Senin, 18 Juni 2012

Akibat Cuaca Buruk Nelayan Tuban Meradang

Para nelayan dipinggiran di Kabupaten Tuban meradang akibat cuaca buruk selama beberapa hari terakhir ini. Angin kencang mengakibatkan ombak besar sehingga para nelayan memilih banyak yang tidak berangkat untuk melaut demi menjaga keselamatannya.

Kondisi ini sudah hampir sepekan terakhir seperti yang dialami nelayan waga Desa Karangsari, Kecamatan Tuban. Karena tidak melakukan aktivitas mencari ikan, otomatis tidak lagi mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Anton (40), salah satu nelayan warga Kelurahan Karangsari, Kecamatan Kota, minggu (17/06/2012) menuturkan dirinya mengaku hanya melaut tidak jauh dari pantai. Hal ini dilakukan karena kapal tangkapan ikan sangat kecil, sehingga tidak mampu menahan gelombang yang tinggi.
Penghasilan para nelayan karangsari, pada hari-hari normal biasanya mencapai 20 kg hingga 30 kg per-hari atau secara nominal satu orang bisa dapat Rp. 300.000. Namun selama cuaca buruk ini, para nelayan mengaku hanya memperoleh tangkapan ikan sebanyak 5 kg hingga 10 kg saja.
“kami terpaksa tidak melaut, karena ombaknya besar sehingga hanya mengambil ikan di pantai saja,” ungkapnya.
Kalau cuaca normal, biasanya para nelayan dalam mencari ikan hingga menginap di tengah laut sampai tiga hari. Satu hari perjalanan, satu hari untuk menangkap ikan dan satu hari untuk pulang. Namun pada cuaca buruk seperti ini bisa  melaut  dan langsung pulang karena hanya melaut dipinggir pantai, yang jaraknya hanya 1 mil dari bibir pantai.
“kami  membutuhkan biaya operasional yang tinggi karena harus membeli banyak persediaan bahan bakar solar. Sebab kapal tidak pernah berhenti,” ujarnya.
Karena tuntutan memenuhi kebutuhan hidup, para nelayan hanya akhirnya tetap menangkap ikan meski hanya di kawasan pesisir pantai. Karena gelombang laut tidak terlalu membahayakan perahu mereka.
“biasanya cuaca buruk seperti ini nelayan yang tidak melaut dengan mengisi waktu untuk memperbaiki jaring atau perahu. Ada sebagian nelayan terpaksa mengutang untuk memenuhi  kebutuhan sehari-hari. Utang tersebut dibayar setelah nanti bisa melaut kembali,” imbuh Anton.

0 Komentar:

Posting Komentar