Selasa, 21 Februari 2012

Kelayakan Ekonomi Kilang Minyak Tuban Dikaji


PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco Asia Company Limited (SAAC), anak perusahaan Saudi Aramco, tengah melakukan kajian bersama terkait kelayakan ekonomi pembangunan kilang minyak dan petrokimia terintegrasi di Tuban, Jawa Timur.
Kedua pihak telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) kajian Kilang Tuban, Sabtu (18/2). Penandatanganan MoU dilakukan oleh Dawood M Dawood, Vice President of Marketing, Supply, and Joint Venture Coordination Saudi Aramco dan M Afdal Bahaudin, Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina.
"MoU ini adalah langkah penting untuk semakin mempererat hubungan dengan Pertamina. Ini juga merupakan bagian dari strategi kami [Saudi Aramco] untuk meningkatkan eksistensi bisnis hilir global," ujar Dawood seperti dikutip dalam siaran pers.
Afdal mengatakan kerja sama investasi dengan Saudi Aramco ini sangat berharga bagi Pertamina dan Indonesia untuk memperkuat pasokan BBM dan petrokimia, demi memenuhi besarnya permintaan domestik saat ini dan di masa yang akan datang.
"Proyek Kilang Tuban merupakan bagian dari rencana Pertamina untuk meningkatkan ketahanan energi Indonesia,” ujar Afdal.
Sebagai tindaklanjut dari MoU ini, tim pelaksana proyek akan memasuki fase selanjutnya, yakni melakukan kajian bersama termasuk riset pasar, analisis keekonomian, serta studi konfigurasi kilang.
Perkiraan nilai investasi proyek Kilang Tuban adalah sebesar Rp80 triliun. Kilang Tuban didesain untuk memproses minyak mentah 300.000 barel per hari (bph). Sebagian besar dari minyak mentah tersebut akan dipasok oleh Saudi Aramco berdasarkan kontrak jangka panjang.
Secara keseluruhan, rencananya Kilang Tuban akan menghasilkan antara lain produk BBM sebesar 8,29 juta kiloliter per tahun, yang terdiri dari Premium 3,93 juta kiloliter, solar 2,68 juta kiloliter, dan avtur 1,68 juta kiloliter.

0 Komentar:

Posting Komentar