Selasa, 14 Agustus 2012

Ekpedisi Goa Ngerong PA ACARINA SMA Negeri 1 Rengel

Pencinta Alam atau lebih dikenal dengan nama PA dalam hal ini PA ACARINA SMA Negeri 01 Rengel, adalah sebuah organisasi Pelajar yang bergerak dalam kepedulian akan kelestarian Lingkungan, Organisasi yang didirikan tepatnya 14 Agustus 2004 dengan Pembina Bapak Moch. Ali Baharudin, S,Pd.I ini sebentar lagi akan berusia genap 8 tahun, waktu yang cukup untuk perjalanan sebuah organisasi. Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan dan pembekalan materi caving anggota baru Angkatan IX, pada 14 Juli 2012 lalu melaksanakan Ekpedisi di Goa Ngerong.

Eksistensi PA ACARINA SMA Negeri 1 Rengel Salah satunya adalah “caving”, Ekspedisi Goa. Ekspedisi Yang dilakukan di Goa ngerong, berlokasi tepatnya di Desa Rengel Kecamatan Rengel. Goa ngerong dalam sejarahnya yang dikenal Angker dengan mitos-mitos mistisnya, ternyata menyimpan sejuta keindahan dan keajaiban alam. inilah yang perlu kita ketahui. Perjalanan ekpedisi dimulai dengan mempersiapkan Perahu karet sekitar pukul 19.00 Wib, kenapa malam hari? karena jika ekspedisi goa dilakukan siang hari, diitakutkan pasokan Oksigen atau udara dalam Goa menipis dikarenakan telah habis dikonsumsi oleh jutaan kelelawar yang ada di mulut goa. Ini alasan kenapa ekspedisi goa cenderung dilakukan di malam hari, lagipula tidak ada perbedaan ekspedisi siang atau malam di dalam goa kondisinya tetap gelap.
Perjalanan mulai dilakukan sekitar pukul 19.30, 17 orang yang kesemuanya adalah laki-laki mulai memasuki goa dengan cara menaiki perahu karet. Setelah 400 meter perjalanan terhenti dan semua turun untuk mengangkan perahu karena ditengah-tengah goa terdapat bongkahan batu yang menghalang, ini dilakukan 2 kali di kedalaman 400 meter dan 700 meter. Setelah diperhentian yang ke dua, perahu ditambatkan dan perjalan menyusuri goa dilanjutkan dengan jalan kaki dikarenakan sudah tidak memungkinkan menggunakan perahu karet.
Di kedalaman sekitar 1000 meter maka langkah kita akan terhenti dengan adanya air terjun yang luar biasa indahnya. Ketinggian air terjun kurang lebih sekitar 6 meter memiliki aliran air yang sangat deras, sehingga untuk menaikinya kita memerlukan alat SRT atau Webbing sebagai media memanjat. Tingkat kesulitan dan resiko yang cukup tinggi menjadikan ekspedisi goa atau caving tidak boleh diikuti oleh pemula. Mereka yang belum memiliki skill dan pengalaman cukup, tidak diperkenankan.
Akhirnya dilanjutkan jalan kaki dengan medan yang berbatu, tajam karena tergerus air, akhirnya sampailah kita di TOP. Istilah lainya pada keadaan yang perjalanan sudah tidak dapat dilanjutkan di kedalaman sekitar 1,8 Km dalam durasi waktu total sekitar 4 jam, melelahkan memang, tetapi itu semua hilang jika kita melihat keindahan dan keajaiban yang ada di dalam goa.
Perenungan dilakukan oleh anak anak PA ACARINA di Akhir perjalan ekspedisi, dengan keadaan semua lampu dimatikan Bapak Ali (sapaan Akrabnya), Pembina Lap PA ACARINA memberikan beberapa masukan. “Kita harus mampu menjaga kelestarian alam khusunya Goa ngerong dan Mata air yang ada di dalamnya, berikan kepada masyarakat keadaan riil Goa Ngerong, sehingga kesadaran dan empati bersama muncul,” ujarnya. “Bayangkan jika mata air goa ngerong ini mati, bagaimana kondisi kehidupan masyarakat rengel akan terpengaruh.”
Di lain sisi, Pak Ali juga mengajak kita merenungkan esensi diri kita, “bahwa kita itu adalah makhluk yang lemah, yang penuh dengan dosa yang suka membuat kerusakan di muka bumi, apa yang sudah kita lakukan untuk alam tercinta,” ujarnya lagi.
Setelah doa bersama, kemudian perjalanan keluar goa pun dilakukan, tidak selama perjalanan berangkat, karena hanya dibutuhkan waktu 1.5 jam. Rasa nyeri di kaki, kedinginan, dan pegal bercampur dengan perasaan suka dan bangga karena kita telah menyelesaikan ekspedisi yang jarang sekali orang bisa melakukannya.

2 komentar: