya 7 ribu ton. Ini dikarenakan kebutuhan pabrik untuk virginia tak terlalu besar seperti tahun lalu.
Kini gudang-gudang pabrik rokok, baik perusahaan besar atau industri rumah tangga telah dipenuhi banyak stok tembakau dari hasil produksi 2011 yang melimpah. Besarnya jumlah produksi 2011 akan meningkatkan jumlah produksi rokok.
Bila tahun lalu, total produksi rokok telah mencapai 240 miliar batang, tahun 2012 ini produksi rokok akan terus meningkat diprediksi bisa mencapai 260 miliar batang.
Dari data yang dihimpun, menyebutkan tercatat bahwa kontribusi cukai rokok Jatim mampu sumbang sebesar 75 persen dari total cukai nasional atau sebesar Rp 60 triliun. Pendapatan dari cukai rokok Jatim itu tertinggi nasional.
Jumlah itu diperoleh dari pembelian pita cukai oleh 1.367 pabrik rokok besar dan kecil. Dari segi produksi jumlah rokok, ribuan pabrik rokok di Jatim itu memiliki kapasitas 169,9 miliar batang lebih dari total produksi nasional sebanyak 240 miliar di tahun 2011.
Dan dalam pertembakauan nasional, Jatim mampu berikan kontribusi sebesar 83.404 ton atau sekitar 50-55 persen dari kebutuhan nasional. Artinya, dengan banyaknya jumlah produski tembakau, maka wajar jika kontribusi untuk cukai rokok juga tinggi. Kontribusi yang sangat besar. Lantas, akankah kelak ada pembatasan atau bahkan (larangan) merokok karena nikotinnya bisa membunuh.

0 Komentar:

Posting Komentar