BOJONEGORO – Serangan hama potong leher padi atau Pyricularia menyerang tanaman padi di 16 kecamatan. Akibatnya, padi yang rata-rata menginjak usia 80 hari, terpaksa dipanen para petani sebelum waktunya agar tak banyak mengalami kerugian.
Beberapa ciri yang dikenali bila padi terserang hama potong leher antara lain, batang padi masih hijau tapi tangkai yang berisi bulir-bulir padi mulai membusuk. Namun, lama kelamaan, padi tidak berisi atau biasa disebut gabuk.
Data dari Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Bojonegoro mencatat, 16 kecamatan yang terserang hama potong leher antara lain, Kecamatan Kedungadem (18 ha), Kepohbaru (55 ha), Baureno (41 ha), Kanor (1 ha), Trucuk (4 ha), Bubulan (48,5 ha), Temayang (75 ha), Padangan (99 ha), Dander (156,5 ha), Ngraho (45 ha), Ngasem (9 ha), Purwosari (2 ha), Ngambon (1,75 ha), Sugihwaras (3 ha), Margomulyo (3 ha) dan Kecamatan Sumberrejo (11 ha)
Dari jumlah tersebut, kerusakan dengan kategori ringan seluas 417,25 ha, rusak sedang 155,40 ha dan rusak berat 0,1 ha.
Kepala Disperta Bojonegoro Subekti mengatakan, munculnya dan serangan hama potong leher dipengaruhi oleh tingginya intensitas curah hujan yang turun. “Beberapa hari belakangan, curah hujan memang cukup tinggi. Hal itu membuat rentan terjadinya serangan hama pyricularia,” kata Subekti.
Dikatakan, kondisi tersebut sangat merugikan para petani karena tidak ada solusi, selain melakukan panen dini pada padi yang terserang hama.
0 Komentar:
Posting Komentar