Antrean Tiket Masuk Pantai Boom Tuban |
Libur panjang sekolah pasca pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tak
memberi perngaruh positif pada sektor pariwisata di Tuban. Kepala Unit
Pelaksana Tehnis Daerah (UPTD) Dinas Perekonomian dan Pariwisata (Disperpar)
Pemkab Tuban, Heru Sujatmika, mengatakan, justru musim liburan sekolah ini
jumlah kunjungan wisata mengalami penurunan lumayan besar. “Penurunannya
sekitar 20-30 persen,” kata Heru Sujatmika, Jum’at (29/6).
Sampai akhir Juni ini tercatat sebanyak 48.366 orang mengunjungi
tiga tempat wisata yang dikelola Pemkab, yakni Goa Akbar, Pemandian Alam Bekti
Harjo dan Pelabuhan Boom. Arus kunjungan wisata sebenarnya cukup tinggi. Tak
kurang dari 168 ribu orang mengunjungi Tuban untuk berwisata sejak Januari
hingga menjelang Juli ini. Namun sebagian besar wisatawan tersebut berkunjung
ke makam para wali seperti Makam Sunan Bonang dan Makam Syaikh Ibrahim
Ash-Shamarqandy. “Makam-makam Wali itu di luar pengelolaan Pemkab, jadi
besarnya kunjungan tidak masuk dalam catatan kami,” kata Heru Sujatmika.
Menurut Heru Sujatmika, faktor dominan yang mempengaruhi
penurunan jumlah pengunjung wisata tersebut adalah kurangnya sarana pendukung
yang bisa menarik minat wisatawan. Tiga tempat wisata yang dikelola Pemkab
tersebut memang relatif minim fasilitas. Di Pemandian Alam Bektiharjo, Desa
Bektiharjo, Kecamatan Semanding, misalnya, selain kolam renang hampir tak ada
lagi obyek yang menarik minat pengunjung. Sarana mainan anak-anak yang ada
sudah kelihatan usang dan bahkan beberapa tak bisa difungsikan. Sedangkan
kera-kera yang menjadi trade mark tempat wisata ini juga telah habis. Empat
ekor kera yang ada saat ini di Bektiharjo bukanlah kera asli tempat wisata
tertua di Tuban itu. Kera-kera tersebut dibeli dari beberapa tempat setelah
kera-kera asli Bektiharjo yang jumlahnya sempat mencapai ratusan ekor habis.
Sedangkan di Pelabuhan Boom yang juga sempat diproyeksikan
menjadi maskot wisata lantaran memiliki muatan historis cukup besar, juga cuma
ada hamparan laut lepas. Barisan cemara laut dan tanaman pelindung lainnya pun
baru setinggi dada orang dewasa, belum mampu mengurangi udara panas pesisir
Laut Jawa. Satu-satunya tempat wisata yang masih lumayan memikat hanyalah Goa
Akbar. Tetapi karena lokasinya yang agak sulit dijangkau, tempat wisata ini
juga terus mengalami penurunan pengunjung. Memang letaknya berada di tengah
kota. Tetapi arus lalu-lintas yang sangat padat di sekitaran lokasi Goa Akbar,
membuat akses masuk ke lokasi wisata ini terhambat.
Naiknya tarif retribusi tempat-tempat wisata tersebut juga
memberi pengaruh penurunan jumlah pengunjung. Berdasarkan Peraturan Daerah
(Perda) Nomor 10 Tahun 2011, mulai 19 Agustus 2011 tarif masuk tempat-tempat
wisata tersebut dinaikkan. Goa Akbar semula hanya Rp 2000/orang, saat ini
menjadi Rp 4000/orang. Pemandian Alam Bektiharjo yang semula bertarif Rp
1500/orang untuk anak-anak dan Rp 2000/orang untuk dewasa, sekarang dibandrol
Rp 4000/orang pada hari-hari biasa, dan Rp 5000/orang untuk hari Sabtu dan
Minggu. Sementara Pelabuhan Boom yang semula Rp 2000/orang berubah menjadi Rp
2500/orang setelah Perda tersebut ditetapkan.
Menurut Kepala Bagian Pariwisata Disperpar Tuban, Sunaryo,
naiknya tarif masuk tersebut tidak memberi pengaruh terhadap penurunan
kunjungan wisata. Menurutnya, penurunan kunjungan wisata musim liburan tahun
ini memang sedikit mencemaskan. Tetapi kendati terjadi penurunan signifikan,
Sunaryo tetap optimis pihaknya mampu mencapai target pendapatan yang telah
ditetapkan Pemkab. “ Tahun ini kita ditarget mampu memberi income Rp 900 juta.
Saya yakin bisa tercapai, bahkan mungkin masih melampaui walau tidak banyak,”
kata Sunaryo.
0 Komentar:
Posting Komentar