Rabu, 04 Juli 2012

Ancaman Kekeringan Mulai Meluas di Wilayah Tuban


Memasuki musim kemarau kali ini, bersamaan dengan akan tibanya bulan Ramadhan, mulai meluas ke wilayah Tuban bagian selatan. Di sejumlah kawasan yang selama ini kerap kesulitan air jika memasuki musim kemarau, warga terpaksa harus mengambil air dari sumber yang berjarak berpuluh kilometer dan tempatnya berada di atas perbukitan kapur.

Krisis air terparah menimpa warga Desa Jadi, Kecamatan Semanding. Setiap hari warga harus mendatangi lokasi sumber air banyu brubulan yang jarak tempuhnya jauh dari tempat pemukiman warga. Mobil tangki air keliling yang diusahakan warga memang ada. Tapi, sebagaian warga memilih ngangsu di sumberan demi mengirit uang yang sedikit.

Dengan membawa jerigen, warga bergantian menampung air yang mengalir dari kolam sumber banyu brubulan.  Cara ini dilakukan agar permukaan air tidak kotor terkena endapan lumpur yang berada di dasar kolam. Antrian mengambil air bersih tersebut rutin terjadi setiap musim kemarau tiba, khususnya pada pagi dan sore. Keringnya sumur-sumur di rumah warrga, memaksa warga bersusah payah mengambil air diatas bukit.

“Dari dulu setiap tiba musim kemarau, di sini memang sulit air. Satu-satunya sumber air yang ada ya hanya di sumberan banyu brubulan ini. Karena sudah biasa, tidak menjadikan persoalan bagi kami,” cerita Komar, di lokasi tempat warga mengambil air, Selasa (3/7).

Warga berharap, pemerintah daerah menyediakan fasilitas PAM yang disalurkan ke rumah-rumah penduduk untuk mengatasi pemenuhan kebutuhan akan air. Hal tersebut, menurut warga sangat memungkinkan, karena di Desa Jadi terdapat sumber mata air yang tidak pernah kering sepanjang musim.

0 Komentar:

Posting Komentar