Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat merupakan salah satu program yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Sasaran dari program ini adalah masyarakat yang di lingkungannya belum memiliki fasilitas sanitasi yang layak. Tidak adanya fasilitas sanitasi ini menyebabkan masyarakat melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
Indonesia sendiri dalam rangka menuju Milenium Development Gold terus mengembangkan program-program sanitasi yang berbasis masyarakat dengan harapan Indonesia akan bebas dari BABS di era Milenium Development Gold. Di tahun 2011 melalui Kementrian PU melaksanakan program SLBM di Kabupaten Tuban dengan sasaran desa-desa yang belum memiliki fasilitas sanitasi yang memadai.
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Bina Ekonomi Sosial Terpadu (BEST) Surabaya ditemukan tiga desa di mana fasilitas sanitasi masih belum memadai. Tiga desa tersebut antara lain desa Sumber Agung Kecamatan Plumpang, Desa Kaliuntu Kecamatan Jenu, dan desa Mrutuk Kecamatan Widang.
Survey pertama dilakukan di Desa Sumber Agung Kecamatan Plumpang. Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa di desa Sumber Agung 20% warga melakukan BABS di kebun, sungai, kolam, sawah, atau pun di tanah-tanah kosong. Sedangkan warga yang memiliki toilet dengan cubluk sebesar 20%. Dan 50% warga mengaku memiliki toilet dengan septic tank/pengolah air limbah.
Survey berikutnya dilakukan di desa Jenu Kecamatan Kaliuntu. Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa di desa Jenu 6,7% warga melakukan BABS di kebun, sungai, kolam, sawah, atau pun di tanah-tanah kosong. Bahkan sebagian warga mengaku melakukan BABS di laut mengingat desa ini terletak di pesisir utara pantai jawa. Dari grafik di atas dapat diketahui warga yang melakukan BABS di laut sebesar 13,3%. Yang cukup memprihatinkan, ternyata sebagian besar warga desa Jenu melakukan BAB di toilet yang dialirkan langsung ke lingkungan seperti sungai atau pun selokan. Selain itu masih ada warga yang melakukan BAB di toilet dengan cubluk, yaitu sebanyak 13,3%. Dari grafik di atas juga dapat diketahui bahwa warga yang memiliki toilet dengan septictank tergolong masih rendah yaitu hanya sebanyak 26,7%.
Survey berikutnya dilakukan di desa Mrutuk Kecamatan Widang. Kondisi perilaku masyarakat di desa Mrutuk bisa dikatakan cukup memprihatinkan. Dari grafik di atas dapat diketahui sebanyak 53,5% masyarakat melakukan BABS. Angka ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat desa Mrutuk yang belum memiliki toilet. Selain tidak memiliki toilet, sebanyak 20% warga melalukan BAB di toilet yang dialirkan langsung ke media lingkungan seperti sungai atau pun selokan. Selain itu sebanyak 20% warga melakukan BAB di toilet dengan cubluk. Gambaran seperti di atas menunjukkan minimnya sarana sanitasi yang ada di masyarakat. Hal itu juga dikuatkan dengan sedikitnya warga yang memiliki toilet dengan septic tank. Dari grafik di atas dapat diketahui hanya 6,7% warga desa Mrutuk yang memiliki toilet dengan septic tank.
Dengan adanya data dari hasil survey ini menunjukkan bahwa masyarakat di tiga desa di atas memerlukan sarana sanitasi yang memadai. Sarana sanitasi ini diperlukan agar tingkat kesehatan masyarakat naik sehingga masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya kesehatan yang diakibatkan permasalahan sanitasi yang buruk.
Melalui anggaran DAK tahun 2011 Pemerintah Kabupaten Tuban bersama Kementrian Pekerjaan Umum melaksanakan program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat di ketiga desa di atas. Saat ini pembangunan sarana sanitasi di desa Sumber Agung, desa Kaliuntu, dan desa Mrutuk mendekati tahap finishing. Dengan tersedianya sarana sanitasi ini diharapkan taraf kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.
0 Komentar:
Posting Komentar