Senin, 25 Juni 2012

Awal Ramadan, NU dan Muhammadiyah Berpotensi Beda


Potensi perbedaan awal Ramadan tahun 2012 nampaknya cukup besar, khususnya antara dua ormas Islam terbesar di Indonesia yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

Pasalnya, Muhammadiyah sejak jauh hari sudah memutuskan bahwa awal Ramadan bertepatan pada 20 Juli 2012. Sedangkan, NU kemungkinan besar baru keesokan harinya 21 Juli akan memulai puasa.

Perbedaan itu disebabkan NU tetap menggunakan metode rukyatul hilal bil fi'li', selain itu kalender NU juga mengisyaratkan jika umur bulan Sya'ban tahun ini diisiti'mal atau disempurnakan menjadi 30 hari.

Bagi Muhammadiyah yang menggunakan dasar hukum 'wujudul hilal' karena bulan (hilal) sudah wujud 1,47/1,58 derajat, maka akan berangkat berpuasa pada hari Jumat 20 Juli. Sedangkan NU dan pemerintah, masih menunggu hasil rukyat.

"Tetapi melihat posisi irtifak hilal di bawah 2 derajat, ada istimasi kategori sulit di rukyat, mungkin akan menggunakan standar istikmal atau menggenapkan umur bulan sya'ban menjadi 30 hari dan 1 Ramadhan dimungkinkan hari Sabtu 21 Juli," ujar Wakil Ketua PWNU Jatim KH Sholeh Hayat, Minggu (24/06/2012).

Anggota Badan Hisab dan Rukyat Jatim ini menambahkan, hasil hitungan di Kemenag Jatim yang diikuti ahli astronomi dan ilmu falak menyebutkan hasil hisab sampai Maghrib, Kamis 21 Juni lalu sudah ada 6 rujukan/kitab untuk awal Ramadan. Diantaranya, kitab manahijul hamidiyah, ijtimak Kamis 19 Juli jam 11.25, irtifa' hilal 1,31 derajad, 1 Ramadhan Sabtu 21 juli. Kemudian rujukan dari kitab  khulashoh wafiah, Sabtu 21 Juli, lalu kitab matlaussaid Sabtu 21 Juli, kitab hisab haqiqi Sabtu 21 Juli, rujukan sistim modern newcom Sabtu 21 Juli, sistim epymiris Sabtu 21 Juli, dan Muhamadiyah tetap Jumat 20 Juli atas dasar wujudul hilal.

"Kami berharap, semua ormas Islam dan pengikut ormas bisa saling menghormati dalam menyikapi adanya potensi perbedaan awal Ramadhan Tahun 2012 ini. Tapi NU menginginkan agar Pemerintah bisa mengkondisikan agar awal Ramadhan bisa bersamaan demi kemaslahan keutuhan umat Islam di Indonesia," pungkas Sholeh yang juga anggota Komisi A DPRD Jatim dari F-KB ini.

0 Komentar:

Posting Komentar