Tradisi sedekah bumi yang pernah mengakar di sumber mata air Bektiharjo, Kec. Semanding, Tuban perlahan mulai dilupakan oleh masyarakat. Seperti yang diungkapkan mantan juru kunci pemandian Bektiharjo, Iskandar (82) saat acara sedekah bumi pada Rabu (09/05/2012).
Beberapa tahun silam sedekah bumi ini diikuti oleh warga tak hanya dari sekitar pemandian saja. Namun juga diikuti oleh beberapa desa lain yang teraliri oleh sumber mata air ini.
Dahulu selain warga dari beberapa Desa Tegal agung, Desa Semanding, Desa Prunggahan Wetan dan Desa Prunggahan kulon, banyak juga dari warga-warga desa lain seperti dari Desa Gedong ombo dan beberapa desa lain yang ada di Tuban. “dahulu semua desa banyak mengikutinya,” kenang Iskandar.
Lebih lanjut, Iskandar menguraikan bahwa selain rasa syukur karena mendapat berkah dari yang maha kuasa dengan aliran mata air yang jernih, juga disebabkan karena adanya kepercayaan bahwa di Bektiharjo-lah awal mula kehidupan bermasyarakat di Kabupaten Tuban.
Diceritakan bahwa saat itu salah satu utusan dari kerajaan Padjajaran yaitu Kalak Wilis melakukan pertemuan dengan Raden Banga yaitu Bupati Bumenggeng (Lumajang). Setelah bertemu mereka melakukan tirakat bersama kedua murid Raden Banga yaitu Dandang wacono dan Resi Jalak Ijo.
Mereka yang melakukan tirakat bersama di gunung Ngandong, mendapatkan wangsit bahwa Resi Jalak ijo harus menuju ke Rengel dan membuka daerah yang kemudian saat ini dikenal dengan Ngerong. Sedangkan Dandang wacono sendiri ditugaskan untuk membuka alas (hutan) Papringan dan membuka mata air di Bektiharjo.
Sesampai Dandang wacono disana, karena kuasa Tuhan tiba-tiba salah satu batu di daerah Bektiharjo mengeluarkan air yang jenih dan melimpah. Sehingga mampu mengaliri beberapa desa dibawahnya yang semula adalah daerah tandus.
Masyarakat yang takjub mengetahui adanya aliran itu kemudian bersorak “metu banyune” atau keluar airnya. Awal mula kata inilah yang oleh sebagian masyarakat dipercayai bahwa asal kata TUBAN adalah dari penggalan kata meTU BANyune yang kemudian berkembang menjadi kata Tuban.
Dan Bektiharjo adalah tempat dimana awal mula Dandang Wacono mengabdi untuk masyarakat. Setelah itu Dandang Wacono kemudian membuka daerah papringan (sekarang prunggahan wetan) dan diangkat menjadi pemimpin oleh masyarakat disana dan menjadi Bupati pertama di Tuban.
Menurut mbah Iskandar, cerita rakyat ini bisa jadi berbeda versi antara satu dengan yang lainya. Namun yang jelas hendaknya generasi saat ini diharapkan jangan sampai melupakan sejarah. Bahwa Bektiharjo-lah yang menjadi tempat peradaban pertama di Tuban. Dan mengajak masyarakat untuk bersyukur secara ikhlas. Serta berbagi dengan sesama setelah mendapatkan rizki. “itulah maksud kami melakukanmanganan (sedekah bumi) nak,” tutur mbah Iskandar.
0 Komentar:
Posting Komentar