Sabtu, 16 Juni 2012

Berburu Khasiat Air Sumur Tua Bung Karno


Gerombolan anak berseragam, setengah berlari ke ruang belakang Istana Gebang atau rumah peninggalan keluarga Bung Karno di Jalan Sultan Agung,Kelurahan/ Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.Mereka berhenti di sumur yang berjarak sekitar dua meter dengan dapur. 

“Inilah sumur peninggalan keluarga Bung Karno,”tutur Neti, 30, salah satu pemandu wisata sejarah Istana Gebang. Sumur itu dindingnya kurang lebih sepinggang orang dewasa dengan diameter sekira satu setengah meter.Pada bibir sumur tergelar anyaman bambu dengan lebar memenuhi separuh lebih bibir sumur untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Misalnya benda-benda pribadi yang bisa saja jatuh ke dalam sumur atau anak-anak yang kelewat penasaran ingin melihat air sumur lebih dekat.Mata air tersebut memiliki kedalaman sekitar lima meter. “Dari air sumur inilah Bung Karno dan seluruh keluarganya menggunakan untuk mandi,minum dan keperluan memasak serta mencuci,”lanjut Neti.

Tidak diketahui pasti kapan Istana Gebang dibangun. Sejumlah sumber sejarah menyebut tahun 1860,namun, ada yang mengatakan tahun 1914. Rumah bergaya arsitek Belanda tersebut dulunya milik seorang meneer Belanda.Mendiang Poegoh Wardojo,seorang pengusaha kaya raya zaman itu, membelinya untuk istrinya, Soekarmini yang tak lain kakak kandung Bung Karno. Sumur tua itu sendiri,tutur Neti dibangun sekitar tahun 1914.

Sumber mata air sumur tua Istana Gebang itu tidak pernah kering. Meskipun musim kemarau panjang terjadi, menurut Neti,sumur tetap mengalirkan airnya yang bening. Sejak Bung Karno masih ada hingga seluruh penghuni tergantikan cucu Soekarmini, para pembantu yang bekerja Istana Gebang selalu menggunakanya sebagai air minum. Mereka tidak pernah mendidihkannya terlebih dahulu. “Semua yang disini langsung meminumnya mentahmentah.

Saya sendiri juga begitu,”terangnya. Begitu juga dengan pemandangan siang itu. Anak-anak sekolah dasar yang tengah berdarmawisata di Istana Gebang juga melakukannya.Hanya saja anak-anak itu tidak lagi menggunakan pompa hidrolis atau timba kerekan, tapi cukup membuka kran air yang terpasang di sana.Pompa listrik telah menyedotnya dan mengalirkan ke pipa-pipa kran. Gelas-gelas sengaja di sediakan di sana dan para bocah itu meneguknya langsung.

Beberapa terlihat ragu-ragu,tapi pada akhirnya tetap melakukan apa yang dilakukan temannya lebih dulu. Begitu juga dengan beberapa wisatawan dewasa yang datang ke sana juga melakukan hal serupa. “Sejumlah orang mempercayai, terutama para wisatawan yang datang bahwa air sumur ini bisa membawa khasiat.Dan yang pasti kami tidak pernah terkena influenza meskipun meminum air ini,”jelas Neti yang bekerja di Istana Gebang sejak 7 Januari 2012 lalu.Seseorang yang sebelumnya mudah sakit mengaku lebih sehat setelah mengkonsumsi air sumur tua Bung Karno.

0 Komentar:

Posting Komentar