Selasa, 14 Februari 2012

Pemanfaatan Air Laut untuk Kemakmuran Petani Tuban


Kalau Tuban ingin rakyatnya makmur? Apa kuncinya? Bangunlah pengairan untuk tanah-tanah pertanian di Tuban. Hektaran sawah di wilayah ini masih mengandalkan tadah hujan untuk tanah pertanian. Banyak tanah-tanah yang sebenarnya bisa ditingkatkan produktifitasnya, namun menjadi kurang produktif akibat kurangnya air.
Apalagi pengembangan potensi pertanian di Kabupaten Tuban sebenarnnya juga didukung adanya lahan pertanian yang luas dan juga penduduk yang banyak. Luas lahan sawah yang ada di Kabupaten Tuban mencapai 55.371,932 Ha dan luas lahan tegalan yang mencapai 55.229,844 Ha, luas lahan pekarangan 15.524,075 Ha, luas ladang 61.000 Ha. Dari seluruh lahan persawahan yang ada sekitar 53% atau 29.299,405 Ha bisa diusahakan irigasinya baik dari irigasi teknis maupun sederhana. Sedangkan 47% atau sekitar 26.064,827 Ha merupakan lahan sawah yang tadah hujan.
Tuban sebagai daerah yang tanahnya cenderung berkapur dan lahan-lahannya kering bisa ditingkatkan kalau ada pengairan. Coba anda bayangkan, bila petani hanya mengandalkan air dari musim maka mereka hanya bisa panen sekali dalam setahun. Ini tentu juga membantu menurunnya produktifitas panen padi karena musim hujan yang hanya sekali setahun. Itupun belum pasti arah musimnya sehingga kadang petani mengalami kesulitan dalam memprediksi musim yang tepat untuk tanam.
Mengapa pemerintah tak berusaha keras membantu orang-orang desa ini untuk bagaimana meningkatkan kesejahteraannya dengan membangun mega proyek pengairan yang menjadi nafas utama untuk bercocok tanam? Proyek pengairan dengan mencari akses baru yang bisa dimanfaatkan untuk pembangunan pertanian secara menyeluruh.
Tuban sebagai daerah yang termasuk kategori wilayah gersang bisa menjadi wilayah yang hijauroyo-royo dan makmur apabila para pemikir, anggota DPR dan pemerintah daerah mau serius membantu mereka meningkatkan kesejahteraannya. Pemerintah baik ekskutif maupun legeslatif perlu berpikir sebagai pejuang untuk rakyatnya apabila ingin merealisasikan kemakmuran seluruh rakyat Tuban yang mayoritas bertani. Marilah kita untuk secara tulus memikirkan orang-orang kecil seperti para petani kita untuk meningkatkan kesejahteraannya bila kita ingin segera memakmurkan seluruh masyarakat yang mayoritas hidupnya mengandalkan dari sektor pertanian. Sekarang yang dibutuhkan bukan retorika tetapi bagaimana kita melakukan tindakan nyata untuk mewujudkan impian para petani di wilayah iniagar hidupnya lebih makmur.
Kalau anda lihat, limpahan air laut yang ada di utara kota Tuban ini bisa kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk menjadi sumber mata air yang penting bagi pembangunan dunia pertanian kita. Betapa luar biasanya bila kita bisa memanfaatkan air laut untuk irigasi. Air laut yang tak ada habisnya bisa kita rubah menjadi air tawar dan kita bangun bendungan untuk kita alirkan ke tanah-tanah pertanian yang gersang. Mega proyek ini akan menjadi mercusuar pembangunan pertanian di wilayah ini dan akan memberikan kontribusi yang sangat positip untuk segera mengangkat kesejahteraan para petani yang sebenarnya menjadi mayoritas di wilayah ini.
Teknologi osmosis bisa menjadi alternatif. Teknologi ini bisa kita adopsi dari teknologi pengubahan air laut menjadi air tawar seperti yang sudah diterapkan di perusahaan TPPI Tuban. Kita bisa belajar dari sana untuk kita aplikasikan pada skala yang lebih besar yaitu mengubah air laut menjadi air tawar kemudian kita alirkan untuk irigasi pada sawah-sawah yang sekarang ini mengandalkan tadah hujan.
Sebenarnya teknologi osmosis ini juga tidak terlalu rumit. Reverse osmosis atau osmosis terbalik merupakan proses yang ditempuh secara umum untuk mengubah air laut menjadi air tawar. Caranya dengan mendesakkan air laut melewati membran-membran semipermeableuntuk menyaring kandungan garamnya. Kandungan garam yang tersaring disisihkan. Sebagian air laut digunakan untuk melarutkannya.
Keunggulan teknologi osmosis balik merupakan kecepatan proses pengolahan dalam memproduksi air bersih. Teknologi ini menggunakan tenaga pompa sehingga bisa memaksaproduksi air keluar lebih banyak. Secara proses, sistem pengolahan osmosis ini menggunakan membran sebagai pemisah air dengan pengotornya. Pada proses dengan membran, pemisahan air dari pengotornya didasarkan pada proses penyaringan dengan skala molekul.Hal ini dilakukan karena di dalam proses desalinasi air laut dengan sistem osmosis balik, tidak memungkinkan untuk memisahkan seluruh garam dari air lautnya. Karena akan membutuhkan tekanan yang sangat tinggi.
Namun, pada praktiknya untuk menghasilkan air tawar, air asin atau air laut dipompa dengan tekanan tinggi ke dalam suatu modul membran osmosis balik yang mempunyai dua buah pipa keluaran, yakni pipa keluaran untuk air tawar yang dihasilkan dan pipa keluaran untuk air garam yang telah dipekatkan.
Kemudian di dalam membran osmosis balik tersebut terjadi proses penyaringan dengan ukuran molekul. Yaitu pemisahan partikel yang molekulnya lebih besar dari pada molekul air.
Betapa hebatnya bila aplikasi pengubahan air laut menjadi air tawar ini nantinya bisa digunakan untuk pengairan di ribuan hektar sawah di wilayah Tuban. Tentu Tuban akan menjadi daerah yang subur makmur. Rakyat pun akan tersenyum. Apakah pemerintah daerah tak juga pernah memikirkannya untuk memakmurkan para petani yang selama ini selalu menderita karena kekurangan air ketika musim tanam tiba akibat sulitnya memprediksi musim yang selalu berubah? Ini menjadi PR besar pemerintah Tuban untuk segera mewujudkannya. Semoga!

0 Komentar:

Posting Komentar