(kabartuban.com) -- Senin (11/6), hampir seharian sang surya enggan menampakan diri, langit pun dihiasi gemercik air yang tak lelahnya mengguyur Kota Tuban bagian selatan. Langkah kaki menelusuri kampung yang penduduknya mayoritas pengrajin yang bahan dasarnya dari kayu dan bambu. Di salah satu titik di Kabupaten Tuban itu, kabartuban.com menemui Sulaiman (67).
Kepada kabartuban.com warga Mojoagung Kecamatan Soko Kabupaten Tuban itu mengatakan, “Saya menekuni usaha ini sejak remaja hingga sekarang,” Keseharian Sulaiman membuat Gedek(dinding bambu) dan widek (untuk jemur tembakau). Sulaiman menceritakan bahwa dirinya memperoleh bahan baku bambu dari wilayah kabupaten Bojonegoro. Untuk tiap batang Bambu, ia harus membeli dengan harga Rp.15,000. Menurut Sulaiman, sebatang bambu dapat menghasilkan 2-3 Gedek “Dulu penjualannya lumayan mas, namun sa’at ini surut karena banyaknya batu Kumbung dan batu Bata. Tapi karena kami orang kecil nggak ada pilihan lain. Untuk bertani, sawah tidak punya, jadi pekerjaan ini ya di tekuni saja”, tandasnya.
Tidak seberapa jauh dari rumah Sulaiman, terlihat remaja wanita usia belasan tahun sedang menganyam Gedek, ketika ditanya kabartuban.com, gadis belia yang tidak mau disebut namanya itu mengungkapkan bahwa dari hasil anyamannya, setiap harinya bisa menghasilkan 2-3 biji, kemudian dijual dengan harga 13.000 s.d 15.000 ribu /biji.
Di kampung Sulaiman, nampak beberapa warga juga melakukan pekerjaan yang sama. kabartuban.com juga menemui ibu Kartini. Ibu 3 anak ini juga membuat kerajinan bambu disamping pekerjaan menjadi buruh tani. Kepada kabartuban.com ibu Kartini menuturkan, “nek ora ono pesenan, jenenge wong tani, terkadang yo buruh Matun lan Tandur (kalau tidak ada pesanan,karena memang orang tani,terkadang kerja buruh Tanam padi).”
Dari informasi yang didapat kabartuban.com, hasil kerajinan bambu warga Desa Mojoagung Kecamatan Soko tersebut dijual di pasar – pasar tradisional. Kemudian untuk beberapa jenis kerajinan juga telah dipasarkan di beberapa kota di luar Tuban, seperti Pekalongan, Kudus, dan Semarang.
Hingga saat ini, menurut Sulaiman belum ada sentuhan dari pihak pemerintah untuk membantu mengembangkan usaha kerajinan bambu di desanya. Hasil dari pantauan kabartuban.com, mayoritas rumah para pengrajin bambu tersebut juga terbuat dari dinding bambu anyaman / gedek. Meskipun terkadang order membanjir, Sulaiman mengaku tidak pernah berani untuk meminjam modal di bank. “Berharap bantuan pemerintah juga tidak berani mas, kita ini orang kecil di pinggiran, mana mungkin terlihat.”
Sebuah retorika yang sangat menarik untuk disimak.
BalasHapus'X
(tubancity dot com)
Kelupaan, :-D
BalasHapustetap semangat dan semoga sukses dengan blog-nya.
^__^
@Rifa'i : sekarang kamu bekerja di mana i ?
BalasHapusadakah akun facebook yg bisa kita akses produknya mas? mungkin kita bisa bantu pasarkan klo ada kerajinan2 lain dari bambu dan kayu.
BalasHapusadakah akun facebook yg bisa kita akses produknya mas? mungkin kita bisa bantu pasarkan klo ada kerajinan2 lain dari bambu dan kayu.
BalasHapus