Setelah puluhan tahun tak menginjakkan kaki di bumi Bojonegoro. Tiba-tiba PT Humpuss Patragas, perusahaan milik Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, dikabarkan bakal ikut mengelola minyak mentah dari Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, di Desa Mojodelik, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro.
Saat ini, PT Humpuss Patragas tengah sibuk mengurus izin lokasi, izin mendirikan bangunan, dan izin gangguan di Badan Perizinan Pemkab Bojonegoro. “Izin lokasi buat PT Humpuss Patragas baru saja keluar. Namun, izin mendirikan bangunan dan izin gangguan masih proses,” ujar Kepala Badan Perizinan Pemrintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Bambang Waluyo.
PT Humpuss Patragas mendapatkan izin lokasi di Desa Sumengko, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro. Lokasi yang akan dipakai untuk pendirian kilang dan pengolahan minyak mentah itu seluas 6 hektar. Lokasi itu terletak sekitar 20 kilometer dari lokasi Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, yang dikelola PT Mobil Cepu Limited (MCL)–anak perusahaan Exxon Mobil Corporation asal Amerika Serikat.
Menurut Bambang Waluyo, sesuai rencana PT Humpuss Patragas akan memindahkan sejumlah kilang yang saat ini masih berada di Cepu, Blora Jawa Tengah, ke lokasi di Desa Sumengko tersebut. PT Humpuss Patragas akan membeli minyak mentah dari Lapangan Banyu Urip lalu mengolahnya di kilang-kilang mini.
Saat ini di Desa Sumengko sebetulnya telah berdiri PT Tri Wahana Universal (TWU) yang juga membeli dan mengolah minyak mentah dari Lapangan Banyu Urip. Namun, PT TWU hanya membeli dan mengolah minyak mentah sebanyak 6.000 barel per hari (bph).
Sementara itu menurut Deputy Development Manager PT Mobil Cepu Limited, Elviera Putri, saat ini kapasitas produksi minyak mentah di Lapangan Banyu Urip sekitar 20.000 bph. Produksi minyak mentah itu bersumber dari 49 sumur. “Produksi minyak mentah di Lapangan Banyu Urip 20.000 barel per hari,” ujarnya.
Di sisi lain, pemerintah juga sedang mengerjakan proyek rekayasa, pengadaan, dan konstruksi Banyu Urip. Proyek itu meliputi pembangunan fasilitas produksi di Lapangan Banyu Urip, pembangunan pipa untuk alir muat minyak mentah Bojonegoro-Tuban, pembangunan dermaga untuk bersandar kapal tangker di Tuban, dan pembangunan infrastruktur.
Proyek Banyu Urip itu diperkirakan menelan dana hingga Rp6,3 triliun dan ditargetkan selesai pada 2014. Setelah fasilitas itu selesai dibangun maka selanjutnya produksi minyak mentah di Lapangan Banyu Urip akan dimaksimalkan hingga 165.000 bph.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar